Selasa, 05 Desember 2023

KALINGGA Peradaban Modern NUSANTARA

Photo taken Roki Project




Oleh Sha Mantha

Editor Sha Mantha 

 

WANGSA SYAILENDRA sebagai Mayoritas Penganut BUDDHA beraliran MAHAYANA 

Telah Mengesahkan, dua Garis Generasi Penerus MATARAM, dengan dua Wilayah Pemerintahan di Pulau Jawa;

1. Jawa Bagian Tengah Di bawah naungan Negara MEDANG, dan

2. Jawa Bagian Timur di bawah naungan, Negara KEDIRI 

MATA: Ibu

RAM   : Pertiwi

Dalam perhitungan Spiritual Jawa

Telah disepakati oleh seluruh Leluhur NUSANTARA yang secara tersirat dan tersurat

Mengizinkan sekaligus Merestui

Keberadaan Negara KALINGGA sebagai Peradaban Modern NUSANTARA

Dibawah kepemimpinan seorang Wanita, bernama;

Shima putri Hyang Syailendra putra Santanu, bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara ( 674 M - 695 M )

Familiar disebut Ratu Shima, sekaligus dipandang, sebagai perwujudan sosok- Ratu Adil, yang memegang 2 Peri-Laku;

1. Jujur

2. Lurus

JUJUR

Peran Ratu Shima, sebagai Panglima Perang Tertinggi, pada sistem Pemerintahan yang berkuasa secara Formal, di masa itu

Bersama Rakyat Negara KALINGGA yang dipimpinnya, berhasil memukul mundur, ekspedisi Pertama Mongol, di Jawa, tanpa diwarnai dengan kekerasan

Meski faktanya;

Ratu Shima mengorbankan Putera Mahkotanya, sebagai tumbal pembawa Pesan; "Darurat Militer" ke penjuru Negeri

Darurat Militer diberlakukan oleh Ratu Shima, ketika ke-aktifan Militer, dirasa sangat dibutuhkan

Tepat beberapa menit setelah menerima laporan dari salah seorang Patih kepercayaan, saat mengawal perjalanan Putera Mahkota 

Ratu Shima segera memotong Tangan serta Kaki Kanan, Putera Mahkotanya, yang dengan jujur mengakui, telah menyingkirkan barang-barang berharga, berupa puluhan ekor Kuda dan beberapa Kantong berisi ribuan koin emas, saat dalam perjalanan kembali, menuju ke Istana 

Tak disadari  oleh rombongan Patih maupun Pasukan Pengawal Militer, sang Putera Mahkota, bila barang-barang berharga 

Sengaja diletakkan Mongol, tetapi tak berhasil memancing reaksi rombongan Militer yang melintas

Sekedar menghentikan perjalanan, menganggap barang-barang berharga, sebatas penghalang jalan yang perlu disingkirkan ke pinggir hutan, maka rombongan Pasukan Militer, pun segera melanjutkan perjalanan 

Tak terpikirkan oleh Mongol sebelumnya, yang terkejut menyadari kejujuran Masyarakat KALINGGA 

Saat puluhan Kuda dan kantong-kantong berisi ribuan koin emas, tak mampu mengubah pendirian 

Pasukan Mongol kian terkejut, mendapati sesosok Wanita berbusana megah, berdiri menyapa dengan sorot mata dingin

Melangkah sigap, surut langkah pasukan menatap jemari indah, menghunus sebilah keris, menempelkannya ke sebuah batu besar yang secepat kilat, terbelah menjadi dua bagian 

Mendesak ribuan pasukan Mongol, yang bersiap menyerang selama berbulan-bulan, berbalik arah, lari tunggang langgang 

Seperangkat peraturan tersebut, terbukti efektif diberlakukan, setelah Ratu Shima sebagai pelaku Otoritas Militer, mengambil alih kekuasaan

LURUS

Memimpin suatu Negara, menggantikan posisi suaminya yang telah purna tugas ( wafat )

Ratu Shima tak lantas memutus garis Patrilineal yang menghubungkan Putera-Puterinya dengan garis keturunan dari pihak sang Ayah

Yang secara unilateral;  Ratu Shima tetap menyematkan nama keluarga dari pihak Laki-laki ( Suaminya ) sebagai nama belakang yang disandang oleh Putera-Puterinya 

Sementara dalam hal keagamaan

Ratu Shima sebagai sosok Penguasa, tak lantas mengambil alih peran para Biksu maupun Bikuni, sebagaimana Imam tertinggi dalam kehidupan keagamaan, seluruh masyarakat Negara KALINGGA

Sedangkan di masa itu, Buddha aliran Mahayana, merupakan agama mayoritas yang di anut oleh seluruh masyarakat di penjuru Asia Tenggara

Pring kui suket, duwur tur jejeg 

( Bahasa Jawa )

Artinya:

Bambu adalah sekumpulan Rumput, Tinggi dan Tegak Lurus

Dalam Filusufi Ke-TUHANAN bermakna:

Bambu tumbuh hidup berkelompok, serumpun Rumput tetapi kuat, sekalipun satu persatu ditarik ke sana kemari, akan tegak kembali, sesuai sifat alaminya, yaitu Lurus

Begitupun dengan Manusia, selagi dibekali rasa Kemanusiaan serta Budi Pekerti, sekalipun dibawa ke segala arah dan penjuru, bisa tetap luwes

Bengkok bisa, melengkung pun bisa, diayun kesana kemari juga bisa, selagi sifat dasarnya sudah kuat lebih dulu, sudah lurus, sehingga tidak akan belok kemana-mana, sekalipun keluar dari jalurnya, secara otomatis, tetap akan kembali pada jalur semula 

Begitulah sifat alami TUHAN; orang yang ibadahnya sudah benar, tidak akan mudah terkena hasutan, bujuk rayu setan  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...