Ditulis Oleh Editor
In Frame Susi Ambar Rukmi
Pada hakekatnya, setiap orang mencoba mendapatkan peruntungannya melalui cara yang berbeda-beda.
Alam tidak selalu menjanjikan keuntungan, tetapi yang jelas.
Alam selalu memberi apapun yang Manusia butuhkan, tanpa pernah meminta imbalan apa-apa.
Kita hanya perlu berterima kasih kepada Alam, dengan cara merawat lingkungan, mengolah kembali sampah-sampah yang Manusia hasilkan, agar kembali berdayaguna bagi seluruh Makhluk hidup yang ada.
Kita tidak harus menunggu sesuatu datang terlebih dahulu baru bahagia.
Tetapi mengubah cara kita dalam berpikir dengan menyederhanakan pola pikir kita, maka disitulah letak keajaibannya.
Dalam sekejap, pikiran seseorang dapat berubah - ubah, tetapi hati, akan tetap sama.
Itulah keseimbangan hidup yang menghidupkan.
Untuk itulah tidak ada satupun Manusia yang dapat hidup sendirian di Bumi.
Semua saling memiliki keterikatannya masing-masing, terkoneksi, bahkan dengan alam semesta itu sendiri.
Sejak Dunia dijadikan, jadilah jadi maka terjadilah kejadian/peristiwa.
Olah Sampah Rumah Tangga
Sosialisasi Sampah Tingkat Rumah Tangga, di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, Prov. Banten, Jawa Barat, Indonesia
Dalam rangka pelatihan olah sampah organik menjadi Media tanam menggunakan Teknologi Bio Compound.
Tim kami memberi pelatihan pada siapapun yang bersedia mengubah pola gaya hidup konvensional menjadi ekologis serta mengubah cara dalam berpikir.
Warga setempat antusias mengikuti pelatihan dengan membawa sampah organik dari dapur masing-masing.
Dan mengolahnya kembali menjadi Media Tanam dalam waktu beberapa jam, untuk dibawa pulang kembali oleh warga setempat seusai pelatihan, guna diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk bertani, merawat tanaman dan lingkungan hidup sekitar.
Warga membawa kembali bibit tanaman yang telah mereka tambahkan campuran media tanam yang mereka buat, dari hasil mengolah limbah sampah organik rumah tangganya
Sehingga tidak ada lagi sampah organik yang berasal dari dalam rumah tangga, yang keluar lagi dari rumah warga sekitar.
Aplikasi Tekhnologi Bio Compound Pada Kebun Tomat
Pak Made, Petani Tomat di Wilayah Lembang, Bandung Prov. Jawa Barat, Indonesia
Pak Made seorang Petani buah Tomat rumahan di wilayah Lembang, Bandung Jawa Barat.
Berpikir terbuka dalam mengembangkan Pengetahuannya dengan mengaplikasikan eksperimen secara mandiri serta perilaku sederhana untuk bekerjasama dengan Alam.
Ia mengolah tanah pertanian miliknya, mulai dari penyemaian, hingga perawatan tanaman, menggunakan sampah organik yang dicampurnya dengan menggunakan Tekhnologi Bio Compound.
Kebun Tomat milik Pak Made di wilayah Lembang, Bandung Prov. Jawa Barat, Indonesia
Dari 1000 bibit yang di tanamnya
Ia seketika mendapat keuntungan dari hasil eksperimennya tersebut :
* Tiap 1 Pohon Tomat menghasilkan 5 kg Tomat dengan berat rata-rata 200 gram hingga 1 Kg
* Hasil panen tahan lama saat disimpan dalam suhu ruang, serta
* Dapat bertahan selama 30 hari, dan
* Buah Tomat yang jatuh, bijinya telah berkecambah
* Dengan 65 hari usia panen yang lebih cepat dari 80 hari masa panen sebelumnya
Buah Tomat hasil eksperimen menggunakan Tekhnologi Bio Compound dari kebun milik Pak Made di wilayah Lembang, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia
Dimana sebelum menggunakan Tekhnologi Bio Compound :
Dari 1000 bibit Tomat yang ditanamnya, terdapat sebanyak 250 bibit yang mati terserang Hama.
Namun setelah Ia menggunakan Teknologi Bio Compound, hanya ada 11 bibit tanaman Tomat miliknya yang mati terserang Hama.
Sedangkan Tomat hasil panen tanpa penggunaan Teknologi Bio Compound maksimal dapat disimpan selama 14 hari.
Saat ini Pak Made tengah melakukan uji coba tanam Biji buah tomat yang jatuh, guna memastikan biji dapat menghasilkan turunan dengan kualitas yang sama atau tidak.
Ia pun tak segan berbagi ilmu dengan Petani lain.
Berspekulasilah dan hidup
Kita tidak akan pernah tau hasil, tanpa pernah mencobanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.