Minggu, 12 Februari 2023

Hoogmoed Komt Voor De Val

 

Sha Mantha

Oleh Sha Mantha

Kembalikan kekuasaan di tangan Rakyat

Bonifacius Cornelis de Jonge
Gubernur Jenderal India-Belanda ke-63 Terhitung sejak 12 September 1931 hingga
16 September 1936

Di tahun 1935 mengatakan;

”Als ik met nationalisten praat, begin ik altijd met de zin: Wij Nederlanders zijn hier al 300 jaar geweest en we zullen nóg minstens 300 jaar blijven. Daarna kunnen we praten.”

Artinya;
Apabila Saya berbicara dengan para Nasionalis, Saya selalu memulai dengan kalimat: Kami Belanda telah di sini 300 tahun dan kami bahkan akan tinggal paling sedikit 300 tahun lagi. 
Kemudian kita bisa bicara.

Dan 10 Tahun kemudian (1945)
Rakyat bisa menang Merdeka


Sha Mantha


Saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak

Saya menggambar dua gunung dengan matahari ditengahnya

Anda juga sama? Tentu saja

Saya adalah produk Elite Global seperti halnya miliaran orang dibelahan Bumi lainnya, yang sejak kecil sudah dipersiapkan untuk masuk ke dalam kotak yang sudah di kelompok-kelompokkan

Sehingga bukan hanya Saya saja

Melainkan siapapun yang terlanjur masuk ke dalam kotak, kesulitan jadi diri sendiri

Anda akan dikucilkan oleh kelompok masyarakat, kelompok kerja, komunitas sosial, bahkan kelompok religi, jika Anda berani keluar dari kelompok tersebut


Sha Mantha


Lalu saat Sekolah Dasar

Saya diberi buku pelajaran sejarah, tentang Manusia pertama yang mendarat di Bulan, lengkap dengan fotografer dan crew film di dalamnya

Dan saya juga bahkan diajarkan cara membohongi orang menggunakan Politik Devide Et Impera (Propaganda / Adu-Domba)

Tekhnik ini pula yang digunakan oleh Elite Politik di Indonesia untuk mengadu-domba

Agar Rakyat sibuk saling bertengkar membela kesalahan dan kepentingan pribadi Elite Politik

Lalu dihukum menggunakan aturan yang berlaku, jika ada Rakyat yang berani menyinggung, akan diciduk, dipenjara bahkan dibunuh atau minimal di persekusi, di keroyok oleh massa bayaran para Elite Politik ( Buser)

Dan

Ya....

Begitulah sikap proaktif para Elite Politik Lokal Indonesia hingga kini

Mereka duduk satu meja, makan minum dan ngopi bersama, saat bertemu

Dan Anda masih saja bertengkar tapi enggan tersadar bahwa Anda dipaksa memilih salah satu para Elite Politik tersebut yang sejatinya berteman baik

Jangan pernah bermimpi Elite Politik terdampak jerat hukum

Karena penjara Elite dengan fasilitas mewah, khusus disiapkan untuk Kacungnya

Mereka yang membuat aturan
Mereka pula yang melanggar

Hukum hanya berlaku untuk Rakyat, bukan untuk Elite Politik

Elite Politik tersebut mengaku dirinya Pribumi untuk mengejar Kekayaan Pribadi

Ia menjadi Kaya Raya setelah menjadi Pejabat Negara dan keluarganya mendadak jadi kaya raya dan mendapatkan jabatan sebab seumur hidupnya hanya sibuk mengejar kesenangan, Wanita dan kepentingan Keluarganya saja

Kalau memang ingin membangun Bangsa

Tentu saja Ia akan menyumbangkan Kekayaan Pribadinya untuk Bangsa dan Negara

Namun terjadi

Hutang atas nama Negara, disumbangkan atas nama Pribadi

Dunia Pendidikan pun jadi ladang Korupsi merenggut hak serta masa depan anak-anak Indonesia

Sebab kesaktian tanam Padi di tanah-tanah diantara Panennya di luar teritori

Orang-orang ini, tiap keluar kotoran, yang setiap hari dikeluarkan, kotoran import

Seharusnya Rakyat miskin berkurang bukan bertambah

Sebab kunci dan yang mendapat jabatan negara adalah para orang cerdas berbakat, bukan keluarga sendiri

Namun
Rakyat hanya diberi ilusi, tanpa sadar, hanya dipaksa untuk menyumbang dan membayar hutang

Elite Global maupun Bangsa Penjajah Kolonial 

Bukan menjajah menggunakan kekuatannya sendiri

Melainkan menggunakan 3% Elite Pribumi yang ingin hidup bebas menjadi Sultan

Maka biarkanlah saja para Elite Politik Menyombongkan diri

Tak perlu memperdulikannya terlebih memilih

Biarkan Kotak Kosong nyaring bunyinya

Biarkan para Elite Politik ini marah kepada Asing, saat kepentingan/kekuasaan Pribadinya terusik oleh Asing


Sekilas Tentang Penulis


Sha Mantha


"Saya adalah IBLIS bagi sekalian NABI-NABI Pemilu dan umatnya, yang melawan TUHAN dan ajaran di antaranya, yang menghalangi masuk di antaranya, dalam nirwana NUSANTARA"

Saya adalah ABADI

Berkarya Tanpa Narkoba



Sabtu, 11 Februari 2023

Banjir Melanda Kota Solo

 

Warga bersua foto ditengah banjir yang menggenangi pemukimannya di Kec. Jebres
Surakarta Jawa Tengah Sabtu 11/02/'2023


Oleh Sha Mantha


Sejak Jum'at malam 10/02/'2023

Banjir setinggi 300-500 centimeter
Melanda Pemukiman warga di 5 Kelurahan, wilayah administratif Kecamatan Jebres, Surakarta Jawa Tengah

Meliputi Kelurahan Jebres, Kelurahan Gandekan, Kelurahanmaang Sawit, Kelurahan Kampung Sewu dan Kelurahan Semanggi


Kondisi pemukiman warga yang terendam banjir
Siang tadi, Sabtu 11/02/'2023


Banjir meluas hingga Timur Kecamatan Jebres yaitu Gulon
Plesungan, Kec. Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah


Sabtu Malam 19.00 wib 11/02/'2023
Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah



Banjir yang menggenang hingga akhir pekan ini Sabtu Malam 11/02/'2023 22.10 wib

Membuat sebagian besar warga yang terdampak banjir mengungsi ke tempat yang lebih aman


Lokasi Banjir di Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah Sabtu 11/02/'2023


Sementara hingga siang hari tadi
Warga sekitar masih melakukan proses evakuasi melalui penyisiran Kali Cengeng Karangjoho secara manual


Penyisiran Banjir oleh warga di Kali Cengeng Karangjoho


Hingga berita ini diturunkan
Masih belum diketahui secara pasti penyebab banjir tersebut terjadi


Banjir Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah
Sabtu 11/02/'2023


Tidak ada yang pernah mengingat, apa saja yang telah dibuang ke tempat sampah

Dengan sampah organik yang berasal dari rumah tangga sebagai sumber sampah terbesar yang berakhir di TPA
Sayuran, bungkus makanan, botol bekas minuman kemasan, kain dan lain sebagainya

Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah


Hutang manusia kepada alam, tak sebanding dengan apa yang telah Alam sediakan untuk manusia

Sedangkan Alam masih tetap memberikan hasil Buminya, menyediakan air dan oksigen secara cuma-cuma

Jumat, 10 Februari 2023

Bangunan Pertama Kraton Kasunanan

 

Sha Mantha


Oleh Sha Mantha

Tewasnya  10.000 Etnis Tionghoa di Pulau Jawa

Akibat geger pecinan yang dikomandoi oleh Gubernur Jenderal Valckenier VOC di Batavia pada 7 Oktober 1740

Turut meruntuhkan Ibukota Negara yang berada di Kraton Kasunanan Kartasura Jawa Tengah

Pakubuwana II
Putra Amangkurat IV Raja ke-8 Kesultanan Mataram (1719 – 1726)
dengan permaisuri (GKR. Kencana)

Lantas membeli sebidang tanah pada seorang Lurah bernama Kyai Sala guna memindahkan Negara Mataram yang saat itu rusak dan porak-poranda

Dan membuat arak-arakan meriah berupa Boyong kedhaton dari Kartasura menuju ke Desa Sala, sebagai simbolis perpindahan Istana Negara, pada 17 Februari 1745

Sedangkan pemerintahan dijalankan dari Ponorogo Jawa Timur

Bersama Kebo Kyai Slamet hadiah dari Bupati Ponorogo


Jenis Kerbau ini untuk ritual tolak bala berupa Upacara Adat, semisal Larung Ke Pantai Parangkusumo maupun dilarung ke Ndlepih, dalam tradisi tahunan, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Pakubuwana II
Memutuskan berangkat meninggalkan Ponorogo menuju desa Sala, dengan menunggangi gajah kesayangannya, guna mencari titik lokasi Kraton Kasunanan yang hendak dibangunnya

Setiba di Sriwedari


Stadion Sriwedari
Jl Slamet Riyadi, Penumping Surakarta Jawa Tengah


Kebo Kyai Slamet berhenti di sebuah sumber mata air

Pakubuwana II kemudian turun dari atas punggung Gajah tunggangannya dan memutuskan untuk beristirahat beberapa saat

Namun saat bersiap hendak melanjutkan perjalanan

Kebo Kyai Slamet malah berkelahi dengan Gajah tunggangannya hingga terperosok dikubangan air

Karena geram kesulitan melerai perkelahian kedua hewan kesayangannya

Pakubuwana II seketika memotong salah satu telinga Kebo Kyai Slamet

Dan memerintahkan hewan kesayangannya tersebut, beranjak meninggalkan Sriwedari

Setelah berjalan beberapa kilometer, tepat  di Gladak - Saat ini - Batas Pohon Beringin Kembar batas jalan masuk / keluar menuju sisi alun-alun Utara


Gladak
Jl. Slamet Riyadi Surakarta Jawa Tengah


Kebo Kyai Slamet kembali berhenti dan enggan untuk bergerak


Arca Gladak
 Patung Penjaga Gerbang Utara
Pintu Gapura Masuk Bangunan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Maka oleh Pakubuwana II
Diputuskan saat itu juga, bahwa di titik inilah, lokasi pembangunan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditentukan

Menggantikan Ibukota Negara Mataram yang lama dan telah rusak, sebagai pusat pemerintahan Negara Jawa berikutnya

Mengingat masih belum ada apa-apa di wilayah Ibukota baru

Pangeran Mangkubumi, kakak kedua Pakubuwana II , yang lahir dari selir Amangkurat IV bernama Mas Ayu Tejawati


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Merancang sebuah Produk arsitektur Bangunan Jawa Murni abad ke-18 yang dikhususkannya sebagai kediaman Pakubuwana II
Selaku Raja Kesultanan Mataram Ke-9  ( 1726-1742 )
Sekaligus Raja Terakhir Kasunanan Kartasura dan Raja Pertama Kasunanan Surakarta Hadiningrat ( 1745-1749 )


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Pangeran Mangkubumi
Merepresentasikan unsur tradisional  arsitektur Kerajaan Jawa, baik dari aspek tata ruang, tampilan bangunan, bahan bangunan maupun struktur bangunan; Pendopo, Pringgitan serta Ndalem


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Di dalam bangunan Ndalem, terdapat; Gandhok Kiwo dan Gandhok Tengen

Sedangkan Gandhok Tengah/Krobongan dari Ndalem Purwodiningratan menjadi bagian yang disakralkan dan difungsikan sebagai tempat pemujaan pada Dewi Sri/
Ibu Bumi - Tempat Segala Pangan Serta Tetumbuhan Berasal yang di lambangkan dengan Sapi / Yoni, simbol / tempat Kesuburan berasal

Setelah perjanjian Giyanti tahun 1755
Pangeran Mangkubumi yang mendapat wilayah alas Mentaok, kemudian mendirikan Kesultanan Yogyakarta dan menjadi Sultan Pertama bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana I (1755-1792)

Sebagaimana Bangunan pertama yang ada di Komplek Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di saat-saat pembangunan Kraton dilakukan


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Rumah ini turut pula digunakan sebagai basecamp pekerja serta tempat material bangunan

Dan menjadi tempat tinggal Pangeranan Purwodiningratan, yang di kemudian hari dikenal sebagai Ndalem Purwodiningratan dan berdiri di dalam komplek Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat 

Tanpa mengurangi nilai-nilai tradisi Jawa yang telah dibangun oleh pendahulunya

Di era ISKS Pakubuwana X (1893-1939)

Kraton Kasunanan Surakarta
Direnovasi menjadi lebih megah dengan sedikit sentuhan arsitektur Eropa

Seiring waktu 278 tahun pun berlalu

17 Februari 1745-17 Februari 2023

Kemegahan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Desa Sala, tersisa bangunan usang yang digerus oleh zaman

Disaksikan bangunan rumah ini, yang masih tetap kokoh berdiri, walau suram tak tersentuh

Air mata yang berasal dari rasa sakit, bernilai satu juta cahaya - KS

Peraturan tentang Cagar Budaya Yang Membatasi - Pada akhirnya hanya sampai pada ketidakjelasan akan nasib bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia

Sehingga Cagar Budaya menjadi tidak terawat dan rusak

Segera Revisi Undang-Undang Cagar Budaya

Dan Lindungi Situs-Situs Bersejarah di Indonesia

Revitalisasi sama dengan menyesuaikan usia dari bangunan

Memperbaiki sama dengan tidak merusak nilai-nilai historis didalamnya

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...