Susi Ambar Rukmi/Sha Mantha Photo Taken by Fotografer Net Indonesia |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
Lenyapnya Dewa-Dewi Asmara; Kamajaya dan Kamaratih dari muka Bumi, usai terbakar habis' oleh Api, yang berasal dari mata ke-tiga si Raja lalim
Menandai sudah tidak adanya; Manusia Setengah Dewa di muka Bumi yang berasal dari CAHAYA; yaitu Ghaib di atasnya Ghaib; paling tinggi di atas Manusia dan Dajjal
Dunia terus menerus berperang dengan Roh Ghaib tetapi bukan CAHAYA Nurrohim IMAM MAHDI; MESIAS-MESIAS Palsu! Dan tak lebih Roh Setan semua
Manusia Biasa seperti Kita
Hanya berasal dari Air dan bukan tercipta dari CAHAYA; maka sama sekali tidak pernah mati, cukup sekali tidur sebentar untuk selanjutnya menemui Tuhan dan tetap harus mengantre untuk terlahir kembali
Maka simbol-simbol Filusufi Ke-TUHANAN dibuat, oleh Nenek Kakek Moyang NUSANTARA
Mengabadikan, kisah Cinta; Sepasang Suami Istri yang Saling Hormat Menghormati, agar senantiasa terhubung dengan Semesta, sejak Janin berada di dalam Kandungan Ibunya
Rangkai, Sulam, lanjutkan apa yang mesti, sebab berhenti proses adalah kematian abadi
Saya Penyaksi, pelaku situasi!
Matahari terbit dan terbenam adalah Dramaturgi yang menggelapkan kisah-kisah tanah ini, merupakan serangkaian kaleidoskop keberhasilan Politik dan Kekuasaan detik ke detik
Dan demi ( kian )
Sungguh mati, senjata telah dilucuti, Pusaka sudah dipreteli
Sanggup mati, penggal kepala, kawan sejuang sama menikmati
"Kami di tanah, terpaksa melawan atau dipaksa melawan" #salam_perubahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.