Sha Mantha |
Oleh Sha Mantha
Kembalikan kekuasaan di tangan Rakyat
Bonifacius Cornelis de Jonge
Gubernur Jenderal India-Belanda ke-63 Terhitung sejak 12 September 1931 hingga
16 September 1936
Di tahun 1935 mengatakan;
”Als ik met nationalisten praat, begin ik altijd met de zin: Wij Nederlanders zijn hier al 300 jaar geweest en we zullen nรณg minstens 300 jaar blijven. Daarna kunnen we praten.”
Artinya;
Apabila Saya berbicara dengan para Nasionalis, Saya selalu memulai dengan kalimat: Kami Belanda telah di sini 300 tahun dan kami bahkan akan tinggal paling sedikit 300 tahun lagi. Kemudian kita bisa bicara.
Dan 10 Tahun kemudian (1945)
Rakyat bisa menang Merdeka
Saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak
Saya menggambar dua gunung dengan matahari ditengahnya
Anda juga sama? Tentu saja
Saya adalah produk Elite Global seperti halnya miliaran orang dibelahan Bumi lainnya, yang sejak kecil sudah dipersiapkan untuk masuk ke dalam kotak yang sudah di kelompok-kelompokkan
Sehingga bukan hanya Saya saja
Melainkan siapapun yang terlanjur masuk ke dalam kotak, kesulitan jadi diri sendiri
Anda akan dikucilkan oleh kelompok masyarakat, kelompok kerja, komunitas sosial, bahkan kelompok religi, jika Anda berani keluar dari kelompok tersebut
Lalu saat Sekolah Dasar
Saya diberi buku pelajaran sejarah, tentang Manusia pertama yang mendarat di Bulan, lengkap dengan fotografer dan crew film di dalamnya
Dan saya juga bahkan diajarkan cara membohongi orang menggunakan Politik Devide Et Impera (Propaganda / Adu-Domba)
Tekhnik ini pula yang digunakan oleh Elite Politik di Indonesia untuk mengadu-domba
Agar Rakyat sibuk saling bertengkar membela kesalahan dan kepentingan pribadi Elite Politik
Lalu dihukum menggunakan aturan yang berlaku, jika ada Rakyat yang berani menyinggung, akan diciduk, dipenjara bahkan dibunuh atau minimal di persekusi, di keroyok oleh massa bayaran para Elite Politik ( Buser)
Dan
Ya....
Begitulah sikap proaktif para Elite Politik Lokal Indonesia hingga kini
Mereka duduk satu meja, makan minum dan ngopi bersama, saat bertemu
Dan Anda masih saja bertengkar tapi enggan tersadar bahwa Anda dipaksa memilih salah satu para Elite Politik tersebut yang sejatinya berteman baik
Jangan pernah bermimpi Elite Politik terdampak jerat hukum
Karena penjara Elite dengan fasilitas mewah, khusus disiapkan untuk Kacungnya
Mereka yang membuat aturan
Mereka pula yang melanggar
Hukum hanya berlaku untuk Rakyat, bukan untuk Elite Politik
Elite Politik tersebut mengaku dirinya Pribumi untuk mengejar Kekayaan Pribadi
Ia menjadi Kaya Raya setelah menjadi Pejabat Negara dan keluarganya mendadak jadi kaya raya dan mendapatkan jabatan sebab seumur hidupnya hanya sibuk mengejar kesenangan, Wanita dan kepentingan Keluarganya saja
Kalau memang ingin membangun Bangsa
Tentu saja Ia akan menyumbangkan Kekayaan Pribadinya untuk Bangsa dan Negara
Namun terjadi
Hutang atas nama Negara, disumbangkan atas nama Pribadi
Dunia Pendidikan pun jadi ladang Korupsi merenggut hak serta masa depan anak-anak Indonesia
Sebab kesaktian tanam Padi di tanah-tanah diantara Panennya di luar teritori
Orang-orang ini, tiap keluar kotoran, yang setiap hari dikeluarkan, kotoran import
Seharusnya Rakyat miskin berkurang bukan bertambah
Sebab kunci dan yang mendapat jabatan negara adalah para orang cerdas berbakat, bukan keluarga sendiri
Namun
Rakyat hanya diberi ilusi, tanpa sadar, hanya dipaksa untuk menyumbang dan membayar hutang
Elite Global maupun Bangsa Penjajah Kolonial
Bukan menjajah menggunakan kekuatannya sendiri
Melainkan menggunakan 3% Elite Pribumi yang ingin hidup bebas menjadi Sultan
Maka biarkanlah saja para Elite Politik Menyombongkan diri
Tak perlu memperdulikannya terlebih memilih
Biarkan Kotak Kosong nyaring bunyinya
Biarkan para Elite Politik ini marah kepada Asing, saat kepentingan/kekuasaan Pribadinya terusik oleh Asing
Sekilas Tentang Penulis
Sha Mantha |
"Saya adalah IBLIS bagi sekalian NABI-NABI Pemilu dan umatnya, yang melawan TUHAN dan ajaran di antaranya, yang menghalangi masuk di antaranya, dalam nirwana NUSANTARA"
Saya adalah ABADI
Berkarya Tanpa Narkoba