Jumat, 02 Februari 2024

Dana Desa Menuju Desa Kreative Mandiri


Ditulis oleh Editor Sha Mantha


 

In Frame Sha Mantha 




Susi-ambarrukmi.com-Dalam upaya mewujudkan Desa yang mandiri, berproduktivitas tinggi, berdaya saing dan kompeten.

Membangun inovasi serta kreativitas secara kolektif, wajib digalakkan oleh segenap masyarakat Desa.

Supaya dapat direalisasikan melalui Desa-Desa yang Berbhinneka Tunggal Eka.

Dimana Desa-Desa dengan budaya yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan yang sama, menuju Ketahanan Pangan Desa.




Lahan Pertanian 




Sehingga fungsi Desa sebagai penghasil sekaligus sumber Pangan, tetap terjaga eksistensinya.




Perkebunan Sayur Mayur


 


Tentu keberadaan Desa bukan sekedar naik kelas, seiring peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia didalamnya, sebab fungsi Desa sangat berkontribusi, terhadap pembangunan Bangsa.




Foto ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 

Di tahun 2015 silam

Pemerintah Indonesia mulai mengalokasikan Dana Desa, yang tertuang dalam peraturan Undang-Undang Nomor 6 ,Tahun 2014, mengenai Desa.




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 




Sementara peningkatan Alokasi Dana Desa, bertujuan mewujudkan Indonesia maju.

Sedangkan penggunaan Dana Desa, telah diputuskan melalui forum musrenbang, serta menghasilkan pencapaian Infrastruktur yang signifikan.

Dana tersebut berasal dari anggaran Negara, yang ditransfer melalui anggaran daerah, guna membiayai administrasi pemerintahan Desa, pemberdayaan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Masyarakat serta Pembangunan Infrastruktur.

Melalui Peraturan Pemerintah, No. 60, Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah No. 22, Tahun 2015.

Sebagai dasar hukum dalam penyusunan Permendesa, mengenai Prioritas dalam Penggunaan Dana Desa.

Prioritas utama dari penggunaan Dana Desa, adalah untuk pembangunan infrastruktur yang swakelola.

Dengan 7 Isu Prioritas Penggunaan Dana Desa, tahun 2024, diantaranya:

1. Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

2. Intervensi Percepatan Eliminasi TBC

3. Ketahanan Pangan Nabati dan Hewani

4. Pencegahan Peredaran Narkotika

5. Penurunan Stunting

6. Dana Operasional Pemerintah Desa, dan

7. Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 



Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring yang baik, dengan cara mengajak masyarakat untuk rembug Desa, yang dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Dana Desa diarahkan untuk padat karya, sehingga semakin banyak orang yang bekerja menggunakan Dana Desa.

Disertai transparansi Kepala Desa, berikut aparatur Desa yang akuntabel dan terbuka, dengan cara menempelkan jumlah angka penggunaaan, di tiap papan RT serta RW.

Hal tersebut diharapkan, agar semua pihak dapat bergotong royong dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, dimulai dari Desa.

Sehingga Dana Desa dapat difokuskan untuk memperkuat kebijakan fiskal nasional:

( Kemiskinan Ekstrem, Stunting dan iInflasi ) di tingkat Desa dan sinergi penggunaan Dana Desa.

 



Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 




Selain mampu membangun ribuan kilometer jalan Desa, Jembatan, Pasar Desa, kegiatan BUM Desa, Dermaga Perahu, kolam Ikan, Irigasi dan lain sebagainya.

Dana Desa juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup Masyarakat melalui Pembangunan fasilitas umum semisal gelanggang arena Olahraga, Air Bersih, MCK dan lain-lain.




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 


Menurut laporan Data sementara menunjukkan, penurunan jumlah Desa tertinggal, pada tahun 2018 silam yang semula sebesar 14.047 Desa, menjadi 4.365 Desa, di tahun 2022.




Gambar Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 

Pengelolaan Dana Desa yang efektif, menjadi peran, serta komitmen Kepala Desa yang transparan dalam penggunaannya, terbukti berhasil menurunkan jumlah angka Desa yang tertinggal.

Melalui data berbasis SDGs Desa, sebagai dasar dari kebijakan Pembangunan Desa dan pemanfaatan Dana Desa.

Dengan kerjasama trilateral serta pendidikan tinggi, dapat memajukan Desa dalam peningkatan Sumber Daya Manusia, Pertumbuhan Ekonomi sekaligus Pelestarian Budaya Lokal setempat.




Foto Ilustrasi dibuat oleh Sha Mantha 


 


Dana Desa telah memberikan dampak positif pada Desa-Desa di Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendidikan dan harapan warga Desa.

Melalui pengelolaan yang baik, akan membantu Desa yang mandiri, berdayaguna dan sejahtera.

Rabu, 24 Januari 2024

Sambut Euphoria Imlek 2024

 

Ditulis oleh Editor : Sha Mantha 

 


In Frame Sha Mantha
Photo Taken Silis Boom



susiambar-rukmi.com-Memasuki Tahun Naga Kayu Hijau/Green Wood Dragon.

Pada perayaan Imlek di hari pertama, tanggal 4 Februari 2024 dan Tahun Baru ( Lunar ), yang jatuh pada 10 Februari tahun 2024 ini khususnya. 

Bakal dirayakan cukup meriah setiap tahunnya, oleh segenap Masyarakat Tionghoa di penjuru Dunia.


 

In Frame Sha Mantha
Lokasi Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 



Tak berbeda hal dengan perayaan Imlek di Indonesia, yang sudah tentu bakal semarak dan hidup.

Di isi ribuan stand bazar kuliner khas NUSANTARA, dilengkapi ragam akulturasi pentas seni budaya.

Serta gemerlap ribuan lampion yang terpasang di sepanjang Jantung Kota di penjuru Indonesia.



In Frame Sha Mantha
Festival Lampion

Lokasi Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia  



Dan tak lupa, dilengkapi dengan Pesta Kembang Api, tepat di malam pergantian Tahun Baru Lunar, sebagai puncak acara.


 

Festival Lampion, Lokasi Jembatan Kali Pepe
Jl Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 



Sesuai perhitungan dalam penanggalan China, berdasar pada kalender Lunar China, yang mengikuti siklus Matahari dan Bulan.

Unsur dari Naga dan Kayu, menciptakan energi yang dipercaya membawa, pertumbuhan, keberanian dan kreativitas.

Kayu melambangkan kemampuan beradaptasi yang baik, terhadap perubahan serta sifat-sifat positif seperti, kepekaan dan kebijaksanaan.

Sementara Naga dalam zodiak China, memiliki unsur, tanah, besi, air, kayu dan api, yang merupakan simbol keberanian, ambisi dan keberuntungan.

Sedangkan gabungan antara Naga dan Kayu, menghasilkan dimensi yang menciptakan kepribadian individu yang ambisius dan berani.

Shio Naga sendiri, menjadi ciri bawaan orang yang lahir di tahun 1952, tahun 1964, tahun 1976, tahun 1988, tahun 2000, tahun 2012, dengan kelipatan angka 12 dan seterusnya.


 

In Frame Sha Mantha
Festival Lampion
Lokasi Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 


 

Sementara beberapa Orang dengan ciri-ciri Shio Naga Kayu, berada diantara sifat-sifat berikut: 

1. Kreativitas dan Pertumbuhan

Naga Kayu cenderung memiliki kecenderungan kreatif dan kemampuan untuk berkembang, terbuka terhadap ide-ide baru dan memiliki semangat inovatif yang kuat.

2. Keberanian dan Ambisi

Sifat keberanian dan ambisi mendominasi karakter Tahun Naga Kayu, memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tujuan dan meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

3. Kehidupan Sosial yang Luas

Naga Kayu dikenal sebagai individu yang bersifat sosial dan pandai berkomunikasi, mudah berinteraksi dengan orang lain dan seringkali memiliki jaringan sosial yang luas.

4. Kepekaan dan Kebijaksanaan

Unsur kayu membawa dimensi tambahan pada kepribadian Naga, memberi kepekaan terhadap lingkungan sekitar, serta kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi.

Tetapi perlu diingat, dalam astrologi China, ciri-ciri tersebut, bersifat umum dan tidak mutlak berlaku untuk setiap individu yang lahir di Tahun Naga Kayu.

Faktor-faktor lain seperti, bulan lahir dan jam/waktu kelahiran, juga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang.

 


Klenteng Tien Kok Sie
Jl. RE Martadinata No.12, Sudiroprajan, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 


 

Harapan Tahun Naga Kayu Hijau 2024 di Negara Indonesia 



In Frame Sha Mantha
Festival Lampion
Lokasi Jembatan Kali Pepe
Jl. Urip Sumoharjo Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Indonesia 


 

Warnai karakteristik kebudayaan Indonesia yang beragam, yang juga diharapkan oleh segenap elemen Masyarakat luas di Indonesia.

Dapat turut serta, merayakan tahun baru Lunar, dengan penuh kebahagiaan, harapan dan kesuksesan.

Seperti halnya perayaan Imlek di tahun-tahun sebelumnya.

Dari Berbagai Sumber 

Jumat, 19 Januari 2024

Olah Sampah Menjadi Biowash

In Frame Sha Mantha 



Oleh     : Sha Mantha

Editor   : Sha Mantha 


 

Dari Desa Membangun BANGSA


 

Ladang Jagung di Kawasan Desa Pesisir Pantai Paling Utara Jawa, Indonesia 



Sebagaimana fungsi Desa sebagai sumber penghasil pangan, agar tetap menghasilkan segala kebutuhan Pangan yang dibutuhkan.

Tetapi tanpa sumber daya alam disertai sumber daya Manusia yang mumpuni didalamnya.

Pada hakekatnya bukanlah hambatan untuk maju dan berdayaguna, sekalipun faktanya, tak sedikit Desa miskin tanpa SDM serta SDA didalamnya.



Nuansa Hunian Warga Desa di Pulau Jawa, pada umumnya 


 


Tetapi hal ini

Bukan lantas menjadi tolak ukur rendahnya Sumber Daya Manusia Indonesia, melainkan belum berubahnya pola, serta gaya hidup konvensional yang ada.

Tidak mudah memang untuk mengubah itu semua, tetapi bukan berarti tidak dapat di ubah.

Untuk itulah pentingnya peran, serta keberadaan tim ahli didalam segala prosesnya.

Sedangkan sumber daya alam tidak terbatas, ada disekeliling kita, bahkan dari sampah, dapat di ubah menjadi emas.


BIOWASH


Biowash merupakan cairan multi manfaat untuk mengelola sampah organik, yang berasal dari sisa-sisa makanan rumah tangga.



Proses Fermentasi Selama 15 Hari. Menggunakan Kulit Buah Nanas Dengan Tekhnologi BC - Sebelum Menjadi Biowash 



Dan berfungsi sebagai pembersih alami yang terbuat dari sampah organik, yang  berasal dari kulit buah, ( saat ini menggunakan kulit Nanas dan Jeruk Nipis ) - Menghasilkan warna kuning alami.


 
Cairan Biowash Dari Kulit Buah Nanas


Sebagaimana rumah tangga, sebagai penyumbang sampah terbesar, yang berakhir di TPS/TPA.

Serta menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.

Melalui Fermentasi Kulit Buah Nanas selama 15 hari.

Konsorsium mikroba Kulit Buah Nanas yang di starter menggunakan tekhnologi BC, akan menghasilkan unsur yang sama, regenproses ferasi sel dari Buah Nanas.

Dari proses fermentasi selama 15 hari tersebut, memecah senyawa menjadi unsur.

Dan air fermentasi sudah bisa digunakan, sebagai Biowash/ cairan multi manfaat.

Sehingga sampah organik, tidak ke luar dari rumah lagi dan selesai di rumah tangga.

 

Krisis Pangan di INDONESIA



Ladang Jagung di Kawasan Desa Pesisir Pantai Paling Utara Jawa, Indonesia 


Akibat dari penggunaan pupuk Kimiawi pabrikan yang ditebar tanpa bahan penetralisir, yang dilakukan secara berkala.

Menjadi masalah lingkungan dan ekosistem jangka panjang, bukan saja menghambat proses penguraian Tanah, dan membunuh unsur Hara dalam Tanah.

Tetapi juga menyebabkan sulitnya pengolahan Tanah, karena Tanah menjadi keras, kering dan tandus.



Perkebunan Karet PTPN IX Kab. Jepara Jawa Tengah, Indonesia 


 

Hal tersebut pula yang memicu terus menurunnya hasil pertanian dan perkebunan di Negara Indonesia.

Tanah tidak lagi dapat diolah, selain ditumbuhi rumput dan ilalang.

Demikian halnya dengan hasil Pangan, yang tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan dalam Negeri, sehingga terus menerus mengalami keterpurukan.

Wujud dari keterpurukan Pangan inilah, yang memicu gagalnya pertumbuhan ekonomi sosial Indonesia, sampai hari ini.



Kebun Coklat Cocoa

 


Dalam Kurun Waktu 10 Tahun Terakhir, Dunia bahkan Sedang Mengalami Krisis Coklat Cocoa.

 

 
Cairan Biowash Dari Kulit Buah Nanas 


Kegunaan Biowash, diantaranya: 


1. Untuk mengompres mata, luka bakar, luka sayat, nyeri, bisul, bengkak, ambeien, dll

2. Sebagai Obat Kumur

Cara Penggunaan:

* Ambil beberapa Mili air Biowash

* Kemudian dihangatkan

* Gunakan untuk berkumur, saat mengalami sakit gigi maupun sariawan.

3. Disiram ke parit/ kolam/sungai, danau, closet, wastafel, WC, serta selokan kamar mandi.

Tujuannya untuk menetralisir udara dan lingkungan, sekaligus sumbangsih terhadap alam.tetap terkendali, sehingga air serta sumber-sumber mata air, tetap terjaga ekosistemnya, serta dapat terus dikonsumsi oleh seluruh makhluk hidup di Bumi.

Sebab apabila tingkat keasaman air semakin tinggi, secara otomatis, air tidak akan dapat lagi dikonsumsi, karena telah tercemar dan mengandung Mercury, sehingga lambat laun, tak satupun Makhluk yang dapat bertahan hidup, di muka Bumi.

4. Sebagai Bahan Campuran Pembersih Rumah

- Sabun cair

- Shampo

- Sabun Cuci Piring 

Dengan mencampurkan Biowash, akan mengolah cairan kimia, menjadi lebih ramah lingkungan.

Takaran Perbandingan:

* Biowash dan Sabun Cair 1:50

* Biowash dan Shampo 1:50

* Biowash dan Sabun Cuci Piring 1:50

* Biowash dan Pembersih Lantai

 Cara Penggunaan:

* Campur 1 sendok Makan Biowash ke dalam sabun cair saat mandi

* Campur 1 Sendok Makan Biowash ke dalam Shampo saat cuci rambut

* Campur 1 Sendok Makan Biowash ke dalam Sabun Cuci Piring, saat mencuci piring

* Campur 1 Sendok Makan Biowash ke dalam cairan pembersih lantai untuk mengepel lantai maupun saat menyikat lantai kamar mandi dan closet 

5. Sebagai Disinfektan Alami

6. Pembersih Udara 

7. Pelembab Udara

8. Sebagai bahan detox untuk membuang racun dalam tubuh serta melancarkan peredaran darah 

Cara Penggunaan:

* Campur 1 Sendok Makan Biowash ke dalam wadah / ember, berisi air hangat, yang dicampur dengan 1 sendok teh garam dan selembar daun pandan

* Rendam Kaki selama 30 menit hingga selesai 

Peringatan!

Aturan tersebut hanya untuk pemula, mengingat terdapat proses detoks, yang berbeda-beda pada masing-masing individu.

9. Menghilangkan Pestisida Pada Sayur dan Buah serta bahan kimia berbahaya, lainnya 

Caranya:

Rendam Sayur dan Buah, selama 5 menit, ke dalam wadah berisi air bersih yang telah di campur dengan 1 Sendok Makan Biowash

10. Sebagai bahan campuran dalam pembuatan Media Tanam, yang berasal dari sampah organik serta kohe sapi segar 

11. Untuk Menyiram tanaman ( bisa setiap hari )

12. Menghilangkan Bakteri Pada Benih Tanaman

Bahan:

* Media Tanam

* Benih

Cara Penggunaan:

* Hangatkan Cairan 1 Sendok Makan Biowash hingga 50 derajat Celcius

* Campur 1 Sendok Makan Biowash ke dalam benih 

* Aduk selama 5 menit

* Benamkan Benih ke dalam Media Tanam

Tujuannya untuk memperkuat benih serta tumbuh lebih cepat.



Sabtu, 06 Januari 2024

Pesona Kopi Desa Tempur

 

In Frame Sha Mantha
Photo taken Guston Rahardjo 




Gerbang Peradaban Modern NUSANTARA

 

Cerita Keagamaan dan konsep kosmologi,  tentang, perjalanan hidup manusia berupa, Karma, Nafsu dan Keinginan.

Terpahat pada ornamen relief dinding, di 3 ( tiga ) situs Candi yang terletak di dukuh Duplak, Desa Tempur, Kec.Keling, Kab. Jepara, Prov. Jawa Tengah, Indonesia.

Melengkapi peradaban modern NUSANTARA sejak mula-mula, di puncak Gunung Muria, diantaranya; Situs Batara Guru, Prasasti Puncak Songolikur, dll.

Dan tercatat pada abad ke-6 M - 7 M

Dengan Ratu Shima, pemimpin terakhir Negara KALINGGA, yang berdiri tahun ( 594 M - 695 M ).

 

Pasca kematian Brawijaya V

 

Negara Majapahit, segera mengalami kemunduran secara terstruktural, ditandai dengan berdirinya Negara Islam Demak, yang memecah Jawa menjadi 3 ( Tiga ) bagian.

Hal ini memicu perpindahan Ibukota Negara Majapahit yang semula berada di Trowulan, ke bekas Ibukota Negara KALINGGA dahulu berdiri, di wilayah Kec. Keling, Kab. Jepara.

Dengan Kab. Pati, sebagai Gapura Perbatasan/Pintu masuk menuju Ibukota Majapahit yang baru.

Sebelum berakhirnya pemerintahan Majapahit, Hayam Wuruk, membangun Candi Bubrah, sebagai gapura utama, menuju Candi Angin, yang berjarak 500 meter dengan Candi Aso, yang dibangun beberapa ratus meter disebelahnya, tepat di sisi Utara Lereng Gunung Muria.

 

Desa Tempur

 


Area Persawahan Desa Tempur 



Berada pada ketinggian 800-1.000 meter di atas permukaan laut.

Desa yang dikelilingi hamparan sawah berundak bak Ubud Bali tersebut, dihuni kurang lebih 3.000 Kepala Keluarga, dengan ragam kehidupan Pertanian didalamnya.

Selain menanam Padi dan menghasilkan beras kualitas pulen, sayur mayur dan Palawija, menjadi tanaman khas Masyarakat lereng pegunungan yang umum dihasilkan, untuk menopang perekonomian warga Desa.

Sulitnya akses keluar masuk Desa, dikarenakan kondisi jalan berbatu terjal, sebagai satu - satunya jalan penghubung menuju Desa.

Bukan saja mengisolasi Masyarakat KALINGGA, yang sejak dulu menetap di sisi Utara lereng Gunung Muria, hidup terpencil, terhimpit dalam kemiskinan berkepanjangan.

Sebab, tidak banyak hasil pertanian yang dapat dibawa keluar Desa, mengingat sulitnya akses jalan penghubung yang ada.

Sehingga hanya sedikit Beras, serta hasil Pertanian lainnya yang dapat dijual.

 

Kopi Tempur

 


Kebun Kopi


 

Kebun Kopi di Desa Tempur, telah ada sejak puluhan tahun silam.

Namun karena khawatir terkena serangan Hama, terlebih enggan repot menjemur biji-biji Kopi yang dipanennya.

Petani Kopi Tempur rumahan, memilih untuk memetik biji kopi berwarna hijau, dimana tiap masa Panen, satu pohon hanya mampu menghasilkan 2-5 kg ( Dua Hingga Lima Kilogram ), biji Kopi basah yang dijual murah.

Kisaran harga Rp. 4.000 - Rp. 5.000 per/kg ( Empat Ribu Rupiah hingga Lima Ribu Rupiah perkilogramnya ).

Dengan pendapatan rendah sekitar

Rp. 1. 200.000 ( Satu Juta Dua Ratus Ribu Rupiah ), setiap musimnya.

Hingga tahun 2015

Kebiasaan memetik biji kopi muda, mulai berubah, setelah kopi Tempur memenangkan lomba Kopi terbaik kedua di Indonesia, saat uji cita rasa, yang diikuti Kopi-Kopi terbaik se-Indonesia, di Yogyakarta.

Menyadari harga Kopi Merah jauh lebih tinggi, Petani kemudian memetik biji Kopi merah, dan mengalami kenaikan pendapatan lebih dari

Rp. 2. 500.000 ( Dua Juta Lima Ratus Rupiah ),  per musim.

 


Buah Kopi


 

Selain memiliki berbagai macam varian rasa, seperti; Kopi Robusta Petik Merah, Arabika Petik Merah, Robusta Fermentasi, Kopi Jahe, serta kopi Lanang yang dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum Pria.

Desa Tempur juga dikenal, sebagai penghasil kopi jenis Robusta dan Arabika berkualitas, yang di tanam Petani Kopi rumahan, dan mampu menghasilkan 500 - 700 ton ( Lima Ratus hingga Tujuh Ratus Ton ), Kopi tiap tahunnya.

Terdapat sekitar 30 warga yang mampu memproduksi Kopi secara mandiri, seiring meningkatnya permintaan Pasar Lokal.

Sehingga mampu menopang perekonomian Desa dengan sebagian Warga Desa yang menjadi Produsen Kopi.

Keadaan perlahan berubah, setelah Kopi Tempur mulai dikenal oleh Masyarakat di luar Desa.

Begitupun sarana jalan penghubung saat ini yang sudah beraspal, hingga ke Dusun tertinggi Desa Tempur.

Meski sempat terpuruk, oleh pandemi Covid-19.

Permintaan Kopi Tempur, perlahan bangkit menjadi dorongan bagi Warga Desa dalam berinovasi, agar Kopi Tempur dapat diterima oleh Pasar Dunia.

Bahkan saat ini, sudah tidak ada lagi Biji Kopi basah, maupun biji Kopi mentah, yang keluar dari Desa.

Setelah Petani menjualnya kedalam tiga jenis, berupa; biji Kopi kering, biji Kopi Sangrai, dan Kopi bubuk.

 

Agrowisata Desa Tempur


Bunga Kopi 


 

Tradisi Wiwitan petik Kopi Desa Tempur, menawarkan destinasi wisata, sebagaimana Kopi telah dimanfaatkan sebagai agrowisata.

Melalui ritual Petik Kopi Tempur, dimulai dengan memilih biji Kopi terbaik dari beberapa pohon, yang selanjutnya, diawali tradisi panen yang dilakukan oleh tokoh Masyarakat Desa, diiringi tabuhan musik tradisional, diakhiri makan bersama.

Sehingga wisatawan dapat menyaksikan secara langsung, proses mengolah Kopi, mulai dari memecah biji Kopi, bersama para Wanita, yang menumbuk biji Kopi untuk dikonsumsi sendiri.

Kini, Desa yang dulu terisolasi, terhampar jutaan Biji-biji Kopi yang dijemur di sudut tepi-tepi jalan tiap panen tiba, dengan beberapa Keluarga membuka kedai Kopi di dusun-dusun, mengubah gaya hidup konvensional, menuju ekonomi kreatif mandiri. ( sha/as/h/ua/rk )

Selasa, 26 Desember 2023

"ROH" dari Jawa

 

Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah
Indonesia 



KEJADIAN 

 

Di Jawa

Pada masa Plestosen berlangsung, kurang lebih 3.000.000 hingga 10.000 tahun lalu.

Di tandai dengan terjadinya fluktuasi suhu udara yang sangat drastis, sehingga mengakibatkan terjadinya zaman es ( glasial ), serta zaman es mencair ( interglasial ).

Turunnya suhu udara yang sangat tajam, mengakibatkan masa kering,  ( interpluvial ).

Namun saat terjadi kenaikan suhu udara, mengakibatkan penurunan jumlah hujan yang sangat luar biasa ( pluvial ).

Kondisi ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada jenis flora dan fauna yang hidup pada saat itu, serta perubahan bentuk-bentuk daratan di muka Bumi.

Flora dan fauna merupakan sumber bahan makanan yang sangat dibutuhkan oleh Manusia.

Tetapi perubahan flora dan fauna, membawa dampak perubahan terhadap sistem subsistensi, yang pada akhirnya, memberi dampak pada pengembangan teknologi.

Sehingga dari perubahan-perubahan tersebut.

Manusia harus mengadaptasi serta mengantisipasinya, dengan menciptakan alat-alat, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungannya.

Perubahan teknologi tersebut, dapat diamati melalui temuan artefak, dari masa Plestosen atas, yang menunjukkan penggunaan bahan untuk pembuatan alat yang lebih bervariasi, seperti, duri Ikan, tulang, tanduk dan kulit hewan.

Hal ini dilakukan, untuk memudahkan dalam melakukan perburuan, sebagaimana pada masa Plestosen atas, jumlah hewan yang berukuran besar semakin menurun, digantikan hewan yang berukuran lebih kecil.

Dari data ini dapat diketahui, bahwa perubahan lingkungan yang terjadi, juga berakibat pada perubahan dan perkembangan teknologi, tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari variasi alat yang semakin kompleks.

Hingga tercipta Tantra Sastra Jawa.

 

Pendopo Ageng, Pura Mangkunegaran Solo 


Piramida Berbentuk Segitiga / Kerucut.

Menjadi kebutuhan pokok, yang diaplikasikan ke dalam bentuk atap Rumah Joglo, setelah Pangan dan Sandang terpenuhi.

Namun Kebutuhan yang mampu mempermudah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, meski tidak mendesak untuk dipenuhi, tetapi menambah rasa bahagia dalam diri, yang juga sangat diperlukan oleh Manusia.

Seperti halnya kebutuhan Manusia akan Tuhan ALLAH Semesta Alam.

YAHWEH; "AKU adalah AKU"

Tidak butuh pengakuan dan tidak perlu diaku-aku, cukup disadari saja AKU yang Sejati.

Dalam Bahasa Pali:

OM SOHUM - AKU Yang Sejati

Dalam Bahasa Sanskrit:

OM SOHAM - AKU Yang Sejati

AKU yang Sejati, tak pernah lahir, tak pernah mati, tak berubah, dulu, sekarang, sampai selama-lamanya, tak terbatas. 

Dan semua wujud yang ada di semesta ini, adalah perwujudan dari Tuhan yang tak berwujud, termasuk Saya dan Anda.

Saat belum ada apa-apa yang ada cuma; ROH ALLAH yang melayang layang di atas Semesta Raya.

Sebab yang ada hanya ALLAH, maka tidak ada unsur yang lain, selain ALLAH itu sendiri, yang menjadi bahan dari semua wujud.

Saya dan semua wujud, tercipta dari-Nya, sehingga bukan diciptakan oleh-Nya.

Dan Jiwa adalah Roh, yang tiada dua; Tunggal.

Yesus menyadari bahwa Ia tercipta dari-NYA, seperti anak.

Anak tidak diciptakan oleh kedua orang tuanya, yaitu ayah dan ibunya, tetapi tercipta dari unsur kedua orang tuanya.

Begitu juga antara semua WUJUD dan ALLAH.

Sebab tidak ada unsur apapun selain ALLAH itu sendiri, pada mulanya.

Maka semua tercipta dari unsur ALLAH sendiri.

Spirit itulah yang membuat semua WUJUD yang "Tercipta dari-NYA" bergerak dan hidup.

Sedangkan Manusia butuh Seni, guna memahami tempatnya di Bumi.

Maka di WUJUD-kan ke dalam simbol-simbol berbentuk; Gunungan, Gamelan dan Wayang, sebagai satu kesatuan dari Spiritual.

Sebagai sarana / Media, dalam menyampaikan informasi.

Terhadap Tatanan Zaman, yang terus-menerus mengalami Perubahan dan selalu diperbaharui. 

Sementara itu, untuk terjadinya kejadian maupun untuk terjadinya peristiwa, dibutuhkan dualitas.

Ada Yin ada Yang, untuk adanya suatu peristiwa.

Ada siang ada malam, untuk terjadinya hari, adanya peristiwa dalam satu hari.

Ada gelap ada terang, untuk terjadinya suatu kejadian.

Ada dingin ada panas, maka terjadilah suhu / temperatur.

Ada benar ada salah, untuk suatu teladan yang perlu di contoh agar tidak salah dalam berperilaku hidup.

Ada atas ada bawah, ada kuat ada lemah, ada kanan ada kiri.

Sebab begitulah adanya dualitas yang dibutuhkan untuk terjadinya peristiwa keseimbangan Alam Semesta Raya.

Itulah ilmu Kenyataan yang Sejati, bukan ilmu angan-angan.

Kenyataan yang Sejati

Tidak berubah tetap demikian adanya.

Sebagaimana mestinya.

Dulu sekarang sampai selama-lamanya.

Kenyataan yang sejati, sudah semestinya dan demikian adanya.

Sebelum Pikiran Saya lahir.

Bahkan setelah Saya dan Pikiran Saya, sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Absolut, Supreme Reality- Kenyataan Sejati / Kenyataan Murni dan bukan hasil ciptaan pikiran, maupun konsep, bukan hal yang Bias, bukan hal yang multitafsir.

Leluhur NUSANTARA dari Jawa, pernah mengatakan dalam sebaris kalimat:

"BHINNEKA TUNGGAL EKA TAN HANA DHARMA MANGRUA"

BHINNEKA TUNGGAL EKA yang bermakna:

Dunia ini meskipun Berbeda - beda, dengan skala yang berbeda - beda dengan fungsi dan tugas yang berbeda - beda tapi sejatinya TUNGGAL EKA, sejatinya SATU KESATUAN YANG UTUH.

TAN HANA DHARMA MANGRUA:

Tak ada kebenaran dalam segala sesuatu yang Bias / Dualitas.

Sedangkan Multitafsir adalah Bias, satu ayat yang dibaca oleh 10 orang, dapat menjadi 10 tafsiran.

Selama itu masih merupakan tafsiran - tafsiran, konsep-konsep yang diciptakan oleh pikiran, masih belum benar.

Masih Bisa benar bisa salah, bisa benar menurut Saya, bisa tidak benar menurut Anda-Subjektif.

Sedangkan ROH - Jiwa - Spirit; Merupakan data saat kita lahir.

Jiwa relative jernih, karena data yang tersimpan hanya data genetika berupa catatan DNA dari ayah dan ibu.

Sepanjang perjalanan hidup, catatannya tentu makin banyak, karena semua yang terjadi dan dialami menjadi catatan-catatan, goresan-goresan pada Jiwa.

Jika pikiran jernih dan akal tetap sehat, semua peristiwa, pahit-manis, suka-duka, bahagia-sengsara, tidak akan membuat Jiwa rusak tapi Jiwa justru akan kian kuat karena telah berhasil memetik pelajaran dari setiap peristiwa.

Dan semua peristiwa yang kita saksikan, rasakan dan alami, adalah kitab kejadian kita masing-masing, sehingga dari sini, kita harus jeli, petik pelajaran, dari setiap peristiwa tersebut.

 

GUNUNGAN

 

Gunungan


Gunungan, telah lebih dulu tertuang dalam konsep Trinitas, sejak Zaman Es.

Dengan pola Segitiga yang bermakna Ke-TUHANAN, berbentuk Tanda Salib, berupa; Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Dan Trinitas, tidak membahas tentang sesuatu yang berasal dari dalam diri ALLAH; Tetapi tentang sesuatu yang berasal dari luar diri-Nya, yaitu tentang sisi ke-Ilahian-Nya.

Saat sebagai Manusia biasa; Ia merasakan sakit dan juga mengalami kematian secara fisik/raga, tetapi tidak dengan Roh.

Hingga Zaman Bumi Sambaradha Buddha Borobudur

Sebelum Wayang dimainkan

Gunungan ditancapkan di tengah-tengah layar, condong sedikit ke kanan, bermakna lakon Wayang belum dimulai, bagai Dunia yang belum terbentuk.


Layar Wayang Kulit 


 

Dengan keberadaan Gunungan, yang dipergunakan dalam pembukaan dan penutupan cerita atau lakon Wayang, selain sebagai indikator pergantian adegan maupun sebagai visualisasi fenomena alam seperti angin, samudra, gunung, dan halilintar.

Gunungan yang berbentuk kerucut ke atas, melambangkan kehidupan Manusia.

Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, Manusia harus semakin mengerucut/golong gilig, Manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa dan Karya dalam kehidupan.

Pola segitiga pada Gunungan, sebagai simbol dari Purwa, Madya dan Wasana, yakni siklus kehidupan dari awal hingga akhir.

Bermakna Filosofi yang menggambarkan simbol kehidupan di alam semesta, khususnya perpindahan waktu menuju babak baru.

Lambang keadaan dunia beserta isinya.

 

WAYANG 


Wayang Kulit 


Pada paruh kedua milenium pertama, sebelum Masehi.

Wayang Kulit muncul setelah ajaran Buddha Sidharta Gautama ada.

Hingga tahun 300-600 Masehi

Wayang Kulit, hadir sebagai pentas seni pertunjukan tradisional INDONESIA, di awal Peradaban Modern di NUSANTARA, yang berkembang pesat di Jawa.

Hal ini terbukti pada serangkaian Prasasti Pewayangan, yang ditinggalkan oleh Kerajaan KALINGGA-Jepara.

( Lokasi, di Desa Keling, kec. Keling, Kab. Jepara, Prov. Jawa Tengah, Indonesia )

Hal tersebut, dapat ditelusuri lebih jauh, melalui keberadaan situs Candi Bubrah.

Sebagai gapura pintu utama, menuju situs Candi Angin, yang berjarak sekitar 500 meter, dan di bangun di lereng gunung Muria.

( Lokasi; di Desa Tempur Kec. Keling, Kab. Jepara, Prov.  Jawa Tengah, Indonesia )

Sedangkan tokoh Pewayangan, seperti; Abiyoso, Bambang Sakri, Sekutrem, Kamunoyoso, Pandu Dewonoto dan Jonggring Saloko.

Berada di antara arca Batara Guru, Togog, Narada, serta Wisnu, pada Prasasti Rahtawun, di Puncak Sanga Likur, puncak Gunung Muria

( Lokasi; di Desa Rahtawu Kab. Kudus, Prov. Jawa Tengah, Indonesia).

Dimana pada masa itu, Penduduk KALINGGA meyakini, ajaran Buddha Sidharta Gautama.

Sementara cerita Wayang, adalah Saloka, yaitu suatu ajaran, yang dijabarkan dalam bentuk seni pertunjukan serta disimbolkan ke dalam tiap karakter tokoh Pewayangan.

Ajaran yang dimaksud adalah ajaran Buddha Gotama.


GAMELAN


Gamelan Jawa 


Batara Guru adalah Raja Para Dewa, yang memerintah, seluruh Alam Semesta Jagad Raya, dari Istana Kahyangan.

Ia menciptakan Gamelan Lokananta, yang semula tak berwujud dan berbunyi di awang awang, pada tahun 167 Saka.

( Tahun 230 M Masehi )

Batara Guru lalu memerintah Batara Indrasurapati, agar menciptakan Gamelan tiruan dari Gamelan Lokananta, yang tak berwujud, berupa;  Gong, Kethuk, Kenong, Rebab, sebagai tanda untuk memanggil Para Dewa.

Agar pesan lebih kompleks, Batara Indrasurapati kemudian menciptakan dua gong lainnya, sehingga membentuk set gamelan utuh.

Hingga Tahun 800 Masehi

Wujud dari Gamelan Lokananta, kemudian di Wukir oleh Mahendra Giri pada relief Candi Buddha Borobudur, era Wangsa Syailendra, Kerajaan Medang Kamulan.

Gamelan yang terdiri dari instrumen musik perkusi, yang digunakan pada seni musik karawitan.

Dengan tabuhan gamelan Gangsa ageng, sebagai pengiring pergelaran Pentas Seni Pertunjukan Wayang Kulit.

Pembaharuan Zaman yang terstruktural.

Menuntun Manusia, sampai pada Peradabannya, dengan  mengadaptasikan kehidupan Ke-TUHANAN-nya.

Ke dalam per-Wujud an Kesenian tradisional, seiring pengaruh Hindu - Islam di NUSANTARA, hingga di masa sekarang, dengan tetap mempertahankan Wayang, sebagai Roh, yang menghidupi, Tatanan Dunia Zaman Baru, dari Jawa. (Sha/PH.S)

Dari Berbagai Sumber

In Frame : Sha Mantha 

Selasa, 05 Desember 2023

KALINGGA Peradaban Modern NUSANTARA

Photo taken Roki Project




Oleh Sha Mantha

Editor Sha Mantha 

 

WANGSA SYAILENDRA sebagai Mayoritas Penganut BUDDHA beraliran MAHAYANA 

Telah Mengesahkan, dua Garis Generasi Penerus MATARAM, dengan dua Wilayah Pemerintahan di Pulau Jawa;

1. Jawa Bagian Tengah Di bawah naungan Negara MEDANG, dan

2. Jawa Bagian Timur di bawah naungan, Negara KEDIRI 

MATA: Ibu

RAM   : Pertiwi

Dalam perhitungan Spiritual Jawa

Telah disepakati oleh seluruh Leluhur NUSANTARA yang secara tersirat dan tersurat

Mengizinkan sekaligus Merestui

Keberadaan Negara KALINGGA sebagai Peradaban Modern NUSANTARA

Dibawah kepemimpinan seorang Wanita, bernama;

Shima putri Hyang Syailendra putra Santanu, bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara ( 674 M - 695 M )

Familiar disebut Ratu Shima, sekaligus dipandang, sebagai perwujudan sosok- Ratu Adil, yang memegang 2 Peri-Laku;

1. Jujur

2. Lurus

JUJUR

Peran Ratu Shima, sebagai Panglima Perang Tertinggi, pada sistem Pemerintahan yang berkuasa secara Formal, di masa itu

Bersama Rakyat Negara KALINGGA yang dipimpinnya, berhasil memukul mundur, ekspedisi Pertama Mongol, di Jawa, tanpa diwarnai dengan kekerasan

Meski faktanya;

Ratu Shima mengorbankan Putera Mahkotanya, sebagai tumbal pembawa Pesan; "Darurat Militer" ke penjuru Negeri

Darurat Militer diberlakukan oleh Ratu Shima, ketika ke-aktifan Militer, dirasa sangat dibutuhkan

Tepat beberapa menit setelah menerima laporan dari salah seorang Patih kepercayaan, saat mengawal perjalanan Putera Mahkota 

Ratu Shima segera memotong Tangan serta Kaki Kanan, Putera Mahkotanya, yang dengan jujur mengakui, telah menyingkirkan barang-barang berharga, berupa puluhan ekor Kuda dan beberapa Kantong berisi ribuan koin emas, saat dalam perjalanan kembali, menuju ke Istana 

Tak disadari  oleh rombongan Patih maupun Pasukan Pengawal Militer, sang Putera Mahkota, bila barang-barang berharga 

Sengaja diletakkan Mongol, tetapi tak berhasil memancing reaksi rombongan Militer yang melintas

Sekedar menghentikan perjalanan, menganggap barang-barang berharga, sebatas penghalang jalan yang perlu disingkirkan ke pinggir hutan, maka rombongan Pasukan Militer, pun segera melanjutkan perjalanan 

Tak terpikirkan oleh Mongol sebelumnya, yang terkejut menyadari kejujuran Masyarakat KALINGGA 

Saat puluhan Kuda dan kantong-kantong berisi ribuan koin emas, tak mampu mengubah pendirian 

Pasukan Mongol kian terkejut, mendapati sesosok Wanita berbusana megah, berdiri menyapa dengan sorot mata dingin

Melangkah sigap, surut langkah pasukan menatap jemari indah, menghunus sebilah keris, menempelkannya ke sebuah batu besar yang secepat kilat, terbelah menjadi dua bagian 

Mendesak ribuan pasukan Mongol, yang bersiap menyerang selama berbulan-bulan, berbalik arah, lari tunggang langgang 

Seperangkat peraturan tersebut, terbukti efektif diberlakukan, setelah Ratu Shima sebagai pelaku Otoritas Militer, mengambil alih kekuasaan

LURUS

Memimpin suatu Negara, menggantikan posisi suaminya yang telah purna tugas ( wafat )

Ratu Shima tak lantas memutus garis Patrilineal yang menghubungkan Putera-Puterinya dengan garis keturunan dari pihak sang Ayah

Yang secara unilateral;  Ratu Shima tetap menyematkan nama keluarga dari pihak Laki-laki ( Suaminya ) sebagai nama belakang yang disandang oleh Putera-Puterinya 

Sementara dalam hal keagamaan

Ratu Shima sebagai sosok Penguasa, tak lantas mengambil alih peran para Biksu maupun Bikuni, sebagaimana Imam tertinggi dalam kehidupan keagamaan, seluruh masyarakat Negara KALINGGA

Sedangkan di masa itu, Buddha aliran Mahayana, merupakan agama mayoritas yang di anut oleh seluruh masyarakat di penjuru Asia Tenggara

Pring kui suket, duwur tur jejeg 

( Bahasa Jawa )

Artinya:

Bambu adalah sekumpulan Rumput, Tinggi dan Tegak Lurus

Dalam Filusufi Ke-TUHANAN bermakna:

Bambu tumbuh hidup berkelompok, serumpun Rumput tetapi kuat, sekalipun satu persatu ditarik ke sana kemari, akan tegak kembali, sesuai sifat alaminya, yaitu Lurus

Begitupun dengan Manusia, selagi dibekali rasa Kemanusiaan serta Budi Pekerti, sekalipun dibawa ke segala arah dan penjuru, bisa tetap luwes

Bengkok bisa, melengkung pun bisa, diayun kesana kemari juga bisa, selagi sifat dasarnya sudah kuat lebih dulu, sudah lurus, sehingga tidak akan belok kemana-mana, sekalipun keluar dari jalurnya, secara otomatis, tetap akan kembali pada jalur semula 

Begitulah sifat alami TUHAN; orang yang ibadahnya sudah benar, tidak akan mudah terkena hasutan, bujuk rayu setan  

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...