Photo taken Roki Project |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
WANGSA SYAILENDRA sebagai Mayoritas Penganut BUDDHA beraliran MAHAYANA
Telah Mengesahkan, dua Garis Generasi Penerus MATARAM, dengan dua Wilayah Pemerintahan di Pulau Jawa;
1. Jawa Bagian Tengah Di bawah naungan Negara MEDANG, dan
2. Jawa Bagian Timur di bawah naungan, Negara KEDIRI
MATA: Ibu
RAM : Pertiwi
Dalam perhitungan Spiritual Jawa
Telah disepakati oleh seluruh Leluhur NUSANTARA yang secara tersirat dan tersurat
Mengizinkan sekaligus Merestui
Keberadaan Negara KALINGGA sebagai Peradaban Modern NUSANTARA
Dibawah kepemimpinan seorang Wanita, bernama;
Shima putri Hyang Syailendra putra Santanu, bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara ( 674 M - 695 M )
Familiar disebut Ratu Shima, sekaligus dipandang, sebagai perwujudan sosok- Ratu Adil, yang memegang 2 Peri-Laku;
1. Jujur
2. Lurus
JUJUR
Peran Ratu Shima, sebagai Panglima Perang Tertinggi, pada sistem Pemerintahan yang berkuasa secara Formal, di masa itu
Bersama Rakyat Negara KALINGGA yang dipimpinnya, berhasil memukul mundur, ekspedisi Pertama Mongol, di Jawa, tanpa diwarnai dengan kekerasan
Meski faktanya;
Ratu Shima mengorbankan Putera Mahkotanya, sebagai tumbal pembawa Pesan; "Darurat Militer" ke penjuru Negeri
Darurat Militer diberlakukan oleh Ratu Shima, ketika ke-aktifan Militer, dirasa sangat dibutuhkan
Tepat beberapa menit setelah menerima laporan dari salah seorang Patih kepercayaan, saat mengawal perjalanan Putera Mahkota
Ratu Shima segera memotong Tangan serta Kaki Kanan, Putera Mahkotanya, yang dengan jujur mengakui, telah menyingkirkan barang-barang berharga, berupa puluhan ekor Kuda dan beberapa Kantong berisi ribuan koin emas, saat dalam perjalanan kembali, menuju ke Istana
Tak disadari oleh rombongan Patih maupun Pasukan Pengawal Militer, sang Putera Mahkota, bila barang-barang berharga
Sengaja diletakkan Mongol, tetapi tak berhasil memancing reaksi rombongan Militer yang melintas
Sekedar menghentikan perjalanan, menganggap barang-barang berharga, sebatas penghalang jalan yang perlu disingkirkan ke pinggir hutan, maka rombongan Pasukan Militer, pun segera melanjutkan perjalanan
Tak terpikirkan oleh Mongol sebelumnya, yang terkejut menyadari kejujuran Masyarakat KALINGGA
Saat puluhan Kuda dan kantong-kantong berisi ribuan koin emas, tak mampu mengubah pendirian
Pasukan Mongol kian terkejut, mendapati sesosok Wanita berbusana megah, berdiri menyapa dengan sorot mata dingin
Melangkah sigap, surut langkah pasukan menatap jemari indah, menghunus sebilah keris, menempelkannya ke sebuah batu besar yang secepat kilat, terbelah menjadi dua bagian
Mendesak ribuan pasukan Mongol, yang bersiap menyerang selama berbulan-bulan, berbalik arah, lari tunggang langgang
Seperangkat peraturan tersebut, terbukti efektif diberlakukan, setelah Ratu Shima sebagai pelaku Otoritas Militer, mengambil alih kekuasaan
LURUS
Memimpin suatu Negara, menggantikan posisi suaminya yang telah purna tugas ( wafat )
Ratu Shima tak lantas memutus garis Patrilineal yang menghubungkan Putera-Puterinya dengan garis keturunan dari pihak sang Ayah
Yang secara unilateral; Ratu Shima tetap menyematkan nama keluarga dari pihak Laki-laki ( Suaminya ) sebagai nama belakang yang disandang oleh Putera-Puterinya
Sementara dalam hal keagamaan
Ratu Shima sebagai sosok Penguasa, tak lantas mengambil alih peran para Biksu maupun Bikuni, sebagaimana Imam tertinggi dalam kehidupan keagamaan, seluruh masyarakat Negara KALINGGA
Sedangkan di masa itu, Buddha aliran Mahayana, merupakan agama mayoritas yang di anut oleh seluruh masyarakat di penjuru Asia Tenggara
Pring kui suket, duwur tur jejeg
( Bahasa Jawa )
Artinya:
Bambu adalah sekumpulan Rumput, Tinggi dan Tegak Lurus
Dalam Filusufi Ke-TUHANAN bermakna:
Bambu tumbuh hidup berkelompok, serumpun Rumput tetapi kuat, sekalipun satu persatu ditarik ke sana kemari, akan tegak kembali, sesuai sifat alaminya, yaitu Lurus
Begitupun dengan Manusia, selagi dibekali rasa Kemanusiaan serta Budi Pekerti, sekalipun dibawa ke segala arah dan penjuru, bisa tetap luwes
Bengkok bisa, melengkung pun bisa, diayun kesana kemari juga bisa, selagi sifat dasarnya sudah kuat lebih dulu, sudah lurus, sehingga tidak akan belok kemana-mana, sekalipun keluar dari jalurnya, secara otomatis, tetap akan kembali pada jalur semula
Begitulah sifat alami TUHAN; orang yang ibadahnya sudah benar, tidak akan mudah terkena hasutan, bujuk rayu setan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.