|
Susi Ambar Rukmi Photo taken Roki Project |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
Krisis ekonomi seakan merantai jutaan umat Manusia ke dalam Penjara Pengangguran
Di Negeri Kaya ini, ancaman Pengangguran merupakan beban berat yang mengelayuti bahu kaum Muda
Tiap tahun sejumlah besar Pelajar dan Mahasiswa, harus terjebak dalam keadaan stuck tak Bergerak
Semua karena sistem Sosial-Ekonomi bagai Neraka di muka Bumi
"Kepada yang menerima gaji dari Rakyat"
Rakyat tidak perlu dimiskinkan, karena sudah bahagia secara apa adanya
Tidak perlu diberi Kaya, sebab Survival terbaik dalam seleksi alam
Tak perlu dibohongi, dimana sudah sangat mengenal konsep Ketuhanan dalam menjalankan kehidupannya
Tidak perlu di gusur, di usir, sebab begitulah, tanpa terus didesak kerap tersinggkir dengan sendirinya
Tidak perlu digebuk, ditendang, dipentung, ditembaki, sudah hakekatnya di mana saja siap mati
Maka kata-kata Saya adalah RACUN BERBAHAYA, berikut dibawah ini;
* "Ikhlas ditipu"
* "Habis Covid terbitlah Coped"
* "Diam mati, bergerak apalagi"
* "Bertanya di jawab Penjara, bergerak titik bidik senjata"
* "Berhenti sebagai Rakyat"
* "Musuh abadi adalah saudara sendiri"
* "Beban Negara Kami Penanggungnya, Dosa Negara siapa yang menanggungnya?"
* "Tanda Kiamat itu sederhana, Pastor/Pendeta/Kyai/Biksu diatur maling, artinya keterlibatan Tuhan di setiap segala aktivitas/TAUHID di antara Kita pun selesai"
* "Menanam atau di tanam"
* "Luka-luka kehendak"
* "Adil tanpa diminta, beradab tanpa diarah, bijak tanpa diperintah, bertindak tanpa tekanan dan banyak lagi yang saya tidak ingat, sebab benar-benar sakit Jiwa"
BOHONG SEMUA
PEMBOHONG SEMUA
ILMUWAN BILANG
CENDIKIAWAN BILANG
Ilmuwan cendikiawan bayaran
Ilmu pengetahuan teknologi informasi, siapa pun menguasai, sejahtera hidupnya
Jutaan kaum miskin muda, kuasai ilmu pengetahuan teknologi informasi, Blangsak hidupnya
Di bawah sistem kapitalisme semua lini telah dimonopoli
Dimonopoli si kantong tebal
Pemilik kantong tebal;
si penguasa
si pengusaha sisa-sisa
feodal sisa-sisa
kolonial Anak manja
pemilik kapital global
Disebut neofeodal
dulu anak raja jadi raja
Kini anak pejabat jadi pejabat
Saudara-saudara
Di republik ini telah lahir kerajaan baru
Dikuasai anak-anak neofeodal
Feodal baru
Anak-anak feodal baru
bohong semua
pembohong semua
Memaknai TRISULA WEDHA
TRI : bermakna 3 ( tiga )
SULA : berarti Pusaka berbentuk Mata tombak, bisa 7 ( Tuju ) bisa juga 3 ( Tiga )
WEDHA atau Vedha yaitu:
Kitab Suci berisi sekumpulan Ajaran Sang Buddha, Sidharta Gautama, yang dicatat menggunakan bahasa Pali yaitu bahasa suatu suku Bangsa, yang berada di Benua Asia bagian Tenggara, tempat Sang Buddha tinggal menetap hingga nafas terakhirnya
Maka TRISULA WEDHA adalah Filosofi
Yang merupakan dasar dalam menegakkan PANCASILA sebagai Azas Tunggal/Kesepakatan Bersama bagi Republik Indonesia, yang sampai detik ini, belum diaplikasikan oleh seluruh Pimpinan Negara
Sebab, Pancasila baru dibentuk pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 serta dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah dan seketika Sakti 4 bulan kemudian pada 1 Oktober 1945
Sedang apabila, dapat memahami karakter leluhur BANGSA INDONESIA
Kenyataan Sejati / Kenyataan Murni adalah; Absolut-Supreme Reality
Dan bukan hasil ciptaan pikiran maupun konsep, bukan hal yang Bias, bukan hal yang Multi-Tafsir
Tidak berubah, tetap demikian adanya
Sebagaimana mestinya dan demikian adanya
Dulu sekarang sampai selama-lamanya
Sebelum Pikiran Saya dan Pikiran Anda lahir
Bahkan setelah Saya dan Anda
Pikiran Saya dan Pikiran Anda
Sudah tidak ada lagi di dunia ini
Leluhur Nusantara pernah mengatakan dalam sebaris kalimat;
"BHINNEKA TUNGGAL EKA TAN HANA DHARMA MANG RUA"
Yang bermakna;
Dunia ini meskipun Berbeda - beda, dengan skala yang berbeda - beda dengan fungsi dan tugas yang berbeda - beda, tetapi
"TUNGGAL EKA"
Sejatinya;
SATU KESATUAN YANG UTUH
|
Susi Ambar Rukmi Photo taken Roki Project |
TAN HANA DHARMA MANG RUA;
Tak ada kebenaran dalam segala sesuatu yang Bias/Dualitas
Sedangkan Multitafsir adalah Bias, satu ayat yang dibaca oleh 10 orang, dapat menjadi 10 tafsiran
Selama hal itu masih merupakan tafsiran - tafsiran, konsep-konsep yang diciptakan oleh pikiran
Maka masih belum benar
Masih Bisa benar dan bisa salah
Bisa benar menurut Saya
Bisa Salah menurut Anda-Subjektif
Sedangkan TRISULA WEDHA Merupakan Sebuah Filosofi yang Bermakna;
LURUS
BENAR
JUJUR
Yaitu sebuah Karya Ciptaan Raja Kediri berisi Jangka
Berupa Kitab Ramalan Raja JAYABAYA, yang masih bisa benar, masih bisa salah, Bias dan Multi-Tafsir
Bahkan jika seluruh Ramalan Raja JAYABAYA menjadi kenyataan
Ia adalah golongan religius, yang masih mempercayai keberadaan Tuhan Semesta, yang menjalankan kehidupan keagamaannya, sebagai seorang penganut ajaran Buddha beraliran Mahayana dalam menunjang perjalanan Spiritualnya
Maka dari hal demikian Ia tidak dapat diremehkan, dalam membentuk suatu Kepribadian Sejati, terhadap hidup Manusia di seluruh Dunia
Sebab dari keberadaan Raja JAYABAYA, seorang penerus MATARAM yang mengemban tugasnya di Bumi dalam melanjutkan Visi Misi Sang IBU PERTIWI
Ia hidup pada abad 8 Masehi dan berasal dari Wangsa Syailendra
Serta hanya Berjarak 1 Abad dari Ratu Shima pendahulunya, pemimpin Negara Kalingga yang berkuasa pada abad ke-7 Masehi
Pencetus Negara Swasembada Pangan melalui Sistem Pengairan/Subak di Kehidupan Pertanian
Pencetus Hukum Undang-Undang Pancasila Sila
2. Kemanusiaan yang adil dan Beradab
5. Keadilan Sosial Sosial Bagi Seluruh Rakyat Nusantara
Panglima Perang Wanita Sang Aplikator Burung GARUDA YAKSA
Sebagai Simbol Peradaban Manusia Modern Pertama Nusantara, yang sedang menuju pada keutuhan Manusia atas segenap hidupnya
Bagi Manusia tertindas yang selama ini terkungkung dan terkekang, dikendalikan hidupnya oleh Manusia lainnya, bernama Penindas
Maka sudah seharusnya berkesadaran, guna meraih Kebebasan Hidupnya dengan Berfikir, Bergerak dan Bertujuan
Bahkan di masa sekarang tertuang
Dalam Sistem Solusi Nasional dengan berbagai sistem Pengunci Keburukan Akhlak Warga Negara serta Aplikasi Ekonomi dalam UUD'45 pasal 33
Apabila Negara, menggunakan Sistem Solusi Nasional TRISULA WEDHA serta mengaplikasikan UUD'45 pasal 33
Maka mayoritas usaha Nasional diseluruh negeri akan dikontrol oleh Rakyat, di dalam BADAN USAHA MILIK MASYARAKAT REPUBLIK INDONESIA menuju Kesejahteraan dan Kemakmuran
Bahkan Bisnis NARKOBA, akan sulit beredar
Sehingga secara otomatis, memakmurkan Bangsa dan Negara, mencapai Hidup Rukun, Sejahtera
Serta bangkit menjadi Bangsa yang Kaya Raya, dari hasil mengolah Sumber Daya Alam, sehingga mampu membantu Negara lain dalam mewujudkan Perdamaian Dunia
Dengan Pemberlakuan KITNAS, misalnya
Pada saat Negara mengganti e-KTP dengan KITNAS ( Kartu Identitas Tunggal Nasional )
Seluruh KORUPTOR akan tertangkap, sebab terseleksi ketika hendak mendapatkan KITNAS
Sebagaimana Kartu Identitas, digunakan pada berbagai transaksi di Bank
Bahkan Warga Negara Asing, wajib memiliki KITNAS sebagai identitas diri sebelum masuk ke Indonesia, maupun pada saat melakukan transaksi Keuangan, setelah berada di wilayah Indonesia
Dengan demikian, keberadaan KITNAS, mampu menjamin Kemakmuran dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia
Sehingga segala bentuk tindakan Kriminal, turun drastis dan berjalan sesuai aturan Undang-Undang dalam penegakan Hukum yang lebih tinggi
Sebab Sistem TRISULA WEDHA telah turut mengaplikasikan Makna Dari PANCASILA
Dengan Tidak memberlakukan Hukum Tebang Pilih maupun Terpidana Mati
Selain hanya sebagai Pendidikan bagi Masyarakat yang mengerti cara dalam berbangsa dan bernegara
Melalui Terapan Pola Hukum dalam sistem TRISULA WEDHA
Tentu lebih Mumpuni Dalam Menyadarkan seluruh terpidana agar berhenti melakukan keburukan Moral
TIDAK ADA PROGRAM untuk BERPERANG, kecuali DAMAI dan KESENANGAN
Jika Rakyat bertanya, kapan waktu yang tepat untuk melakukan "REVOLUSI SOSIAL?"
Jawabannya adalah jeda waktu antara hari kemarin dan hari esok
Karena tangis dan air mata, kelaparan dan kemiskinan, penindasan dan kekecewaan Rakyat, tidak dapat dibiarkan berlarut-larut
Mungkin saja setiap orang bisa kau kibuli, tapi hati nuranimu akan selalu tau, kelayakan peri-lakumu