Rabu, 31 Mei 2023

Partai Politik Tak Sesuai PANCASILA

 

Photo taken @s_artphotography




Editor Sha Mantha

Oleh Sha Mantha


 

REPUBLIK INDONESIA PALSU

 

Bukan Negaranya yang palsu

Tetapi Presiden; MPR; DPR dan seterusnya yang palsu

Sebab semuanya adalah Produk dari sistem  Undang-Undang Dasar Partai Politik; Yang dibuat oleh Partai PO- Rakyat: 

1. Apakah Kedudukan Partai Politik  sesuai dengan PANCASILA Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia? 

2. Apakah Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 masih berlaku? 

3. Apakah Pemilu Voting sesuai dengan Falsafah PANCASILA? 

Seluruh dari permasalahan;

Terdapat di Partai Politik dan Penyelenggaraan Pemilu Voting

Sehingga Rakyat; Hanya Alat Permainan Kekuasaan dari Partai Politik, melalui Pemilu Voting


PEMILU COBLOS-BENCANA NASIONAL BANGSA INDONESIA


Alam Semesta telah mengajarkan kepada seluruh makhluk melalui peristiwa, serta miliaran bahasa alam,  sejak jutaan tahun silam

Dengan Hewan dan Tetumbuhan sebagai Makhluk Hidup paling Berprestasi dalam membaca Bahasa Alam; Jujur menjalankan serta patuh kepada Hukum Alam  

Mekanisme mata rantai kehidupan berfungsi untuk menjaga Sistem Keseimbangan Alam

Hewan saling membunuh sebagai Kepatuhannya dalam menjalankan Hukum Alam, tetapi bukan Pelanggaran Hak

Homogenitas Rakyat Indonesia sebagai satu unsur dasar yang menjadi pelengkap didalam membentuk keberagaman Bangsa, dan berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat universal 

Tetapi dalam PEMILU PILKADA? 

Suara Rakyat

Pilihan Rakyat

Kepentingan Rakyat, bahkan

Kehendak Rakyat

Menjadi bahan iming-iming dan ajang debat kusir yang diributkan

Dan diam-diam;

Kaum Elite bergerak demi kepentingan-kepentingan Elite;

Para Terkemuka; Pemimpin-Pemimpin; bahkan Politik Yang ELITE

Lalu Pemimpin musti ditetapkan oleh para Terkemuka/Pemuka; Kaum Atas; dan Pemimpin-Pemimpin itu sendiri; untuk diimani oleh Rakyat

Para Elite hanya mau Menangnya sendiri; Para Terkemuka; Pemimpin-Pemimpin dan Kaum Atas

Hanya mementingkan Kebutuhan Pribadi serta golongannya saja

Mereka hanya menjunjung kebenaran pribadinya sendiri

Gambaran nyata; Perilaku Jahiliah dan menolak kebenaran faktual

Maka siapapun yang mengingkari dan menolak keberagaman, serta perbedaan, sama halnya melewati Kodrat/Hukum Alam

Lantas apa sejatinya fungsi Rakyat dalam pemilihan; "Pemimpin" dan yang sibuk melekati;

(kedok atas nama Rakyat)-sebagai kepentingan Rakyat 

Namun dilarang keras, ketika Rakyat menolak  OPTION yang telah disiapkan, lantas di anggap bukan Rakyat? #Demokrasi_Dajal 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...