Gambar Hanya Ilustrasi |
Editor Sha Mantha
Penulis Sha Mantha
Belajar dari sejarah Bangsa
Sebagai Penerus Singhasari
Dengan Kitab Kakawin Kertanegara yang ditulis tahun 1365 oleh Kertanagara sang Pencetus Hukum Persatuan dan Kesatuan
Kekuatan Majapahit yang berdiri tahun 1293–1527 M
Melemah setelah berdirinya Kesultanan Demak pada tahun Saka 1400 (1478 M)
Dan Negara Islam Demak, berdiri di dalam Negara Kesatuan Majapahit
Maka sumber kekacauan pun dimulai
Membelah Persatuan dan Kesatuan
Memberi celah Penjajahan demi Penjajahan, sumber penderitaan Rakyat di penjuru Negeri
Potret Negara RI hari ini
Negara Indonesia tengah melakukan terjun bebas tanpa parasut melalui Partai-Partai Politik
Sedangkan Demokrasi dan Partai Politik adalah penyimpangan dari Negara yang berdasarkan pada;Panca Sila
UUD 45 Arogansi Parpol
Produk dari UUD 2002 adalah UUD 1945 Palsu yang serba bebas
Sehingga apapun sah dan suka-suka para Penguasa Partai
Maka jangan berharap Rakyat berdaulat jika Rakyat hanya dijadikan sebagai alat perjudian pembodohan; Pencoblosan Pemilu
Rakyat kehilangan kedaulatannya sebab Partai politik; mendirikan Negara di dalam Negara
Kembali Pada Panca Sila Dasar Negara dan UUD 1945
UUD 2002 Partai Politik
Bagai Tubuh tanpa Kepala
Kareba Negara berdasarkan atas ke-Parpol-an yang berkuasa
Musyawarah-Mufakat dengan Hikmat Kebijaksanaan Ialah Ilmu tertinggi
( Ilmu Tuhan) dan bukan adu suara
Pemilu voting sangat kontradiktif dengan Pancasila; Dasar Negara
Partai Politik Plus Pemilu voting sama dengan punahnya orang-orang yang berilmu dan; Berke-Tuhanan kepada Tuhan yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan ber-adab; Persatuan Indonesia
Suara terbanyak
(satu orang, satu suara), adalah jalan akhir
Ketika Kerakyatan yang di pimpin oleh (Orang-Orang yang ber-ilmu) yakni dengan Hikmat dan Kebijaksanaan ( Ilmu Tuhan )
Dalam Permusyawaratan telah menemui jalan buntu ( deadlock) didalam mencapai Mufakat
Partai Politik
Wahai Bintang Timur yang mengalahkan Bangsa-Bangsa
Engkau telah dipecahkan dari langit dan jatuh ke Bumi
Kau berkata dalam hatimu;
"Aku akan naik ke langit, mengatasi ketinggian awan-awan dan mendirikan takhta ku, menyamai Sang Mahatinggi, mengatasi bintang-bintang dan duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara
Tetapi sebaliknya, ke dalam dunia orang mati kau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur
Semua orang memperhatikan dan melihatmu, berkata;
"Inikah dia yang telah menggoncang lautan, menggetarkan Bumi dan menghancurkan dunia seperti padang gurun?"
Semua Raja dan Bangsa-Bangsa berbaring dalam kemuliaannya
Tetapi kau terlempar jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi dengan mayat orang-orang yang tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak ke batu-batu liang kubur seperti bangkai yang terinjak-injak
Kau tidak akan dikubur disisi Pahlawan dan leluhurmu, sebab kau merusak negerimu dan membunuh rakyatmu
Selamanya anak cucu, orang yang berbuat jahat, tidak akan pernah disebut
Tentu tak mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai Malaikat Terang
Alangkah baiknya untuk kau perhatikan, seperti Pelita yang Bercahaya dalam gelap hingga fajar dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu
Ketahuilah bahwa Nubuat-Nubuat tidak ditafsirkan menurut kehendak sendiri
Sebab Nubuat bukanlah hasil serta kehendak manusia, tetapi dorongan Roh Kudus, melalui orang-orang yang berbicara atas nama Tuhan
Karena;
"Saya adalah iblis bagi sekalian Nabi-Nabi Pemilu dan umatnya yang melawan Tuhan dan ajaran di antaranya, yang menghalangi masuk di antaranya dalam nirwana NUSANTARA"
Saya adalah abadi
Tertanda
Aliansi Rakyat Menggugat
Instagram @shamantha_new
Facebook Sha Mantha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.