Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Februari 2024

Dana Desa Menuju Desa Kreative Mandiri


Ditulis oleh Editor Sha Mantha


 

In Frame Sha Mantha 




Susi-ambarrukmi.com-Dalam upaya mewujudkan Desa yang mandiri, berproduktivitas tinggi, berdaya saing dan kompeten.

Membangun inovasi serta kreativitas secara kolektif, wajib digalakkan oleh segenap masyarakat Desa.

Supaya dapat direalisasikan melalui Desa-Desa yang Berbhinneka Tunggal Eka.

Dimana Desa-Desa dengan budaya yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan yang sama, menuju Ketahanan Pangan Desa.




Lahan Pertanian 




Sehingga fungsi Desa sebagai penghasil sekaligus sumber Pangan, tetap terjaga eksistensinya.




Perkebunan Sayur Mayur


 


Tentu keberadaan Desa bukan sekedar naik kelas, seiring peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia didalamnya, sebab fungsi Desa sangat berkontribusi, terhadap pembangunan Bangsa.




Foto ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 

Di tahun 2015 silam

Pemerintah Indonesia mulai mengalokasikan Dana Desa, yang tertuang dalam peraturan Undang-Undang Nomor 6 ,Tahun 2014, mengenai Desa.




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 




Sementara peningkatan Alokasi Dana Desa, bertujuan mewujudkan Indonesia maju.

Sedangkan penggunaan Dana Desa, telah diputuskan melalui forum musrenbang, serta menghasilkan pencapaian Infrastruktur yang signifikan.

Dana tersebut berasal dari anggaran Negara, yang ditransfer melalui anggaran daerah, guna membiayai administrasi pemerintahan Desa, pemberdayaan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Masyarakat serta Pembangunan Infrastruktur.

Melalui Peraturan Pemerintah, No. 60, Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah No. 22, Tahun 2015.

Sebagai dasar hukum dalam penyusunan Permendesa, mengenai Prioritas dalam Penggunaan Dana Desa.

Prioritas utama dari penggunaan Dana Desa, adalah untuk pembangunan infrastruktur yang swakelola.

Dengan 7 Isu Prioritas Penggunaan Dana Desa, tahun 2024, diantaranya:

1. Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

2. Intervensi Percepatan Eliminasi TBC

3. Ketahanan Pangan Nabati dan Hewani

4. Pencegahan Peredaran Narkotika

5. Penurunan Stunting

6. Dana Operasional Pemerintah Desa, dan

7. Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 



Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring yang baik, dengan cara mengajak masyarakat untuk rembug Desa, yang dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Dana Desa diarahkan untuk padat karya, sehingga semakin banyak orang yang bekerja menggunakan Dana Desa.

Disertai transparansi Kepala Desa, berikut aparatur Desa yang akuntabel dan terbuka, dengan cara menempelkan jumlah angka penggunaaan, di tiap papan RT serta RW.

Hal tersebut diharapkan, agar semua pihak dapat bergotong royong dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, dimulai dari Desa.

Sehingga Dana Desa dapat difokuskan untuk memperkuat kebijakan fiskal nasional:

( Kemiskinan Ekstrem, Stunting dan iInflasi ) di tingkat Desa dan sinergi penggunaan Dana Desa.

 



Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 




Selain mampu membangun ribuan kilometer jalan Desa, Jembatan, Pasar Desa, kegiatan BUM Desa, Dermaga Perahu, kolam Ikan, Irigasi dan lain sebagainya.

Dana Desa juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup Masyarakat melalui Pembangunan fasilitas umum semisal gelanggang arena Olahraga, Air Bersih, MCK dan lain-lain.




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 


Menurut laporan Data sementara menunjukkan, penurunan jumlah Desa tertinggal, pada tahun 2018 silam yang semula sebesar 14.047 Desa, menjadi 4.365 Desa, di tahun 2022.




Gambar Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 

Pengelolaan Dana Desa yang efektif, menjadi peran, serta komitmen Kepala Desa yang transparan dalam penggunaannya, terbukti berhasil menurunkan jumlah angka Desa yang tertinggal.

Melalui data berbasis SDGs Desa, sebagai dasar dari kebijakan Pembangunan Desa dan pemanfaatan Dana Desa.

Dengan kerjasama trilateral serta pendidikan tinggi, dapat memajukan Desa dalam peningkatan Sumber Daya Manusia, Pertumbuhan Ekonomi sekaligus Pelestarian Budaya Lokal setempat.




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 


Dana Desa telah memberikan dampak positif pada Desa-Desa di Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendidikan dan harapan warga Desa.

Melalui pengelolaan yang baik, akan membantu Desa yang mandiri, berdayaguna dan sejahtera.

Rabu, 24 Januari 2024

Sambut Euphoria Imlek 2024

 

Ditulis oleh Editor : Sha Mantha 

 


In Frame Sha Mantha
Photo Taken Silis Boom



susiambar-rukmi.com-Memasuki Tahun Naga Kayu Hijau/Green Wood Dragon.

Pada perayaan Imlek di hari pertama, tanggal 4 Februari 2024 dan Tahun Baru ( Lunar ), yang jatuh pada 10 Februari tahun 2024 ini khususnya. 

Bakal dirayakan cukup meriah setiap tahunnya, oleh segenap Masyarakat Tionghoa di penjuru Dunia.


 

In Frame Sha Mantha
Lokasi Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 



Tak berbeda hal dengan perayaan Imlek di Indonesia, yang sudah tentu bakal semarak dan hidup.

Di isi ribuan stand bazar kuliner khas NUSANTARA, dilengkapi ragam akulturasi pentas seni budaya.

Serta gemerlap ribuan lampion yang terpasang di sepanjang Jantung Kota di penjuru Indonesia.



In Frame Sha Mantha
Festival Lampion

Lokasi Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia  



Dan tak lupa, dilengkapi dengan Pesta Kembang Api, tepat di malam pergantian Tahun Baru Lunar, sebagai puncak acara.


 

Festival Lampion, Lokasi Jembatan Kali Pepe
Jl Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 



Sesuai perhitungan dalam penanggalan China, berdasar pada kalender Lunar China, yang mengikuti siklus Matahari dan Bulan.

Unsur dari Naga dan Kayu, menciptakan energi yang dipercaya membawa, pertumbuhan, keberanian dan kreativitas.

Kayu melambangkan kemampuan beradaptasi yang baik, terhadap perubahan serta sifat-sifat positif seperti, kepekaan dan kebijaksanaan.

Sementara Naga dalam zodiak China, memiliki unsur, tanah, besi, air, kayu dan api, yang merupakan simbol keberanian, ambisi dan keberuntungan.

Sedangkan gabungan antara Naga dan Kayu, menghasilkan dimensi yang menciptakan kepribadian individu yang ambisius dan berani.

Shio Naga sendiri, menjadi ciri bawaan orang yang lahir di tahun 1952, tahun 1964, tahun 1976, tahun 1988, tahun 2000, tahun 2012, dengan kelipatan angka 12 dan seterusnya.


 

In Frame Sha Mantha
Festival Lampion
Lokasi Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 


 

Sementara beberapa Orang dengan ciri-ciri Shio Naga Kayu, berada diantara sifat-sifat berikut: 

1. Kreativitas dan Pertumbuhan

Naga Kayu cenderung memiliki kecenderungan kreatif dan kemampuan untuk berkembang, terbuka terhadap ide-ide baru dan memiliki semangat inovatif yang kuat.

2. Keberanian dan Ambisi

Sifat keberanian dan ambisi mendominasi karakter Tahun Naga Kayu, memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tujuan dan meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

3. Kehidupan Sosial yang Luas

Naga Kayu dikenal sebagai individu yang bersifat sosial dan pandai berkomunikasi, mudah berinteraksi dengan orang lain dan seringkali memiliki jaringan sosial yang luas.

4. Kepekaan dan Kebijaksanaan

Unsur kayu membawa dimensi tambahan pada kepribadian Naga, memberi kepekaan terhadap lingkungan sekitar, serta kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi.

Tetapi perlu diingat, dalam astrologi China, ciri-ciri tersebut, bersifat umum dan tidak mutlak berlaku untuk setiap individu yang lahir di Tahun Naga Kayu.

Faktor-faktor lain seperti, bulan lahir dan jam/waktu kelahiran, juga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang.

 


Klenteng Tien Kok Sie
Jl. RE Martadinata No.12, Sudiroprajan, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 


 

Harapan Tahun Naga Kayu Hijau 2024 di Negara Indonesia 



In Frame Sha Mantha
Festival Lampion
Lokasi Jembatan Kali Pepe
Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 


 

Warnai karakteristik kebudayaan Indonesia yang beragam, yang juga diharapkan oleh segenap elemen Masyarakat luas di Indonesia.

Dapat turut serta, merayakan tahun baru Lunar, dengan penuh kebahagiaan, harapan dan kesuksesan.

Seperti halnya perayaan Imlek di tahun-tahun sebelumnya.

Dari Berbagai Sumber 

Sabtu, 06 Januari 2024

Pesona Kopi Desa Tempur

 

In Frame Sha Mantha
Photo taken Guston Rahardjo 




Gerbang Peradaban Modern NUSANTARA

 

Cerita Keagamaan dan konsep kosmologi,  tentang, perjalanan hidup manusia berupa, Karma, Nafsu dan Keinginan.

Terpahat pada ornamen relief dinding, di 3 ( tiga ) situs Candi yang terletak di dukuh Duplak, Desa Tempur, Kec.Keling, Kab. Jepara, Prov. Jawa Tengah, Indonesia.

Melengkapi peradaban modern NUSANTARA sejak mula-mula, di puncak Gunung Muria, diantaranya; Situs Batara Guru, Prasasti Puncak Songolikur, dll.

Dan tercatat pada abad ke-6 M - 7 M

Dengan Ratu Shima, pemimpin terakhir Negara KALINGGA, yang berdiri tahun ( 594 M - 695 M ).

 

Pasca kematian Brawijaya V

 

Negara Majapahit, segera mengalami kemunduran secara terstruktural, ditandai dengan berdirinya Negara Islam Demak, yang memecah Jawa menjadi 3 ( Tiga ) bagian.

Hal ini memicu perpindahan Ibukota Negara Majapahit yang semula berada di Trowulan, ke bekas Ibukota Negara KALINGGA dahulu berdiri, di wilayah Kec. Keling, Kab. Jepara.

Dengan Kab. Pati, sebagai Gapura Perbatasan/Pintu masuk menuju Ibukota Majapahit yang baru.

Sebelum berakhirnya pemerintahan Majapahit, Hayam Wuruk, membangun Candi Bubrah, sebagai gapura utama, menuju Candi Angin, yang berjarak 500 meter dengan Candi Aso, yang dibangun beberapa ratus meter disebelahnya, tepat di sisi Utara Lereng Gunung Muria.

 

Desa Tempur

 


Area Persawahan Desa Tempur 



Berada pada ketinggian 800-1.000 meter di atas permukaan laut.

Desa yang dikelilingi hamparan sawah berundak bak Ubud Bali tersebut, dihuni kurang lebih 3.000 Kepala Keluarga, dengan ragam kehidupan Pertanian didalamnya.

Selain menanam Padi dan menghasilkan beras kualitas pulen, sayur mayur dan Palawija, menjadi tanaman khas Masyarakat lereng pegunungan yang umum dihasilkan, untuk menopang perekonomian warga Desa.

Sulitnya akses keluar masuk Desa, dikarenakan kondisi jalan berbatu terjal, sebagai satu - satunya jalan penghubung menuju Desa.

Bukan saja mengisolasi Masyarakat KALINGGA, yang sejak dulu menetap di sisi Utara lereng Gunung Muria, hidup terpencil, terhimpit dalam kemiskinan berkepanjangan.

Sebab, tidak banyak hasil pertanian yang dapat dibawa keluar Desa, mengingat sulitnya akses jalan penghubung yang ada.

Sehingga hanya sedikit Beras, serta hasil Pertanian lainnya yang dapat dijual.

 

Kopi Tempur

 


Kebun Kopi


 

Kebun Kopi di Desa Tempur, telah ada sejak puluhan tahun silam.

Namun karena khawatir terkena serangan Hama, terlebih enggan repot menjemur biji-biji Kopi yang dipanennya.

Petani Kopi Tempur rumahan, memilih untuk memetik biji kopi berwarna hijau, dimana tiap masa Panen, satu pohon hanya mampu menghasilkan 2-5 kg ( Dua Hingga Lima Kilogram ), biji Kopi basah yang dijual murah.

Kisaran harga Rp. 4.000 - Rp. 5.000 per/kg ( Empat Ribu Rupiah hingga Lima Ribu Rupiah perkilogramnya ).

Dengan pendapatan rendah sekitar

Rp. 1. 200.000 ( Satu Juta Dua Ratus Ribu Rupiah ), setiap musimnya.

Hingga tahun 2015

Kebiasaan memetik biji kopi muda, mulai berubah, setelah kopi Tempur memenangkan lomba Kopi terbaik kedua di Indonesia, saat uji cita rasa, yang diikuti Kopi-Kopi terbaik se-Indonesia, di Yogyakarta.

Menyadari harga Kopi Merah jauh lebih tinggi, Petani kemudian memetik biji Kopi merah, dan mengalami kenaikan pendapatan lebih dari

Rp. 2. 500.000 ( Dua Juta Lima Ratus Rupiah ),  per musim.

 


Buah Kopi


 

Selain memiliki berbagai macam varian rasa, seperti; Kopi Robusta Petik Merah, Arabika Petik Merah, Robusta Fermentasi, Kopi Jahe, serta kopi Lanang yang dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum Pria.

Desa Tempur juga dikenal, sebagai penghasil kopi jenis Robusta dan Arabika berkualitas, yang di tanam Petani Kopi rumahan, dan mampu menghasilkan 500 - 700 ton ( Lima Ratus hingga Tujuh Ratus Ton ), Kopi tiap tahunnya.

Terdapat sekitar 30 warga yang mampu memproduksi Kopi secara mandiri, seiring meningkatnya permintaan Pasar Lokal.

Sehingga mampu menopang perekonomian Desa dengan sebagian Warga Desa yang menjadi Produsen Kopi.

Keadaan perlahan berubah, setelah Kopi Tempur mulai dikenal oleh Masyarakat di luar Desa.

Begitupun sarana jalan penghubung saat ini yang sudah beraspal, hingga ke Dusun tertinggi Desa Tempur.

Meski sempat terpuruk, oleh pandemi Covid-19.

Permintaan Kopi Tempur, perlahan bangkit menjadi dorongan bagi Warga Desa dalam berinovasi, agar Kopi Tempur dapat diterima oleh Pasar Dunia.

Bahkan saat ini, sudah tidak ada lagi Biji Kopi basah, maupun biji Kopi mentah, yang keluar dari Desa.

Setelah Petani menjualnya kedalam tiga jenis, berupa; biji Kopi kering, biji Kopi Sangrai, dan Kopi bubuk.

 

Agrowisata Desa Tempur


Bunga Kopi 


 

Tradisi Wiwitan petik Kopi Desa Tempur, menawarkan destinasi wisata, sebagaimana Kopi telah dimanfaatkan sebagai agrowisata.

Melalui ritual Petik Kopi Tempur, dimulai dengan memilih biji Kopi terbaik dari beberapa pohon, yang selanjutnya, diawali tradisi panen yang dilakukan oleh tokoh Masyarakat Desa, diiringi tabuhan musik tradisional, diakhiri makan bersama.

Sehingga wisatawan dapat menyaksikan secara langsung, proses mengolah Kopi, mulai dari memecah biji Kopi, bersama para Wanita, yang menumbuk biji Kopi untuk dikonsumsi sendiri.

Kini, Desa yang dulu terisolasi, terhampar jutaan Biji-biji Kopi yang dijemur di sudut tepi-tepi jalan tiap panen tiba, dengan beberapa Keluarga membuka kedai Kopi di dusun-dusun, mengubah gaya hidup konvensional, menuju ekonomi kreatif mandiri. ( sha/as/h/ua/rk )

Rabu, 18 Oktober 2023

TANTRA Jalan Alternatif

 

Photo taken Roki Project
Producer Joki Huang


Oleh   Sha Mantha

Editor Sha Mantha

 

Setiap orang yang pernah tinggal di Desa atau telah menghabiskan masa kecilnya di Desa, memiliki kisah untuk diceritakan

Bukan suatu kebetulan apabila Saya pernah tinggal dan menghabiskan masa kecil Saya di Desa, sehingga banyak kisah yang dapat Saya ceritakan

Apa yang begitu mudah dipercaya di Desa mungkin tampak tidak masuk akal serta tidak ilmiah bagi pikiran Urban yang Rasional

Tetapi fenomena ini adalah kenyataan hidup Saya

Saat dewasa

Saya menjalani kehidupan sebagai Manusia Urban, tempat dimana Saya telah bertahun-tahun hidup di kota besar, hingga sekarang

Saya membutuhkan semua orang dengan seluruh keinginan Duniawinya, agar terhubung pemahaman, bahwa Keinginan untuk kesenangan Material dan Aspirasi Spiritual saling Eksklusif, dalam menyiapkan panggung untuk perjuangan Internal tanpa akhir

Meski kebanyakan orang, lebih tertarik pada Keyakinan dan Praktik Spiritual, tetapi Mereka memiliki dorongan alami untuk memenuhi Keinginan Mereka

Selain tidak adanya cara untuk mendamaikan kedua Impulsif ini, maka Mereka menjadi korban rasa bersalah, lantas mengutuki diri sendiri atau bahkan menjadi Munafik

Struktur kehidupan memberi pemenuhan Sejati dan Abadi, ketika semua benang ditenun sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh Alam

Ketika dilahirkan, kehidupan secara alami membentuk diri di sekitar pola tersebut

Tetapi ketika kita tumbuh, ketidaktauan Kita, Keinginan, Keterikatan, Ketakutan dan Gambaran Palsu Orang lain dan Diri Kita Sendiri, melilit dan merobek-robek benang, sehingga merusak kain

Berlatih, mem-reweaves kain dan mengembalikannya pada pola asli, masih menjadi jalan yang Sistematis dan Komprehensif

Melalui Pengetahuan dan Praktik yang mendalam tentang Mudra, Mandala, Mantra,Yoga Hatha, Pranayama, Ritual, Yoga Kundalini, Yoga Nada, Visualisasi Tuhan Semesta, Alkimia, Ayurveda, Astrologi dan Ratusan Praktik Esoterik dan yang lainnya, guna menghasilkan kemakmuran duniawi dan spiritual berpadu sempurna dalam disiplin Tantrik/Tantra

Bumi Sambaradha Budhara-Candi Borobudur

Secret Portraiture Sha Mantha



Rabu, 19 April 2023

Pesona Taman Laut Caribbean Van Java

Karimun Jawa-Kab. Jepara Jateng, Indonesia


 

Penulis Sha Mantha

 Editor Sha Mantha


Terdiri dari beberapa pulau kecil di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah Karimunjawa

Kepulauan ini berada di Laut Jawa dengan ±1.500 hektare luas daratan serta ±110.000 hektare perairan

Dari Pelabuhan Pantai Kartini menuju Pulau Karimun Jawa, hanya terdapat satu Kapal Ferry yang berlayar setiap dua hari sekali

Sedangkan masyarakat setempat, biasa menggunakan Perahu motor kecil berbahan solar sebagai sarana transportasi sehari-hari untuk menunjang mobilitas warga setiap harinya

Dengan 5-6 jam jarak tempuh penyebrangan

Dan 30 menit jalur udara dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju Bandar Udara Dewa Daru; berupa landasan Pesawat kecil yang berada di Pulau Kemujan dan menampung pesawat kecil jenis CASA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai

Selain itu, Pesawat Susi Air juga kerap di sewa untuk penerbangan menuju Pulau ini

Hidangan laut, umum dijajakan di sepanjang alun-alun Pulau Karimun Jawa sekaligus kuliner khas yang mudah dijumpai di hampir sudut pemukiman warga

 

 

Karimun Jawa-Kab Jepara Jateng Indonesia




Pulau ini tidak terlalu besar tetapi padat dengan ragam kehidupan didalamnya

Akulturasi Hindu peralihan Islam sangat kental mewarnai kebudayaan masyarakar Jepara

Dimana setiap 1 syawal tepatnya di tanggal 7 Syawal ( Bulan Islam ); hari ke-7 perayaan hari raya Idul Fitri

Tradisi larung kepala kerbau disertai ragam hasil bumi ke tengah laut, yang berpusat di Pantai Kartini dan diikuti oleh masyarakat di sepanjang Pesisir Pantai paling utara Jawa

Dirayakan secara meriah disertai rangkaian pesta rakyat didalamnya, diiringi acara Halal Bihalal

Dilalui oleh iring-iringan Perahu menuju ke Pulau-Pulau kecil dengan menikmati ketupat, serta beras ketan yang direbus di daun kelapa yang masih muda ( Janur ), sebagai hidangan khasnya dan digantung di setiap tiang pintu-pintu rumah


Ketupat Lepet


 

Sekaligus momen untuk berziarah ke makam Putra Sunan Kudus, Para Wali penyebar agama Islam dan kaum Ulama pengikutnya yang dimakamkan di Pulau Karimun Jawa serta Pulau-Pulau kecil disekitarnya


Lomban Pantai Kartini Jepara

 

Pengaruh Hindu yang lebih kental ketimbang Buddha yang semula lebih dulu dianut sejak era Negara Kalingga, sebagai ajaran hidup oleh masyarakat di paling ujung utara Jawa 

Dimulai saat itu Ibukota Negara Majapahit Hindu, di pindahkan di bekas puing Ibukota Negara Kalingga sesaat setelah kematian Brawijaya V

Tepatnya di wilayah Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, saat ini

Disusul perpindahan Ibukota Negara Islam Demak di wilayah Sukolilo Kabupaten Pati Jepara, tak jauh dari pintu gerbang wilayah perbatasan Negara Majapahit di masa Sultan Prawoto, Raja Kesultanan Demak ke-IV yang memerintah tahun 1546-1549

Kematian Sultan Prawoto turut mengakhiri Negara Islam Demak 

Seiring kedatangan Portugis di Jawa, tahun 1549 yang mendirikan Pangkalan Militer di tengah-tengah wilayah Kesultanan Demak dan Majapahit

Dengan Ratu Kalinyamat, adik Sultan Prawoto yang berjuang mati-matian mempertahankan Jepara, wilayah bawahan Demak dari serangan Portugis yang secara bersama-sama, mendukung Kesultanan Ternate, Kesultanan Aceh, Kesultanan Malaka, mempertahankan wilayah perbatasan di Malaka

Ironisnya diwaktu yang bersamaan

Ratu Kalinyamat mendapat serangan penaklukan dari Panembahan Senopati

Berdalih sebagai penerus Kesultanan Demak

Panembahan Senopati memanfatkan situasi dengan cara berbohong jika Ia telah berhasil membunuh buron Negara Islam Demak yaitu Arya Penangsang, yang telah menghabisi Sultan Prawoto beserta Permaisuri

Di bantu VOC Belanda

Panembahan Senopati kemudian mendirikan Negara Mataraman Islam dan berlaku sebagai Raja Pertama Kesultanan Mataraman Islam, memerintah tahun 1586-1613

Berdiri di sebidang tanah yang dihadiahkan oleh Sultan Hadiwijaya, Raja Pertama Kesultanan Pajang, penerus Demak yang memerintah tahun 1554-1583di wilayah Kota Gede Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini

Akibat kelelahan menerima serangan Portugis yang secara bertubi-tubi menghancurkan Istananya, ditambah kekalahan pasukan bantuannya di wilayah Kesultanan Ternate, Kesultanan Aceh dan Kesultanan Malaka yang terjadi secara terus menerus

Tanpa perlawanan yang berarti

Panembahan Senopati berhasil menaklukkan Ratu Kalinyamat dan memaksanya tunduk di bawah Mataraman Islam


 

Dari Berbagai Sumber


Senin, 03 April 2023

Ekonomi Kreative-Desa Hang Tuah Prov. Riau

 

Sha Mantha



Editor Sha Mantha

Penulis Sha Mantha


 

Free Trade Zone

Peredaran Narkotika telah meraup keuntungan signifikan dalam perdagangannya

Dengan Tanjung Pinang sebagai zona pertama peredaran, disusul Perairan Riau, sebagai wilayah kedua peredaran

Provinsi Riau yang berbatasan dengan Selat Malaka dengan Singapura di sisi Selatannya

Menjadi penghubung pulau-pulau kecil yang terletak di Timur Sumatera

Dengan Zona Perdagangan Bebas, yang terdiri; Kawasan Sijori-Singapura-Malaysia dan Kepulauan Riau Indonesia

Eksistensi Narkotika, yang begitu mudah ditemukan, bukan hanya dijual dengan harga murah dalam mempercepat indeks jumlah pengguna, setiap harinya

Sehingga 

Komsumsi Narkoba bukan lagi sekedar gaya hidup, tetapi simbolik dalam pergaulan, yang kadung mengakar sebagai budaya, bahkan penentu status sosial, baik itu di lingkungan Bandar, para Pengguna, maupun Pengedar

Jaringan Perdagangan Narkotika turut pula merambah kekuatan Digital, sebagai jalan dan upaya dalam mempermudah perluasan perdagangan, dan menyentuh Dunia Pendidikan di Indonesia

Narkotika yang secara luas dipasarkan secara online, bahkan dikendalikan oleh Pelajar SMP yang berperan sebagai pengendali Pasar dalam peredaran

Menjerat anak-anak Sekolah Dasar, Pelajar SMP dan SMA, serta mahasiswa, sebagai target pasar

Kampung Musisi Pekanbaru

Menyadari nasib serta masa depan Bangsa, sepenuhnya berada di tangan generasi muda

Kampung Musisi Pekanbaru

Secara mandiri mendampingi warga Desa Hang Tuah, mengolah Sumber Daya Alam yang ada; sebagai sarana dalam menyuarakan gerakan "Berkarya Tanpa Narkoba"

 

Singkong Frozen AmanikyGo

 


 

Di produksi oleh Mitra pendampingan kami di wilayah Desa Hang Tuah, Kec. Perhentian Raja, Kampar, Riau, Provinsi Riau, Kepulauan Riau Indonesia

Kami mendorong etos kerja masyarakat Desa, melalui; kreativitas perekonomian Desa mandiri dengan pelatihan sederhana

Dimulai dari pemanfaatan sarana serta fasilitas yang ada terlebih dahulu, sebagaimana trend dagang era digital saat ini




 

Makanan Beku Berbahan Utama:

Singkong/Ubi Kayu

100% Halal 

Di produksi secara modern menggunakan mesin canggih

Serta higienis, dengan sistem produksi sesuai standar kesehatan

Disertai dengan Merk Dagang di bawah pengawasan

Dan ijin resmi BPOM Indonesia

Aman dikonsumsi oleh segala usia dan di segala kesempatan

 



 

Komposisi Bumbu: 

Garam

Bawang Putih

Kunyit




 

Saran Penyajian: 

1. Keluarkan Singkong Frozen AmanikyGo dari dalam frezer

2. Diamkan terlebih dahulu selama 10-15 menit 

3. Panaskan Minyak Goreng di Wajan Penggorengan

4. Keluarkan Singkong AmanikyGo dari dalam kemasan

5. Goreng dalam minyak panas selama 3-5 menit hingga matang

6. Angkat dan tiriskan

7. Sajikan

Untuk Menjaga Kualitas serta Rasa 

Simpan Singkong AmanikyGo Dalam Frezer Terlebih Dahulu Sebelum Di Goreng


Info Pemesanan: 

Whatsapp : 082385154067 - 

Selular:  082163537172

Instagram @kampungmusisi


Rabu, 08 Maret 2023

Hotel Ala Rumah Bangsawan Jawa

 

Sha Mantha


Dari 18 Ndalem Kepangeranan yang ada di Kompleks Kraton Surakarta Hadiningrat

Ndalem Kepangeranan Purwohamijayan

Masih menjadi satu-satunya Bangunan, yang terawat, dibanding 17 Bangunan Ndalem Kepangeranan lainnya

 

Ndalem Kepangeranan Purwohamijayan


Ndalem ini berdiri wilayah administratif Jl. Mangkubumen No.1 Kel. Baluwarti, Kec. Pasar Kliwon, Surakarta Jawa Tengah

Dan terletak di dalam pertigaan arah Lawang Gapit Kulon, komplek Kraton Surakarta Hadiningrat 

 

Sha Mantha


Semula Ndalem Kepangeranan ini merupakan kediaman KPH Brotoningrat, menantu ISKS Pakubuwana  X ( 1893-1939 ) semasa bertugas sebagai Bendahara Negari Surakarta

Namun berpindah kepemilikan serta pengelolaan sejak tahun 1981

Setelah resmi dibeli oleh ex Jend. Sudjono Hoemardani, yang dikemudian hari menyerahkannya kepada RM Djoko Maruto, Puteranya sebagai hadiah pernikahan sang Putera dengan GRAy Kris-Puteri ISKS Pakubuwana XII

(12 Juli 1945 –11 Juni 2004)

Menyandang sebagai menantu Raja

RM Djoko Maruto lalu dianugerahi gelar  Purwohamijayan sekaligus penanda dari kediaman ini


Sha Mantha


BRM Dimas Sasmito

Putera tertua Joko Mursito Hoemardani ( Putera ex Jend. Soedjono Hoemardani yang lain ) yang di masa kini menjadi pemilik sekaligus pengelola Ndalem Purwohamijayan

Mengalih fungsikan tempat ini sebagai galeri museum busana adat Negari Mataram era;

~Pakubuwana I - Raja Mataram ke-7 (1704 – 1719)

~ISKS Pakubuwana II - Raja Mataram ke-9 (1745–1749)

Dengan membuka Gedung Serba Guna untuk masyarakat umum

Serta menyewakan 7 kamar yang berada di paviliun Ndalem Purwohamijayan bagi wisawatan lokal maupun mancanegara


     
Hotel Ndalem Kepangeranan Purwohamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Kemelekatan warna Biru yang semula menjadi ciri khas dari bangunan tua ini

Makin hidup dan segar dengan nuansa coklat yang elegant

Selain tetap mempertahankan bentuk bangunan ini seperti ke bentuknya semula

Pintu dan kaca mozaik kuno-Cerminan Desa di Jantung kota Surakarta, turut menghidupi akulturasi bangunan bergaya Jawa-Eropa abad 19 Masehi (Sha) 

 


Jumat, 10 Februari 2023

Bangunan Pertama Kraton Kasunanan

 

Sha Mantha


Oleh Sha Mantha

Tewasnya  10.000 Etnis Tionghoa di Pulau Jawa

Akibat geger pecinan yang dikomandoi oleh Gubernur Jenderal Valckenier VOC di Batavia pada 7 Oktober 1740

Turut meruntuhkan Ibukota Negara yang berada di Kraton Kasunanan Kartasura Jawa Tengah

Pakubuwana II
Putra Amangkurat IV Raja ke-8 Kesultanan Mataram (1719 – 1726)
dengan permaisuri (GKR. Kencana)

Lantas membeli sebidang tanah pada seorang Lurah bernama Kyai Sala guna memindahkan Negara Mataram yang saat itu rusak dan porak-poranda

Dan membuat arak-arakan meriah berupa Boyong kedhaton dari Kartasura menuju ke Desa Sala, sebagai simbolis perpindahan Istana Negara, pada 17 Februari 1745

Sedangkan pemerintahan dijalankan dari Ponorogo Jawa Timur

Bersama Kebo Kyai Slamet hadiah dari Bupati Ponorogo


Jenis Kerbau ini untuk ritual tolak bala berupa Upacara Adat, semisal Larung Ke Pantai Parangkusumo maupun dilarung ke Ndlepih, dalam tradisi tahunan, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Pakubuwana II
Memutuskan berangkat meninggalkan Ponorogo menuju desa Sala, dengan menunggangi gajah kesayangannya, guna mencari titik lokasi Kraton Kasunanan yang hendak dibangunnya

Setiba di Sriwedari


Stadion Sriwedari
Jl Slamet Riyadi, Penumping Surakarta Jawa Tengah


Kebo Kyai Slamet berhenti di sebuah sumber mata air

Pakubuwana II kemudian turun dari atas punggung Gajah tunggangannya dan memutuskan untuk beristirahat beberapa saat

Namun saat bersiap hendak melanjutkan perjalanan

Kebo Kyai Slamet malah berkelahi dengan Gajah tunggangannya hingga terperosok dikubangan air

Karena geram kesulitan melerai perkelahian kedua hewan kesayangannya

Pakubuwana II seketika memotong salah satu telinga Kebo Kyai Slamet

Dan memerintahkan hewan kesayangannya tersebut, beranjak meninggalkan Sriwedari

Setelah berjalan beberapa kilometer, tepat  di Gladak - Saat ini - Batas Pohon Beringin Kembar batas jalan masuk / keluar menuju sisi alun-alun Utara


Gladak
Jl. Slamet Riyadi Surakarta Jawa Tengah


Kebo Kyai Slamet kembali berhenti dan enggan untuk bergerak


Arca Gladak
 Patung Penjaga Gerbang Utara
Pintu Gapura Masuk Bangunan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Maka oleh Pakubuwana II
Diputuskan saat itu juga, bahwa di titik inilah, lokasi pembangunan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditentukan

Menggantikan Ibukota Negara Mataram yang lama dan telah rusak, sebagai pusat pemerintahan Negara Jawa berikutnya

Mengingat masih belum ada apa-apa di wilayah Ibukota baru

Pangeran Mangkubumi, kakak kedua Pakubuwana II , yang lahir dari selir Amangkurat IV bernama Mas Ayu Tejawati


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Merancang sebuah Produk arsitektur Bangunan Jawa Murni abad ke-18 yang dikhususkannya sebagai kediaman Pakubuwana II
Selaku Raja Kesultanan Mataram Ke-9  ( 1726-1742 )
Sekaligus Raja Terakhir Kasunanan Kartasura dan Raja Pertama Kasunanan Surakarta Hadiningrat ( 1745-1749 )


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Pangeran Mangkubumi
Merepresentasikan unsur tradisional  arsitektur Kerajaan Jawa, baik dari aspek tata ruang, tampilan bangunan, bahan bangunan maupun struktur bangunan; Pendopo, Pringgitan serta Ndalem


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Di dalam bangunan Ndalem, terdapat; Gandhok Kiwo dan Gandhok Tengen

Sedangkan Gandhok Tengah/Krobongan dari Ndalem Purwodiningratan menjadi bagian yang disakralkan dan difungsikan sebagai tempat pemujaan pada Dewi Sri/
Ibu Bumi - Tempat Segala Pangan Serta Tetumbuhan Berasal yang di lambangkan dengan Sapi / Yoni, simbol / tempat Kesuburan berasal

Setelah perjanjian Giyanti tahun 1755
Pangeran Mangkubumi yang mendapat wilayah alas Mentaok, kemudian mendirikan Kesultanan Yogyakarta dan menjadi Sultan Pertama bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana I (1755-1792)

Sebagaimana Bangunan pertama yang ada di Komplek Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di saat-saat pembangunan Kraton dilakukan


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Rumah ini turut pula digunakan sebagai basecamp pekerja serta tempat material bangunan

Dan menjadi tempat tinggal Pangeranan Purwodiningratan, yang di kemudian hari dikenal sebagai Ndalem Purwodiningratan dan berdiri di dalam komplek Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat 

Tanpa mengurangi nilai-nilai tradisi Jawa yang telah dibangun oleh pendahulunya

Di era ISKS Pakubuwana X (1893-1939)

Kraton Kasunanan Surakarta
Direnovasi menjadi lebih megah dengan sedikit sentuhan arsitektur Eropa

Seiring waktu 278 tahun pun berlalu

17 Februari 1745-17 Februari 2023

Kemegahan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Desa Sala, tersisa bangunan usang yang digerus oleh zaman

Disaksikan bangunan rumah ini, yang masih tetap kokoh berdiri, walau suram tak tersentuh

Air mata yang berasal dari rasa sakit, bernilai satu juta cahaya - KS

Peraturan tentang Cagar Budaya Yang Membatasi - Pada akhirnya hanya sampai pada ketidakjelasan akan nasib bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia

Sehingga Cagar Budaya menjadi tidak terawat dan rusak

Segera Revisi Undang-Undang Cagar Budaya

Dan Lindungi Situs-Situs Bersejarah di Indonesia

Revitalisasi sama dengan menyesuaikan usia dari bangunan

Memperbaiki sama dengan tidak merusak nilai-nilai historis didalamnya

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...