Sabtu, 21 Oktober 2023

Gejala Pembusukan Di mana-mana

 

Susi Ambar Rukmi
Photo taken Roki Project 




Oleh    Sha Mantha

Editor Sha Mantha 


Krisis ekonomi seakan merantai jutaan umat Manusia ke dalam Penjara Pengangguran

Di Negeri Kaya ini, ancaman Pengangguran merupakan beban berat yang mengelayuti bahu kaum Muda

Tiap tahun sejumlah besar Pelajar dan Mahasiswa, harus terjebak dalam keadaan stuck tak Bergerak

Semua karena sistem Sosial-Ekonomi bagai Neraka di muka Bumi 


"Kepada yang menerima gaji dari Rakyat"


Rakyat tidak perlu dimiskinkan, karena sudah bahagia secara apa adanya

Tidak perlu diberi Kaya, sebab Survival terbaik dalam seleksi alam

Tak perlu dibohongi, dimana sudah sangat mengenal konsep Ketuhanan dalam menjalankan kehidupannya

Tidak perlu di gusur, di usir, sebab begitulah, tanpa terus didesak kerap tersinggkir dengan sendirinya

Tidak perlu digebuk, ditendang, dipentung, ditembaki, sudah hakekatnya di mana saja siap mati 

Maka kata-kata Saya adalah RACUN BERBAHAYA, berikut dibawah ini;

* "Ikhlas ditipu"

* "Habis Covid terbitlah Coped"

* "Diam mati, bergerak apalagi"

* "Bertanya di jawab Penjara, bergerak titik bidik senjata"

* "Berhenti sebagai Rakyat"

* "Musuh abadi adalah saudara sendiri"

* "Beban Negara Kami Penanggungnya, Dosa Negara siapa yang menanggungnya?"

* "Tanda Kiamat itu sederhana, Pastor/Pendeta/Kyai/Biksu diatur maling, artinya keterlibatan Tuhan di setiap segala aktivitas/TAUHID di antara Kita pun selesai"

* "Menanam atau di tanam"

* "Luka-luka kehendak"

* "Adil tanpa diminta, beradab tanpa diarah, bijak tanpa diperintah, bertindak tanpa tekanan dan banyak lagi yang saya tidak ingat, sebab benar-benar sakit Jiwa"


BOHONG SEMUA

PEMBOHONG SEMUA

ILMUWAN BILANG

CENDIKIAWAN BILANG

Ilmuwan cendikiawan bayaran

Ilmu pengetahuan teknologi informasi, siapa pun menguasai, sejahtera hidupnya

Jutaan kaum miskin muda, kuasai ilmu pengetahuan teknologi informasi, Blangsak hidupnya

Di bawah sistem kapitalisme semua lini telah dimonopoli

Dimonopoli si kantong tebal

Pemilik kantong tebal;

si penguasa

si pengusaha sisa-sisa

feodal sisa-sisa

kolonial Anak manja

pemilik kapital global

Disebut neofeodal

dulu anak raja jadi raja

Kini anak pejabat jadi pejabat


Saudara-saudara

Di republik ini telah lahir kerajaan baru

Dikuasai anak-anak neofeodal

Feodal baru 

Anak-anak feodal baru

bohong semua

pembohong semua 

 

Memaknai TRISULA WEDHA


TRI      : bermakna 3 ( tiga )

SULA  : berarti Pusaka berbentuk Mata tombak, bisa 7 ( Tuju ) bisa juga 3 ( Tiga )

WEDHA atau Vedha yaitu:

Kitab Suci berisi sekumpulan Ajaran Sang Buddha, Sidharta Gautama, yang dicatat menggunakan bahasa Pali yaitu bahasa suatu suku Bangsa, yang berada di Benua Asia bagian Tenggara, tempat Sang Buddha tinggal menetap hingga nafas terakhirnya 

Maka TRISULA WEDHA adalah Filosofi 

Yang merupakan dasar dalam menegakkan PANCASILA sebagai Azas Tunggal/Kesepakatan Bersama bagi Republik Indonesia, yang sampai detik ini, belum diaplikasikan oleh seluruh Pimpinan Negara

Sebab, Pancasila baru dibentuk pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 serta dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah dan seketika Sakti 4 bulan kemudian pada 1 Oktober 1945

Sedang apabila, dapat memahami karakter leluhur BANGSA INDONESIA

Kenyataan Sejati / Kenyataan Murni adalah; Absolut-Supreme Reality

Dan bukan hasil ciptaan pikiran maupun konsep, bukan hal yang Bias, bukan hal yang Multi-Tafsir

Tidak berubah, tetap demikian adanya

Sebagaimana mestinya dan demikian adanya 

Dulu sekarang sampai selama-lamanya 

Sebelum Pikiran Saya dan Pikiran Anda lahir

Bahkan setelah Saya dan Anda

Pikiran Saya dan Pikiran Anda

Sudah tidak ada lagi di dunia ini

Leluhur Nusantara pernah mengatakan dalam sebaris kalimat;

"BHINNEKA TUNGGAL EKA TAN HANA DHARMA MANG RUA"

Yang bermakna;

Dunia ini meskipun Berbeda - beda, dengan skala yang berbeda - beda dengan fungsi dan tugas yang berbeda - beda, tetapi 

"TUNGGAL EKA"

Sejatinya;

SATU KESATUAN YANG UTUH



 

Susi Ambar Rukmi 
Photo taken Roki Project 





TAN HANA DHARMA MANG RUA;

Tak ada kebenaran dalam segala sesuatu yang Bias/Dualitas

Sedangkan Multitafsir adalah Bias, satu ayat yang dibaca oleh 10  orang, dapat menjadi 10 tafsiran

Selama hal itu masih merupakan tafsiran - tafsiran, konsep-konsep yang diciptakan oleh pikiran

Maka masih belum benar

Masih Bisa benar dan bisa salah

Bisa benar menurut Saya

Bisa Salah menurut Anda-Subjektif

Sedangkan TRISULA WEDHA Merupakan Sebuah Filosofi yang Bermakna;

LURUS

BENAR

JUJUR

Yaitu sebuah Karya Ciptaan Raja Kediri berisi Jangka 

Berupa Kitab Ramalan Raja JAYABAYA, yang masih bisa benar, masih bisa salah, Bias dan Multi-Tafsir 

Bahkan jika seluruh Ramalan Raja JAYABAYA menjadi kenyataan 

Ia adalah golongan religius, yang masih mempercayai keberadaan Tuhan Semesta, yang menjalankan kehidupan keagamaannya, sebagai seorang penganut ajaran Buddha beraliran Mahayana dalam menunjang perjalanan Spiritualnya 

Maka dari hal demikian Ia tidak dapat diremehkan, dalam membentuk suatu Kepribadian Sejati, terhadap hidup Manusia di seluruh Dunia

Sebab dari keberadaan Raja JAYABAYA, seorang penerus MATARAM yang mengemban tugasnya di Bumi dalam melanjutkan Visi Misi Sang IBU PERTIWI

Ia hidup pada abad 8 Masehi dan berasal dari Wangsa Syailendra 

Serta hanya Berjarak 1 Abad dari Ratu Shima pendahulunya, pemimpin Negara Kalingga yang berkuasa pada abad ke-7 Masehi

Pencetus Negara Swasembada Pangan melalui Sistem Pengairan/Subak di Kehidupan Pertanian

Pencetus Hukum Undang-Undang Pancasila Sila

2. Kemanusiaan yang adil dan Beradab

5. Keadilan Sosial Sosial Bagi Seluruh Rakyat Nusantara 

Panglima Perang Wanita Sang Aplikator Burung GARUDA YAKSA

Sebagai Simbol Peradaban Manusia Modern Pertama Nusantara, yang sedang menuju pada keutuhan Manusia atas segenap hidupnya

Bagi Manusia tertindas yang selama ini terkungkung dan terkekang, dikendalikan hidupnya oleh Manusia lainnya, bernama Penindas

Maka sudah seharusnya berkesadaran, guna meraih Kebebasan Hidupnya dengan Berfikir, Bergerak dan Bertujuan 

Bahkan di masa sekarang tertuang

Dalam Sistem Solusi Nasional dengan berbagai sistem Pengunci Keburukan Akhlak Warga Negara serta Aplikasi Ekonomi dalam UUD'45 pasal 33

Apabila Negara, menggunakan Sistem Solusi Nasional TRISULA WEDHA serta mengaplikasikan UUD'45 pasal 33

Maka mayoritas usaha Nasional diseluruh negeri akan dikontrol oleh Rakyat, di dalam BADAN USAHA MILIK MASYARAKAT REPUBLIK INDONESIA menuju Kesejahteraan dan Kemakmuran

Bahkan Bisnis NARKOBA, akan sulit beredar

Sehingga secara otomatis, memakmurkan Bangsa dan Negara, mencapai Hidup Rukun, Sejahtera

Serta bangkit menjadi Bangsa yang Kaya Raya, dari hasil mengolah Sumber Daya Alam, sehingga mampu membantu Negara lain dalam mewujudkan Perdamaian Dunia

Dengan Pemberlakuan KITNAS, misalnya 

Pada saat Negara mengganti e-KTP dengan KITNAS ( Kartu Identitas Tunggal Nasional ) 

Seluruh KORUPTOR akan tertangkap, sebab terseleksi ketika hendak mendapatkan KITNAS

Sebagaimana Kartu Identitas, digunakan pada berbagai transaksi di Bank

Bahkan Warga Negara Asing, wajib memiliki KITNAS sebagai identitas diri sebelum masuk ke Indonesia, maupun pada saat melakukan transaksi Keuangan, setelah berada di wilayah Indonesia

Dengan demikian, keberadaan KITNAS, mampu menjamin Kemakmuran dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia

Sehingga segala bentuk tindakan Kriminal, turun drastis dan berjalan sesuai aturan Undang-Undang dalam penegakan Hukum yang lebih tinggi

Sebab Sistem TRISULA WEDHA telah turut mengaplikasikan Makna Dari PANCASILA

Dengan Tidak memberlakukan Hukum Tebang Pilih maupun Terpidana Mati

Selain hanya sebagai Pendidikan bagi Masyarakat yang mengerti cara dalam berbangsa dan bernegara

Melalui Terapan Pola Hukum dalam sistem TRISULA WEDHA

Tentu lebih Mumpuni Dalam Menyadarkan seluruh terpidana agar berhenti melakukan keburukan Moral

TIDAK ADA PROGRAM untuk BERPERANG, kecuali DAMAI dan KESENANGAN

Jika Rakyat bertanya, kapan waktu yang tepat untuk melakukan "REVOLUSI SOSIAL?"

Jawabannya adalah jeda waktu antara hari kemarin dan hari esok

Karena tangis dan air mata, kelaparan dan kemiskinan, penindasan dan kekecewaan Rakyat, tidak dapat dibiarkan berlarut-larut

Mungkin saja setiap orang bisa kau kibuli, tapi hati nuranimu akan selalu tau, kelayakan peri-lakumu

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...