Di Tulis Oleh Editor
In Frame Sha Mantha
Photo Taken by Mr Sensor Photography
Instagram @Ruang Kosong 303
Jepara, Indonesia - Mengapa Sistem DEMOKRASI PANCASILA begitu kacau-balau di Negara Indonesia?
Inilah fakta yang harus di terima serta diperbaiki.
Demokrasi sebagai bentuk Pemerintahan, yang mana Rakyat adalah Penguasa.
Tetapi bagaimana kekuasaan beroperasi dalam kehidupan sehari-hari, di luar konteks pemerintahan formal.
Merupakan elemen penting dalam dinamika sosial, yang dapat mempengaruhi cara masyarakat Indonesia dalam berinteraksi dan berkeputusan.
Tentu ada kelebihan dan ada juga kekurangan dari sistem DEMOKRASI.
Namun di masa sekarang ini
Demokrasi cenderung ke arah ayat-ayat kiri.
Dan Elit tetap punya kendali yang sangat berpengaruh di tubuh Pemerintahan Indonesia.
Meski sejak Negara ini berdiri
INDONESIA sepakat menganut Sistem Demokrasi PANCASILA, yang di rumuskan oleh Muhammad Hatta.
Sistem Demokrasi, yang telah di pilih dan di tetapkan oleh para Bapak BANGSA.
Mengharuskan segala bentuk keputusan, yang di ambil dengan cara Musyawarah dan Mufakat bersama, meski terkesan lambat serta rumit dan bertele-tele.
Tak urung, hal-hal yang acap kali dapat ditempuh dalam waktu singkat dan segera, cenderung lamban, dan justru mendorong terjadinya kesepakatan bersama antar para Politikus.
Sehingga Demokrasi di negara INDONESIA menjadi beragam, oleh sebab adanya faktor Politik yang mempengaruhi, sistem DEMOKRASI PANCASILA.
Oligarki sebagai bentuk Pemerintahan dengan segelintir orang yang berkuasa.
Menyadari bahwa Indeks tertinggi Demokrasi Indonesia, masih jauh dari Demokrasi yang sebenarnya, yaitu tercatat diangka 70% pada tahun 2018 silam.
Sehingga Kedaulatan Rakyat, belum pernah terjadi di Negara ini.
Oleh sebab itu, dibutuhkan para relawan diatas 50% + 1 dan pemimpin boneka.
Maka Oligarki mampu membuat Demokrasi tiruan kualitas super, dengan cukup bermodalkan makan siang gratis, ditambah Buser yang beringas, agar Rakyat dapat tunduk untuk selamanya.
Akibat kendali Oligarki saat ini
Nilai-nilai dari Demokrasi PANCASILA tercampur aduk.
Sebab semuanya telah di hegemoni oleh Ideologi besar, termasuk Ideologi Kapitalisme dan Ideologi Komunisme, maupun fasisme.
Sehingga Idelogi Pancasila, tak lebih sebagai boneka yang dimainkan oleh kelompok Oligarki.
Maka tidak ada jalan selain berperang dan siap mati, mengantarkan nyawa.
Sebagai kekuatan akhir dari kelas bawah, yang harus senantiasa, mengikutsertakan pengendalian Oligarki, dalam bentuk perlawanan apa saja, sebab tidak memiliki kekuatan apapun.
Akan tetapi
Kekuasaan Oligarki dalam mempengaruhi serta mengontrol perilaku kaum Elite.
Memiliki kendali atas sumber daya, informasi, maupun keputusan yang penting dalam Sistem Demokrasi PANCASILA di Negara Indonesia.
Dan untuk memahami kekuasaan Oligarki, perlu melibatkan kesadaran masyarakat Indonesia secara luas.
Tentang bagaimana kelompok Oligarki dapat menggunakan sumber daya, pengetahuan, maupun koneksi, dalam mempengaruhi situasi maupun orang lain.
Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti pekerjaan, hubungan sosial, organisasi, atau bahkan dalam dinamika keluarga.
Saat ini
Bangsa INDONESIA "Darurat" peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Unggul.
Untuk merealisasikan Sistem Demokrasi secara baik dan benar, tanpa lagi andil Pemerintah, yang menghalang-halangi dalam upaya pencerdasan Bangsa, agar Masyarakat cerdas dan bermental kuat.
Fakta dan Data di atas adalah salah satu petunjuk, mengapa DEMOKRASI PANCASILA rusak dari ujung hingga pangkal.
Tetapi akan menjadi suatu keajaiban apabila rata-rata IQ Warga Negara Indonesia di atas angka 100.
Tentu Dunia akan segera melihat, kedahsyatan Sistem Demokrasi PANCASILA, sehingga kekuasaan tertinggi, kembali menjadi milik Rakyat INDONESIA.
Semoga semua di beri umur panjang dan dapat menyaksikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.