Oleh Songsong Eco Product
Editor Sha Mantha
Ada awal dan ada akhir, ada kelahiran dan ada kematian, ditengahnya adalah proses suatu kehidupan, yang di jalani dengan sederhana, dilengkapi Cinta Kasih, serta suka cita dalam berbagi, agar semua Makhluk berbahagia.
Alam adalah hadiah yang ramah, yang tidak berhenti memberi dan menyediakan seluruh kebutuhan Manusia di dalamnya.
Dan Manusia memiliki peran serta tanggung jawab besar untuk memeliharanya.
Selayaknya menggunakan sumber daya dengan bijak dan berbagi manfaat pada seluruh makhluk hidup di Bumi.
Dan menjaga ekosistem yang ada.
Namun kerapkali kita sebagai Manusia, kurang bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, serta kurang memberi apresiasi akan keindahan disekitar.
Baca Juga: Dana Desa Menuju Desa Kreative Mandiri
https://susiambar-rukmi.blogspot.com/2024/02/dana-desa-menuju-desa-kreative-mandiri.html
Hidup di Planet yang sama bernama Bumi dan menggunakan sumber daya sebagai sarana dalam kelangsungan hidup.
Tak jarang memicu rasa ingin memiliki terhadap Kekuasaan Kepemilikan, manipulatif serta eksploitasi.
Lantas lupa menghormati keindahan dengan merusak Alam.
Acuh terhadap Sampah yang Kita buang setiap harinya.
Sedangkan Manusia banyak berhutang pada Alam.
Hutang Manusia kepada Alam pun semakin besar.
Tentu tak mengherankan, terus berkurangnya hewan dan tetumbuhan.
Bumi kian panas, kualitas dan Produksi hasil Bumi terus menurun, air dan udara bersih makin sulit, makin banyaknya orang yang mengidap sakit fisik dan juga Mental.
Maka terus menanam adalah jalan sebelum terlambat.
Di mulai dari pribadi individu, yang berkesadaran untuk mengolah sampah dapur menjadi Media Tanam.
Dan untuk mengurangi sedikit, hutang tersebut.
Kita dapat mengolah sendiri sampah yang Kita hasilkan setiap harinya.
Memanfaatkan sampah organik saat bertanam akan memberi kehidupan pada tanaman serta Mikro Organisme yang tidak terlihat tanpa bantuan alat.
Meski tidak sedikit orang yang merasa jijik saat melihat kotoran serta sampah.
Namun bagi Makhluk hidup yang lain.
Hal tersebut adalah bahan pangan yang dapat mendukung dalam menumbuhkan, serta memperbesar sumber Pangan bagi manusia.
Seluruh Makhluk bahkan sekecil apapun, sangat bermakna sesuai fungsi masing-masing dan berperan besar bagi Makhluk lainnya.
Dan untuk menyadari keistimewaan yang di dapat dari Sang Pencipta, diperlukan proses serta tindakan Cinta Kasih kepada seluruh Makhluk.
Sebab begitulah cara Alam Semesta bekerja, melalui siklus yang berlangsung secara terus menerus.
Bagi yang berusia di atas 40 tahun
Bisa jadi telah merasa cukup menikmati dunia, mencicipi ragam hasil bumi, menghirup segarnya udara pagi, menyecap jernihnya air pegunungan, menyaksikan beragam tetumbuhan serta satwa Indonesia, merasakan sensasi bawah laut nan rupawan dan lain sebagainya.
Namun bagi generasi muda saat ini dan keturunan selanjutnya, belum tentu dapat menikmati, serta menyaksikan bagaimana rupa Bumi 40-50 tahun mendatang.
Sedangkan Populasi terus meningkat tanpa disertai pertambahan sumber daya alam yang terus menurun.
Maka layakkah untuk hidup, jika hanya berdiam diri tanpa berbuat sesuatu?
Setiap orang berperan untuk terlibat.
Sebab Alam membutuhkan Manusia.
Alam membutuhkan campur tangan Manusia, setidaknya kesadaran akan tanggung jawab untuk merawatnya.
Dimulai Peduli terhadap Bumi.
Dengan tindakan mengolah sendiri sampah yang ada, dalam upaya merawat kualitas tanah dan air, serta memberi kehidupan layak bagi Makhluk hidup lainnya.
* Sosialisasi Sampah Organik Tingkat Rumah Tangga
Sebagai Manusia, Kita melakukan banyak aktivitas, untuk memelihara tubuh sebagai tujuan akhir.
Seperti Makan, mengemudi, bekerja, tidur, dan sebagainya, yangmana dalam seluruh aktivitas tersebut, menghasilkan Sampah setiap harinya.
Seperti Sampah makanan, sampah energi, emisi Karbon, air limbah, sampah elektronik, sampah plastik, puntung rokok, hingga bahan Kimia dan Sampah berbahaya lainnya.
Sementara banyak dari kita, terutama di daerah Perkotaan, membeli produk instan, menggunakan plastik, hasil temuan besar sekitar tahun 1907, sebagai kemasan secara berkala.
Dikarenakan lebih murah, efisien, mudah ditemukan; dengan bentuk serta modifikasi ringan saat di bawa kemanapun.
Plastik yang semula dibuat dari bahan-bahan Organik seperti selulosa, minyak mentah, batu bara, gas alam dan garam.
Di masa kini sebagian besar dibuat dari bahan molekul-molekul Karbon.
Melalui proses penyulingan serta pemisahan dengan mengubah bahan alami ( Karbon dan Hidrogen ) menjadi bahan buatan non organik, dikarenakan Manusia kesulitan mengembalikannya pada Senyawa semula.
Masalah Sampah perlu solusi, dari hulu hingga ke hilir, melibatkan semua pihak.
Baca Juga: Neutron Limbah Kohe
https://susiambar-rukmi.blogspot.com/2024/02/briket-neutron-limbah-kohe.html
Saat ini dengan bantuan Tekhnologi Konsorsium MOL Bio Compound.
Tim kami secara berkala menggunakan metode penggunaan Tekhnologi Bio Compound.
Sebagai Tekhnologi Bio proses, menggunakan Konsortia Mikrobia, sehingga hemat Biaya, cepat, aman, mudah diterapkan, serta berkelanjutan, tanpa menimbulkan aroma busuk.
Sehingga siapapun dapat memanfaatkan semua bahan sisa makanan serta Sampah, baik yang berasal dari makhluk hidup, maupun yang pernah hidup, untuk di olah secara seketika.
Yaitu saat itu juga, di olah merata menggunakan Tekhnologi Bio Compound sehingga segera bermanfaat.
Semakin halus cincangan sampah organik, maka semakin cepat terurai.
Melalui beberapa bahan, seperti sisa makanan yang dapat di olah kembali menjadi beberapa manfaat menggunakan metode ini.
* Olah Sampah Tingkat Rumah Tangga
Tim kami memberi pelatihan pada siapapun yang bersedia mengubah pola gaya hidup konvensional menjadi ekologis serta mengubah cara dalam berpikir.
Kunjungan tim ke salah satu kediaman anggota Bank Sampah di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan.
Dalam rangka pelatihan olah sampah organik menjadi Media tanam menggunakan Teknologi Bio Compound.
Warga setempat antusias mengikuti pelatihan dengan membawa sampah organik dari dapur masing-masing.
Tekstur kotoran Sapi dengan aroma khasnya tidak lagi berbau serta mudah di olah menjadi Media tanam, setelah di campur Bio Compound dan Sampah organik yang ada disekitar Desa.
Seluruh peserta pelatihan juga dapat membawa pulang bibit yang di tanam, dengan Media Tanam metode Tekhnologi Bio Compound, menggunakan kotoran Sapi segar dan Sampah Organik.
Baca Juga : Olah Sampah Menjadi Biowash https://susiambar-rukmi.blogspot.com/2024/01/olah-sampah-menjadi-biowash.html
* Pupuk, bahan yang mengandung unsur pilihan seperti N, P, K, Kalsium, dll
Setelah sampah organik diolah, akan dipakai oleh masyarakat lokal setempat, dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Tujuannya agar Desa Kreative dan Mandiri, selain itu bisa untuk dijual lagi maupun dipasarkan ke lingkungan Masyarakat sekitar/ Desa sekitar serta pasar E-commerce.
Melalui berbagai metode pemasaran, menyesuaikan zaman perubahan, seperti saat ini.
Produk kelompok Peternak Obor Desa Organik Sukajaya ( ODOS):
https://tokopedia.link/XZoifvF2hHb
* Kompos
Sampah yang umumnya berisi sisa makanan dan minuman, air bekas cucian bahan makanan dan tinja.
Adalah sampah organik yang berasal dari dalam Rumah Tangga yang merupakan sumber sampah terbesar yang berakhir di TPA.
Metode komposting saat ini, masih belum ada yang mampu mengolah sampah organik seketika dengan aplikasi nyata.
Setidaknya membutuhkan waktu 2-3 minggu hingga aman digunakan.
Dengan bahan Organik yang masih perlu dipilih dan kadang masih harus dibersihkan terlebih dahulu dari Kontaminan.
Sehingga diperlukan solusi cepat, aman, mudah dan ekonomis serta berkelanjutan.
* Media tanam seketika untuk tanaman sehat
Songsong Echo Product
Berbagi pengetahuan dengan mengajar adalah satu dari cara kami dalam upaya membangun kesadaran Manusia saat ini.
Pelatihan olah sampah menjadi Media tanam seketika secara ekologis merupakan salah satu kelas yang kami berikan guna membangun kesadaran awal.
Kami memberi pelatihan membuat Media tanam seketika menggunakan sampah dapur dan sampah dedaunan pada Guru Pengajar di salah satu Sekolah swasta, di Bandung, Jawa Barat.
Guru Pengajar nantinya akan mengelola tim untuk mengajarkan metode ini bersama murid-murid Sekolah dengan membuat program nyata berbasis lingkungan dan berkelanjutan.
Sedangkan untuk menanggulangi masalah sampah, rumah tangga sebagai penyumbang terbesar sampah yang berakhir di TPS.
Saat ini, sudah ada teknologi, menjadikan sampah, sebagai media tanam seketika, menggunakan Tekhnologi Bio Compound.
* Sebagai Pakan Ternak dan Air Minum
Kehadiran Tim Bio Compound dalam berbagi solusi integritas Peternakan Sapi Perah.
Berhasil memperkenalkan penggunaan metode ekologis melalui penggunaan Teknologi Bio Compound sebagai Pakan dan air minum.
Pakan akan tercerna dengan baik dengan kotoran yang lebih halus serta bermanfaat untuk dijadikan sebagai campuran media tanam, kompos maupun Pupuk.
Aplikasi Bio Compound pada hewan ternak, mulai diterapkan pada peternakan Babi Di wilayah Desa Taro Tegallalang, Gianyar Bali melalui metode Semprotan.
Tekhnologi Bio Compound diaplikasikan secara merata, pada kandang hewan ternak, sehingga dapat mengurangi kontribusi emisi gas metan yang berasal dari kotoran hewan ternak serta sisa pakan.
Bio Compound membantu hilangkan aroma tak sedap yang berasal dari kotoran serta menurunkan suhu ruang di dalam kandang Hewan ternak sehat, Peternak sehat, lingkungan sekitar juga sehat.
Kelompok Peternak Obor Desa Organik Sukajaya ( ODOS) : linktr.ee/obordesasukajaya
* Pelatihan di Desa Cikoneng, Cileunyi, Bandung, Prov. Jawa Barat
Desa ini terletak di dataran tinggi
Memelihara Peternakan Sapi perah, menjadi sumber perekonomian utama warga setempat di Desa ini.
Tetapi minimnya kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan disertai kurangnya pemahaman jika setiap tindakan menimbulkan akibat, baik ke Peristiwa dan Makhluk hidup lainnya.
Selama ini Limbah Kotoran Sapi sebagian besar hanya di semprot air yang mengalir ke saluran air.
Sementara air yang bercampur dengan kotoran Sapi, mengalir ke dataran yang lebih rendah dan berakhir di Sungai.
Untuk itulah pentingnya Sosialisasi dan Pelatihan di Masyarakat.
Tetapi Pelatihan saja tidak cukup.
Supaya berkelanjutan, warga perlu melakukan aplikasi secara terus menerus terhadap Sampah mereka.
Sementara Tekhnologi Bio Compound saat ini, baru diproduksi di Bandung, melalui perhitungan harga perliter.
Menyesuaikan kebutuhan Petani maupun TPS skala Desa, Peternakan, dll.
Kemudian dikelola, baik itu oleh BUMDes, Lembaga-Lembaga, Swadaya, dll.
Sehingga secara terstruktural, melibatkan secara langsung Pemimpin - Pemimpin Komunitas yang ingin dilibatkan, melalui sumber pendanaan yang jelas, terukur serta tidak memberatkan pihak-pihak manapun, disertai harapan khusus, laporan keuangan, maupun pertanggungjawaban tertentu.
Untuk pendampingan penuh, dapat dilakukan melalui 3 ( tiga ) jenis kegiatan Desa, selama 3 ( tiga ) bulan.
Untuk kegiatan Sosialisasi di Bali misalnya, sebagai perwujudan pengaplikasian Peternakan, Pertanian dan TPS3R.
Sehingga sudah termasuk biaya pendampingan, Tekhnologi, drum, mesin cacah kecil, akomodasi dan transportasi
Sehingga Tim ahli, melakukan pendampingan sesuai dengan kebutuhan.
Di tahun 2024 ini, tim ahli tekhnologi dari kami, masih pendampingan di area Pulau Bali, sehingga untuk pendampingan di satu wilayah Desa, kami masih perlu melakukan pembagian waktu.
Sedangkan pendampingan, bukan sebatas pada tekhnologi saja, tetapi juga membangun pola pikir dan ekosistemnya.
Sehingga kami pun tetap berupaya membantu kelompok binaan kami agar dapat tetap hidup.
Untuk saat ini kami terbagi menjadi dua tim/kelompok:
* Dari sisi pengguna, sifatnya lebih subyektif, dan
* Tim ahli, sehingga dapat bercerita secara keseluruhan dari sisi manapun.
Tanpa pertemuan/persamaan frekuensi, akan menjadi informasi dua arah yang sulit dimengerti.
Untuk itulah dibutuhkan sinergi dari seluruh elemen Masyarakat, guna menyatukan visi misi ini.
Mari berdayaguna bersama-sama dalam mengisi pembangunan BANGSA INDONESIA yang Mandiri, sesuai adab-adab BHINNEKA TUNGGAL EKA.