Kamis, 22 Februari 2024

Jangan Lelah Mencintai BANGSA Ini

 

In Frame Sha Mantha
Photo taken by Lawerrisa 


Mewarisi keberanian yang kadung mengaliri Jiwa Patriotisme semangat juang Kemerdekaan Republik Indonesia

Di awal Perang Diponegoro tahun 1825 yang berlangsung hingga tahun 1830

Wanita renta berusia 73 tahun bernama Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi.

Memimpin pasukannya menggunakan tandu selama jalannya Perang Diponegoro dalam melawan VOC Belanda.

Ia bahkan diberi julukan Nyi Ageng Serang

Oleh VOC yang menggambarkan sesosok Wanita Kejam Pada diri Panglima Perang Wanita yang juga berperan ganda sebagai Penasehat Sri Sultan Hamengkubuwana II selama Perang berlangsung.

Sebagai Putri, Pangeran Natapraja yang notabene Panglima Perang Sultan Hamengkubuwana I, yang memerintah Kesultanan Yogyakarta ( 1755 - 1792 ).

Tentu bukan suatu kebetulan

Ia terlatih sedemikian rupa bahkan dikala memasuki usia senja dan sudah tidak produktif lagi untuk turun ke Medan pertempuran.

Tak peduli kondisi Jasmani saat itu berkata apa.

Tentu diluar perhitungan VOC Belanda yang diboncengi oleh beragam kepentingan monopoli dagang untuk dapat menerima fakta.

Bahwa mereka bukan hanya kalah telak, dalam hal strategi Militer tetapi juga harus menelan pil pahit.

Kehilangan materi dalam jumlah besar, yang menyebabkan kebangkrutan hebat, didalam tubuh perusahaan dagang Multinasional yang didirikannya secara matang di tahun 1962 silam.

Tak mengherankan apabila dampak dahsyat tersebut menimbulkan berbagai kontradiksi di dalam penerimaan akal sehat Kaum Bangsa Kulit Putih yang memuja modernisasi persenjataan canggih.

Bukankah itu sangat memalukan?

Membawa pulang kabar kurang baik pada sejumlah pendana peperangan yang terlanjur menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk menghadapi Bangsa Primitive?

Lantas mereka membuat rekayasa pikiran hasil konsep-konsep pemikiran mengenai suatu kelompok Islam garis keras dengan Pakaian khas Timur Tengah lengkap dengan Turban, layaknya suku Quraisy di Saudi Arabia.

Yang menolak tunduk terhadap penjajah dan melabelinya sebagai teroris yang harus di Brantas.

Semua sudah dipersiapkan sedemikian rupa dengan memanfaatkan Pribumi sebagai kekuatan untuk saling melawan.

Melalui sistem adu domba, dimulai dengan memukul mundur kekuatan Kesultanan Demak dibawah kendali Ratu Kalinyamat ( 1514, Demak-1579 ) di tengah perjuangannya melawan Portugis, di Semenanjung Malaka.

Ia di telanjangi di markas persembunyiannya di Jepara, dipaksa tunduk tanpa perlawanan yang berarti, sehingga bergabung dengan MATARAMAN ISLAM.

Semua hasil rekayasa Elite Global.

Dan VOC Belanda merancangnya, agar semua saling membunuh, tanpa harus repot-repot menggunakan kekuatannya sendiri dalam upayanya menghancurkan mental BANGSA INDONESIA, sehingga mudah dikontrol dengan menggunakan metode penyesatan yang tidak pernah ada didalam ajaran TUHAN.

Bahwa membunuh dan meminum darah orang kafir itu halal.

Untuk menghilangkan bukti-bukti sejarah Bangsa ini.

Belanda turut membakar seluruh Kitab Suci berikut menghabisi para misionaris Portugis lantas menghidupi kelompok Islam garis keras dengan cara-cara paling brutal.

Menjejalkan ajaran-ajaran penyesatan melalui penyebaran agama Islam radikal menggunakan kekuatan Tiongkok Mongol yang telah ditumpangi Sekte Nasrani dari Israel Yahudi.

Yaitu Sekte yang memaksakan Kebudayaannya ke dalam agama-agama dari Timur Tengah, dengan mendirikan Pondok Pesantren sebagai sarana pendidikan yang berbasis di Jawa Timur, sebagai tempat untuk mendidik generasi militan Islam Jawa garis keras/Intelijen Rahasia berkedok sekolah pendidikan keagamaan.

Dengan didasari kehendak Pribadi Pribumi Jawa yang ingin menjadi Raja dan penguasa setempat.

Pribumi yang menjadi kaya setelah memiliki jabatan dan kedudukan.

Pribumi yang menjadikan keluarganya sebagai pejabat menempati posisi serta kedudukan kedudukan.

Seluruhnya hasil Rekayasa Elite Global dalam memperalat Pribumi setempat agar mudah dipergunakan untuk saling membunuh satu sama lain.

Akan tetapi, dimuliakanlah Pangeran Diponegoro ( 11 November 1785 – 8 Januari 1855 ), beserta seluruh makhluk hidup yang telah berbahagia.

Yang secara sadar, melawan penyesatan kuasa kegelapan atas Roh jahat dari Bumi Nusantara dengan penyertaan Roh Kudus -Nya.

Ia telah dibangkitkan secara Roh dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran TUHAN Semesta Alam.




Foto Asli Pangeran Diponegoro 



 

Faktanya lagi

Wanita tua yang mereka sebut Nyi Ageng Serang itu berjuang di beberapa daerah, seperti di wilayah Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus dan Rembang.

Serta mengikuti pelatihan Kemiliteran dan strategi peperangan, bergabung bersama dengan prajurit pria lainnya.


Itu sungguh diluar dugaan!!

Benar pepatah bijak yang mengatakan, umur hanya soal angka.

Menurut keyakinannya.

Selama ada penjajahan di Bumi Pertiwi, maka  Ia harus siap tempur untuk melawan para penjajah.

Ia piawai dalam penyamaran, menggunakan lembu (daun talas hijau) untuk menyamar.

Sebagai Wanita berpengaruh di lingkup Negara Kesultanan Yogyakarta.

Ia juga berperan penting sebagai penasehat Sultan Sepuh / Hamengkubuwana II yang memerintah  Kesultanan Yogyakarta ( 1792 –1828 ).

Sehingga tetap terhubung dengan Negaranya, tanpa terbaca oleh pihak musuh, dibawah kontrol Pangeran Diponegoro selaku pemimpin Pergerakan bawah tanah.

Prambanan menjadi Markas terdekat untuk mendekat ke wilayah Yogyakarta sehingga Ia dapat dengan leluasa memimpin Perang Gerilya disekitar desa Beku, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.


Selalu ada tragedi dibalik keindahan.

Pakubuwana VI yang adalah Susuhunan Nagari Surakarta kelima yang memerintah tahun 1823 – 1830.

Harus menanggung sasaran murka kaum Elite Global, yang tak mampu membendung kekesalannya.

Seketika menembakkan peluru senapan baker tepat di bagian dahinya, begitu tiba di tempat pembuangannya ( Ambon ), menyadari dukungan gagasan Perang Diponegoro datang darinya.

Dan setiap perbuatan, menghasilkan buah-buah Roh perbuatannya.

Secara garis besarnya, saya menulis secuil kisah yang bercerita, tentang bagaimana sulitnya merdeka bahkan dalam berpikirpun sulit hingga di masa sekarang.

Semoga bermanfaat untuk generasi mendatang dan dapat diterima dengan pikiran yang lebih terbuka.

Saat agama bukan lagi tempat yang menghubungkan antara manusia dengan Tuhan Semesta Alam tetapi alat untuk mencengkram Jiwa Manusia, sehingga otak Manusia lebih mudah diprogram, sesuai doktrin yang telah disiapkan.

Salam Perubahan

Tertanda

Sha Mantha

Menumbuhkan Padi dengan Limbah Organik

 

Ditulis oleh Editor


In Frame Sha Mantha 




Negara Swasembada pangan, tersisa cerita usang, saat Pemerintah Indonesia, masih mengimpor jutaan ton beras setiap tahunnya untuk pemenuhan kebutuhan pokok warganya.

Masyarakat kita yang masih belum makan jika belum makan nasi.

Bergantung sepenuhnya pada Petani Padi, dalam pemenuhan kebutuhan pokok setiap harinya.


 

Kelompok Petani Padi di wilayah Kab. Tulang Bawang Prov. Lampung Utara 


 

Dengan jumlah kebutuhan pokok yang terus bertambah disertai penyempitan lahan pertanian.

Lantas, masih adakah jalan untuk memaksimalkan produksi Padi namun tetap menjaga kualitas tanah dengan keanekaragaman hayatinya?


 

Uji Coba 1/4 hektar lahan oleh Kelompok Petani Padi di Wilayah Kab. Tulang Bawang, Prov. Lampung Utara 



1/4 lahan Pertanian Padi di wilayah, Tulang Bawang Prov. Lampung Utara, Indonesia

Yang semula menggunakan pupuk kimia 150kg; hanya mampu menghasilkan 1-1 yaitu sekitar 5 Ton beras.

Petani Padi di wilayah ini kemudian mencoba metode dari kami untuk peternakan sawahnya.

Dengan cara menggunakan sampah organik, berupa;

*Kohe Sapi Segar

* Batang pisang

* Daun dan sampah Pertanian yang diperoleh di sekitar, kemudian

* Di campur dengan Teknologi Bio Compound yang dikombinasikan dengan media tanam dalam melakukan percobaan

Hasilnya diluar ekspetasi!!

Setelah menggunakan bahan organik sebagai media pertumbuhan.

1/4 hektar lahan, mampu menghasilkan 3-4 Ton beras.

Selasa, 20 Februari 2024

Solusi Pangan Terintegritas

 

 

Oleh Songsong Eco Product

Editor Sha Mantha


 



Ada awal dan ada akhir, ada kelahiran dan ada kematian, ditengahnya adalah proses suatu kehidupan, yang di jalani dengan sederhana, dilengkapi Cinta Kasih, serta suka cita dalam berbagi, agar semua Makhluk berbahagia.

Alam adalah hadiah yang ramah, yang tidak berhenti memberi dan menyediakan seluruh kebutuhan Manusia di dalamnya.

Dan Manusia memiliki peran serta tanggung jawab besar untuk memeliharanya.

Selayaknya menggunakan sumber daya dengan bijak dan berbagi manfaat pada seluruh makhluk hidup di Bumi.

Dan menjaga ekosistem yang ada.

Namun kerapkali kita sebagai Manusia, kurang bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, serta kurang memberi apresiasi akan keindahan disekitar.


Baca Juga: Dana Desa Menuju Desa Kreative Mandiri 

https://susiambar-rukmi.blogspot.com/2024/02/dana-desa-menuju-desa-kreative-mandiri.html


Hidup di Planet yang sama bernama Bumi dan menggunakan sumber daya sebagai sarana dalam kelangsungan hidup.

Tak jarang memicu rasa ingin memiliki terhadap Kekuasaan Kepemilikan, manipulatif serta eksploitasi.

Lantas lupa menghormati keindahan dengan merusak Alam.

Acuh terhadap Sampah yang Kita buang setiap harinya.

Sedangkan Manusia banyak berhutang pada Alam.

Hutang Manusia kepada Alam pun semakin besar.

Tentu tak mengherankan, terus berkurangnya hewan dan tetumbuhan.

Bumi kian panas, kualitas dan Produksi hasil Bumi terus menurun, air dan udara bersih makin sulit, makin banyaknya orang yang mengidap sakit fisik dan juga Mental.

Maka terus menanam adalah jalan sebelum terlambat.

Di mulai dari pribadi individu, yang berkesadaran untuk mengolah sampah dapur menjadi Media Tanam.

Dan untuk mengurangi sedikit, hutang tersebut. 

Kita dapat mengolah sendiri sampah yang Kita hasilkan setiap harinya.

Memanfaatkan sampah organik saat bertanam akan memberi kehidupan pada tanaman serta Mikro Organisme yang tidak terlihat tanpa bantuan alat.

Meski tidak sedikit orang yang merasa jijik saat melihat kotoran serta sampah.

Namun bagi Makhluk hidup yang lain.

Hal tersebut adalah bahan pangan yang dapat mendukung dalam menumbuhkan, serta memperbesar sumber Pangan bagi manusia. 

Seluruh Makhluk bahkan sekecil apapun, sangat bermakna sesuai fungsi masing-masing dan berperan besar bagi Makhluk lainnya.

Dan untuk menyadari keistimewaan yang di dapat dari Sang Pencipta, diperlukan proses serta tindakan Cinta Kasih kepada seluruh Makhluk.

Sebab begitulah cara Alam Semesta bekerja, melalui siklus yang berlangsung secara terus menerus.

Bagi yang berusia di atas 40 tahun

Bisa jadi telah merasa cukup menikmati dunia, mencicipi ragam hasil bumi, menghirup segarnya udara pagi, menyecap jernihnya air pegunungan, menyaksikan beragam tetumbuhan serta satwa Indonesia, merasakan sensasi bawah laut nan rupawan dan lain sebagainya.

Namun bagi generasi muda saat ini dan keturunan selanjutnya, belum tentu dapat menikmati, serta menyaksikan bagaimana rupa Bumi 40-50 tahun mendatang.

Sedangkan Populasi terus meningkat tanpa disertai pertambahan sumber daya alam yang terus menurun.

Maka layakkah untuk hidup, jika hanya berdiam diri tanpa berbuat sesuatu?

Setiap orang berperan untuk terlibat.

Sebab Alam membutuhkan Manusia.

Alam membutuhkan campur tangan Manusia, setidaknya kesadaran akan tanggung jawab untuk merawatnya.

Dimulai Peduli terhadap Bumi.

Dengan tindakan mengolah sendiri sampah yang ada, dalam upaya merawat kualitas tanah dan air, serta memberi kehidupan layak bagi Makhluk hidup lainnya.

* Sosialisasi Sampah Organik Tingkat Rumah Tangga 

Sebagai Manusia, Kita melakukan banyak aktivitas, untuk memelihara tubuh sebagai tujuan akhir.

Seperti Makan, mengemudi, bekerja, tidur, dan sebagainya, yangmana dalam seluruh aktivitas tersebut, menghasilkan Sampah setiap harinya.

Seperti Sampah makanan, sampah energi, emisi Karbon, air limbah, sampah elektronik, sampah plastik, puntung rokok, hingga bahan Kimia dan Sampah berbahaya lainnya.

Sementara banyak dari kita, terutama di daerah Perkotaan, membeli produk instan, menggunakan plastik, hasil temuan besar sekitar tahun 1907, sebagai kemasan secara berkala.

Dikarenakan lebih murah, efisien, mudah ditemukan; dengan bentuk serta modifikasi ringan saat di bawa kemanapun.

Plastik yang semula dibuat dari bahan-bahan Organik seperti selulosa, minyak mentah, batu bara, gas alam dan garam.

Di masa kini sebagian besar dibuat dari bahan molekul-molekul Karbon.

Melalui proses penyulingan serta pemisahan dengan mengubah bahan alami ( Karbon dan Hidrogen ) menjadi bahan buatan non organik, dikarenakan Manusia kesulitan mengembalikannya pada Senyawa semula.

Masalah Sampah perlu solusi, dari hulu hingga ke hilir, melibatkan semua pihak.


Baca Juga: Neutron Limbah Kohe 

https://susiambar-rukmi.blogspot.com/2024/02/briket-neutron-limbah-kohe.html


Saat ini dengan bantuan Tekhnologi Konsorsium MOL Bio Compound.

Tim kami secara berkala menggunakan metode penggunaan Tekhnologi Bio Compound.

Sebagai Tekhnologi Bio proses, menggunakan Konsortia Mikrobia, sehingga hemat Biaya, cepat, aman, mudah diterapkan, serta berkelanjutan, tanpa menimbulkan aroma busuk.

Sehingga siapapun dapat memanfaatkan semua bahan sisa makanan serta Sampah, baik yang berasal dari makhluk hidup, maupun yang pernah hidup, untuk di olah secara seketika.

Yaitu saat itu juga, di olah merata menggunakan Tekhnologi Bio Compound sehingga segera bermanfaat.

Semakin halus cincangan sampah organik, maka semakin cepat terurai.

Melalui beberapa bahan, seperti sisa makanan yang dapat di olah kembali menjadi beberapa manfaat menggunakan metode ini.

* Olah Sampah Tingkat Rumah Tangga

Tim kami memberi pelatihan pada siapapun yang bersedia mengubah pola gaya hidup konvensional menjadi ekologis serta mengubah cara dalam berpikir.



Kunjungan tim ke salah satu kediaman anggota Bank Sampah di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan.


 

Dalam rangka pelatihan olah sampah organik menjadi Media tanam menggunakan Teknologi Bio Compound.

Warga setempat antusias mengikuti pelatihan dengan membawa sampah organik dari dapur masing-masing.

Tekstur kotoran Sapi dengan aroma khasnya tidak lagi berbau serta mudah di olah menjadi Media tanam, setelah di campur Bio Compound dan Sampah organik yang ada disekitar Desa.

Seluruh peserta pelatihan juga dapat membawa pulang bibit yang di tanam, dengan Media Tanam metode Tekhnologi Bio Compound, menggunakan kotoran Sapi segar dan Sampah Organik.

 

Baca Juga : Olah Sampah Menjadi Biowash https://susiambar-rukmi.blogspot.com/2024/01/olah-sampah-menjadi-biowash.html

 

* Pupuk, bahan yang mengandung unsur pilihan seperti N, P, K, Kalsium, dll

Setelah sampah organik diolah, akan dipakai oleh masyarakat lokal setempat, dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Tujuannya agar Desa Kreative dan Mandiri, selain itu bisa untuk dijual lagi maupun dipasarkan ke lingkungan Masyarakat sekitar/ Desa sekitar serta pasar E-commerce.

Melalui berbagai metode pemasaran, menyesuaikan zaman perubahan, seperti saat ini.

 

Produk kelompok Peternak Obor Desa Organik Sukajaya ( ODOS):

https://tokopedia.link/XZoifvF2hHb

 

* Kompos

Sampah yang umumnya berisi sisa makanan dan minuman, air bekas cucian bahan makanan dan tinja.

Adalah sampah organik yang berasal dari dalam Rumah Tangga yang merupakan sumber sampah terbesar yang berakhir di TPA.

Metode komposting saat ini, masih belum ada yang mampu mengolah sampah organik seketika dengan aplikasi nyata.

Setidaknya membutuhkan waktu 2-3 minggu hingga aman digunakan.

Dengan bahan Organik yang masih perlu dipilih dan kadang masih harus dibersihkan terlebih dahulu dari Kontaminan.

Sehingga diperlukan solusi cepat, aman, mudah dan ekonomis serta berkelanjutan.

* Media tanam seketika untuk tanaman sehat


Songsong Echo Product


Berbagi pengetahuan dengan mengajar adalah satu dari cara kami dalam upaya membangun kesadaran Manusia saat ini.

Pelatihan olah sampah menjadi Media tanam seketika secara ekologis merupakan salah satu kelas yang kami berikan guna membangun kesadaran awal.

Kami memberi pelatihan membuat Media tanam seketika menggunakan sampah dapur dan sampah dedaunan pada Guru Pengajar di salah satu Sekolah swasta, di Bandung, Jawa Barat.

Guru Pengajar nantinya akan mengelola tim untuk mengajarkan metode ini bersama murid-murid Sekolah dengan membuat program nyata berbasis lingkungan dan berkelanjutan.

Sedangkan untuk menanggulangi masalah sampah, rumah tangga sebagai penyumbang terbesar sampah yang berakhir di TPS.

Saat ini, sudah ada teknologi, menjadikan sampah, sebagai media tanam seketika, menggunakan Tekhnologi Bio Compound.

* Sebagai Pakan Ternak dan Air Minum

Kehadiran Tim Bio Compound dalam berbagi solusi integritas Peternakan Sapi Perah.

Berhasil memperkenalkan penggunaan metode ekologis melalui penggunaan Teknologi Bio Compound sebagai Pakan dan air minum.

Pakan akan tercerna dengan baik dengan kotoran yang lebih halus serta bermanfaat untuk dijadikan sebagai campuran media tanam, kompos maupun Pupuk.

Aplikasi Bio Compound pada hewan ternak, mulai diterapkan pada peternakan Babi Di wilayah Desa Taro Tegallalang, Gianyar Bali melalui metode Semprotan.

Tekhnologi Bio Compound diaplikasikan secara merata, pada kandang hewan ternak, sehingga dapat mengurangi kontribusi emisi gas metan yang berasal  dari kotoran hewan ternak serta sisa pakan.

Bio Compound membantu hilangkan aroma tak sedap yang berasal dari  kotoran serta menurunkan suhu ruang di dalam kandang Hewan ternak sehat, Peternak sehat, lingkungan sekitar juga sehat.

 

Kelompok Peternak Obor Desa Organik Sukajaya ( ODOS) : linktr.ee/obordesasukajaya

 

* Pelatihan di Desa Cikoneng, Cileunyi, Bandung, Prov. Jawa Barat

Desa ini terletak di dataran tinggi

Memelihara Peternakan Sapi perah, menjadi sumber perekonomian utama warga setempat di Desa ini.

Tetapi minimnya kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan disertai kurangnya pemahaman jika setiap tindakan menimbulkan akibat, baik ke Peristiwa dan Makhluk hidup lainnya.

Selama ini Limbah Kotoran Sapi sebagian besar hanya di semprot air yang mengalir ke saluran air.

Sementara air yang bercampur dengan kotoran Sapi, mengalir ke dataran yang lebih rendah dan berakhir di Sungai.

Untuk itulah pentingnya Sosialisasi dan Pelatihan di Masyarakat.

Tetapi Pelatihan saja tidak cukup.

Supaya berkelanjutan, warga perlu melakukan aplikasi secara terus menerus terhadap Sampah mereka.

Sementara Tekhnologi Bio Compound saat ini, baru diproduksi di Bandung, melalui perhitungan harga perliter.

Menyesuaikan kebutuhan Petani maupun TPS skala Desa, Peternakan, dll.

Kemudian dikelola, baik itu oleh BUMDes, Lembaga-Lembaga, Swadaya, dll.

Sehingga secara terstruktural, melibatkan secara langsung Pemimpin - Pemimpin Komunitas yang ingin dilibatkan, melalui sumber pendanaan yang jelas, terukur serta tidak memberatkan pihak-pihak manapun, disertai harapan khusus, laporan keuangan, maupun pertanggungjawaban tertentu.

Untuk pendampingan penuh, dapat dilakukan melalui 3 ( tiga ) jenis kegiatan Desa, selama 3 ( tiga ) bulan.

Untuk kegiatan Sosialisasi di Bali misalnya, sebagai perwujudan pengaplikasian Peternakan, Pertanian dan TPS3R.

Sehingga sudah termasuk biaya pendampingan, Tekhnologi, drum, mesin cacah kecil, akomodasi dan transportasi

Sehingga Tim ahli, melakukan pendampingan sesuai dengan kebutuhan.

Di tahun 2024 ini, tim ahli tekhnologi dari kami, masih pendampingan di area Pulau Bali, sehingga untuk pendampingan di satu wilayah Desa, kami masih perlu melakukan pembagian waktu.

Sedangkan pendampingan, bukan sebatas pada tekhnologi saja, tetapi juga membangun pola pikir dan ekosistemnya.

Sehingga kami pun tetap berupaya membantu kelompok binaan kami agar dapat tetap hidup.

Untuk saat ini kami terbagi menjadi dua tim/kelompok:

* Dari sisi pengguna, sifatnya lebih subyektif, dan 

* Tim ahli, sehingga dapat bercerita secara keseluruhan dari sisi manapun.

Tanpa pertemuan/persamaan frekuensi, akan menjadi informasi dua arah yang sulit dimengerti.

Untuk itulah dibutuhkan sinergi dari seluruh elemen Masyarakat, guna menyatukan visi misi ini. 

Mari berdayaguna bersama-sama dalam mengisi pembangunan BANGSA INDONESIA yang Mandiri, sesuai adab-adab BHINNEKA TUNGGAL EKA.

Senin, 19 Februari 2024

Tanam Singkong 5 Bulan Panen


Ditulis oleh Editor


In Frame Sha Mantha
Photo taken by Puguh Rata Widura



Bandung - Tanam Singkong 5 bulan Panen

Menjadi jalan alternatif, di tengah kendala minimnya Lahan Pertanian di Indonesia.

Belum lagi tantangan dan beberapa faktor lain, seperti:

* Lahan tidak produktif

Mengolah Kembali Lahan Tidak Produktif

Kita kerap kali lupa darimana asal bahan Pangan yang kita konsumsi setiap hari.

Seperti apa saat di tanam, bagaimana cara merawatnya, diproses hingga dihidangkan di Meja Makan.

Lupa dengan budaya Makan, mengingat begitu mudahnya menjumpai berbagai bahan Pangan, di Pasar Swalayan maupun Pasar tradisional.

* Gagal Panen

Belakangan ini, banjir bandang melahap ratusan hektar lahan tanaman Padi siap panen di 4 wilayah kabupaten Prov. Jawa Tengah, 5 hari sebelum dilaksanakannya Pemilu Pilpres periode 2024-2029 yang jatuh pada 14 February 2024 lalu.

Bukan sesuatu hal yang mengagetkan, ulah Manusia jugalah, rupa-rupa bencana alam diciptakan, sebagai bentuk unjuk rasa ketidakpuasan atas sesuatu hal.

Berdalih kekhawatiran akan jebolnya pintu bendungan hilir yang berada di area Kedung Ombo, wilayah Kab. Boyolali Prov. Jawa Tengah.

Dengan dalih hujan mengguyur selama beberapa hari, sebagai pijakan dalam suatu tindakan, tak beradab, yang dilakukan secara sadar dan menyengaja, tanpa memikirkan dampak terhadap lingkungan sekitar.

Melalui cara-cara serta perhitungan yang tertata, kanal pintu air bendungan dibuka, kemudian air bendungan dialirkan ke wilayah Kab. Grobogan Jawa Tengah.

Tak ayal air bendunganpun meluap, mengarah menuju 3  wilayah perbatasan di Kab. Kudus, Kab. Demak dan Kab. Jepara, Prov. Jawa Tengah, terdampak Banjir bandang hebat.

Kemudian bantuan datang mengalir menyentuh warga terdampak Banjir yang ditampung di tenda-tenda darurat, disertai pemberitaan media massa nasional yang membesar-besarkan bencana, menjual penderitaan rakyat sebagai bahan tontonan masyarakat.

Sedangkan Petani dibiarkan menjerit didalam hati, gagal panen di tahun ini.

Hukum alam semesta tetap bekerja sekalipun menggunakan cara-cara halus, sehingga tidak akan ada kezaliman yang dapat bertahan lama di muka Bumi.

Jika Rakyat bertanya, kapan waktu yang tepat untuk melakukan "REVOLUSI SOSIAL?"

Jawabannya adalah jeda waktu antara hari kemarin dan hari esok.

Karena tangis dan air mata, kelaparan dan kemiskinan, penindasan dan kekecewaan Rakyat, tidak dapat dibiarkan berlarut-larut.

Mungkin saja setiap orang bisa kau kibuli, tapi hati nuranimu akan selalu tau, kelayakan peri-lakumu.

* Mafia Pupuk

Sudah bukan rahasia, pupuk masuk ke gedung DPR RI Senayan, dipolitisir, sebagai bahan materi anggaran pendapatan dan Belanja Negara Tahunan, kemudian dibagi-bagi menjadi lebih kecil-kecil lagi, sebelum akhirnya masuk ke kantong pribadi kelompok Partai Politik yang bermain didalamnya.

Sedangkan Petani tidak butuh Politik.

Bumi hanya ingin diperlakukan dengan welas asih.

Semesta meminta untuk dilayani dan Leluhur NUSANTARA menagih janji hutang Manusia pada alam agar segera dibayarkan.

* Ulah Tengkulak

Bagi pelaku Bisnis di dalam Negeri, tentu mencari Bahan baku dengan harga yang paling murah, menjadi syarat serta pilihan yang dituju, sebagai jalan alternatif dalam berbisnis di seputar lingkungan hidup Pertanian.

Sekalipun Petani menyadari, bahwasannya Tengkulak yang merusak harga di pasaran.

Sementara bagi pelaku Bisnis Luar Negeri, hal paling mudah untuk dapat memutar roda bisnis setiap harinya, tentu mencari Tengkulak, yang bertebaran dimana-mana.

Sedangkan pelaku bisnis bukan semata-mata berbisnis, tetapi juga bertindak sebagai pengepul, yang gemar menimbun bahan Pangan.

Sehingga bukan sebatas untuk dikonsumsi sendiri, tetapi untuk dijual kembali dengan harga tinggi di Pasar Internasional/Luar Negeri.

Uniknya lagi, bahan pokok tersebut, diimpor kembali ke Pasar dalam Negeri, sebagai ladang kehidupan yang menghidupi segelintir manusia angkara.

Pola dagang seperti ini, bahkan telah diterapkan sejak ratusan tahun silam, baik oleh Perusahaan Dagang Multi-Nasional pertama di Dunia milik Belanda,VOC yang berdiri tahun 1602.

Dengan East India Company (EIC) milik Britania Raya, yang telah hadir lebih dulu di London, Inggris sejak 31 Desember tahun 1600.

Menyusul persaingan bisnis para pedagang Rempah-Rempah Arab, beserta Saudagar berlian dari suku Abaji India, serta Pelaku Bisnis Kain Sutera berikut Rempah-Rempah dari daratan China.

Hakekat dari pola dagang seperti ini, masih sama sejak dahulunya, semata-mata untuk memonopoli Pasar Perdagangan Dunia.

Lantas saling adu kekuatan satu sama lain, dimulai pertikaian di jalur perdagangan, kemudian menaikkan mata uang masing-masing Negaranya, hingga menantang-nantang TUHAN ALLAH'nya.

TIDAK ADA PROGRAM untuk BERPERANG, kecuali DAMAI dan KESENANGAN.

* Peri-laku Petani itu sendiri

Sekali lagi, sekalipun Petani menyadari, ulah Tengkulak merusak harga di pasaran.

Tetapi karena membenci perubahan dan bertahan pada gaya hidup konvensional ketimbang ekologis: tanam, panen, jual.

Sebab akar rumput pola Pikir, Besok makan apa dan apa yang dimakan besok, terlanjur mengikat mental terjajah Bangsa Indonesia, yang sebatas berpikir seputar urusan perut saja, sehingga tidak merdeka dalam berpikir.

Dalam menanggapi jumlah permintaan yang meningkat, tak sedikit Petani yang berlaku curang, dengan menjual produk hasil pertanian sebelum masa panen tiba, tanpa memperhatikan kualitas.

Sehingga menghalalkan segala cara, demi mengakomodasikan permintaan Pasar, agar berproduksi tinggi dengan kualitas yang diragukan.

Lantas, siapa yang jadi Korban? 

Sementara anda tidak tau cara menanam, selain hanya bisa membeli.

Sedangkan Menanam Tidak Harus Mahal.

Tidak ada yang tidak mungkin selagi dikembalikan seluruhnya, pada nilai  kepantasannya, sebab Alam tidak pernah berubah.

Melainkan Manusialah yang mengubahnya, tentu sudah sepatutnya pula bertanggung jawab mengembalikan Alam pada Ekosistem terbaiknya.


Singkong sebagai Makanan Pokok Alternatif Pengganti Nasi / Beras



Umbi Kasesa



Singkong sebagai salah satu sumber Makanan Pokok masyarakat Indonesia.

Memproduksi umbi bertekstur pulen, yang kerap dikonsumsi dengan berbagai varian olahan, serta bagian Daun, yang umum diolah sebagai sayur paling digemari di penjuru dunia.

Namun di balik manfaatnya

Tak sedikit Petani yang berhenti menanam berbagai jenis Bahan Pokok maupun Palawija.

Sebab lahan sulit di olah.

Sebagaimana hasil hukum sebab akibat dari penggunaan Pupuk Kimia secara berkepanjangan, yang masih menjadi pemicu utama, rusaknya lahan Pertanian dan Perkebunan di Indonesia.

Petani Singkong di wilayah Prov. Lampung, binaan kami misalnya.

Berhasil menanam varietas Kasesa melalui metode Tekhnologi Bio Compound.

Dengan memanfaatkan sampah pertanian, pupuk kandang berupa; Kotoran Sapi segar, daun serta batang Pisang sebagai media pertumbuhan utama.

Sebelum menggunakan Tekhnologi Bio Compound;

Petani Singkong, mampu menghasilkan 6 ton singkong dalam waktu 9 bulan, menggunakan 100kg Pupuk bekas, dengan komposisi; ( SP36 50kg dan KCl 50kg).

Tetapi didorong keinginan hasil panen,  menyesuaikan kebutuhan pasar.

Petani Singkong kemudian melakukan uji coba dengan cara menambahkan media pertumbuhan, sebanyak hasil yang diinginkan, yaitu sekitar 6 ( enam ) kali panen dalam satu siklus penanaman.

Dengan jarak tanam 60x80 cm (enam puluh kali delapan puluh centimeter).

Setelah menggunakan Tekhnologi Bio Compound:

Dalam jangka waktu 5 ( Lima ) bulan, 6 ( enam ) hari. Petani Singkong mampu menghasilkan 8 ton 20kg ( Delapan ton Dua puluh kilogram ) Singkong

Prinsipnya;

Panen 100 Kg ( Seratus Kilogram ) tinggal menambahkan minimal 100 Kg ( Seratus Kilogram ) sampah organik yang diolah menggunakan Tekhnologi Bio Compound

1 Hektar lahan, menghendaki hasil Panen 10 ton ( Sepuluh Ton ).

Maka cukup menambahkan minimal sebanyak 10  ( Sepuluh ) ton media tanam, yang di olah menggunakan Tekhnologi Bio Compound dengan minimal takaran 10 ( Sepuluh) liter saja.

Lantas bagaimana jika lahan terbatas?

Apabila tidak memiliki lahan, dapat dikoordinasikan dengan Komunitas, atau kelompok instansi, yang memiliki program Kompos Kolektif, maupun pengelola disekitar tempat tinggal, untuk meminjam lahan kosong, sehingga lahan lebih bermanfaat dan tetap produktif.


 

Sabtu, 17 Februari 2024

Sinergi Ubah Kebobrokan BANGSA


Ditulis oleh Editor

 

In Frame Sha Mantha
Photo taken by Lawerrisa  

 


Jepara-Mengubah sesuatu bukan perkara mudah, namun karena alam merestui, maka diberi yang terbaik, melalui berpasrah diri dengan segala kerendahan hati serta ketulusan, sehingga perubahan dapat terjadi begitu cepat.

 

Perubahan Iklim Indonesia 

 

Bumi adalah pengulangan

Maka begitulah hidup

Hanya untuk menjalani Pengulangan demi pengulangan.

Itulah sebab

Bumi Meregenerasi dan Ber-Evolusi.

Seperti halnya sel-sel dalam tubuh Manusia, jika terdapat racun, serta terjadi penyumbatan dalam darah, maka harus diobati, agar semua jaringan darah, serta saraf, di regenerasi kembali.

Proses dari pembersihan adalah pelepasan, maka semua yang menyumbat, akan dicabut dari akarnya, sehingga siklus tubuh, kemudian bereaksi dengan beragam keluhannya.

Berdasar penelitian para Ilmuwan

Zaman Es Jutaan tahun silam.

Dataran pertama Bumi, bermula dari Jawa, yang semula menyatu dengan dataran China.

Barulah setelahnya dataran India.

Bumi kembali ber-evolusi dalam kurun waktu cukup lama, memisahkan daratan China dengan Jawa, melalui proses alam yang terjadi, sampai sekarang.

Sementara sisa-sisa peradaban tertua dari Zaman Es, dapat ditemukan di wilayah Dieng, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah, dengan munculnya fenomena alam, turunnya hujan salju/es, yang oleh warga setempat disebut dengan Upas. 

Sekaligus petunjuk bahwa suatu daratan telah mengalami Evolusi /Perubahan Iklim, di wilayah ini.

Hal tersebut telah dibuktikan melalui serangkaian penelitian Ilmiah yang dilakukan oleh para ahli.

Bahwasannya wilayah Indonesia mengalami perubahan iklim, yang semula dari empat musim: Gugur, Dingin, Semi, Panas, menjadi dua musim, yaitu musim panas dan musim penghujan.

Sehingga demikian, perubahan iklim tersebut tidak serta merta lenyap tanpa bekas dari muka Bumi.

Tetapi masih menyisakan jejak alam berupa Salju es, yang masih turun pada bulan - bulan tertentu di wilayah Dieng, Kab. Wonosobo Jawa Tengah, sampai saat ini.

Peradaban Zaman Es sendiri, bukan sebatas dihuni berbagai jenis satwa seperti halnya Mammoth maupun berbagai jenis tetumbuhan saja.

Tetapi juga adanya kehidupan peradaban Manusia  ( suku Bangsa Arya ), yang mengisi didalamnya, berikut kebudayaan, ilmu pengetahuan, sastra, serta Tekhnologi yang diciptakan, untuk meringankan beban Manusia.

Sehingga bukan secara tiba-tiba Tekhnologi modern muncul di Zaman ini, sementara Manusia Purba hidup primitive dan minim Tekhnologi Canggih.

Tetapi justru dari Zaman Es lah, Tekhnologi Canggih telah dimulai, dalam mengiringi peradaban Manusia di muka Bumi.

Sehingga Manusia Purba, dapat terus terhubung dengan Semesta dan Leluhurnya, sekalipun Zaman Kegelapan kini melanda Bumi.

Sedangkan Manusia modern yang hidup menyebar memenuhi hingga ke penjuru Bumi, sebatas tinggal dan menikmati, setelah Tekhnologi ditemukan kembali.

Faktanya bahwa, para Ilmuwan Barat secara keseluruhan telah mengakui, bukan merupakan pencipta Tekhnologi.

Seperti halnya listrik, adalah hasil temuan Nichola Tesla, hingga programing Komputer dan Tekhnologi modern canggih di masa ini.

Secara keseluruhannya, murni dipelajari dari satu Kitab/Naskah Jawa, berikut 10 Perintah ALLAH didalamnya:

1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu

2. Jangan menyebut Nama Tuhan ALLAH'mu dengan tidak hormat

3. Kuduskanlah hari Tuhan

4. Hormatilah ibu bapamu

5. Jangan membunuh

6. Jangan berzina

7. Jangan mencuri

8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu

9. Jangan mengingini istri sesamamu

10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil

Kitab/Naskah Jawa tersebut, juga telah dikembalikan lagi ke Jawa, setelah dipelajari oleh kaum Pintar Pandai dari Barat, secara sukarela.

Faktanya lagi 

Semua tidak jatuh dari langit tetapi sudah tercatat secara terstruktural menggunakan huruf-huruf, rumusan-rumusan, baik itu dalam metode perhitungan matematika, fisika, maupun metafisik, sesuai perhitungan Leluhur NUSANTARA sejak mula-mula.

Sehingga Peradaban Manusia sudah Modern, sejak Manusia mendiami Bumi, jauh sebelum agama-agama Samawi lahir.

Sebab masih sebatas mencatat Peristiwa Perubahan Zaman Baru, yaitu dari Tahun Sebelum Masehi / Zaman Purba Menuju Tahun Masehi.

Dengan Matahari sebagai inti atom, energi Nuklir, yang telah digunakan oleh Leluhur Nusantara yang sifatnya lebih kecil dari Uranium yaitu Thorium.

Dengan Matahari yang adalah pemberi energi terbesar bagi Bumi, yang memberi kehidupan bagi Bumi.

Tetapi Bulan adalah yang memberi gairah bagi hidupnya.

Itu sebabnya, di berbagai peradaban besar di Dunia.

Equinox menjadi titik utama dan pertama, Hari Raya dan perhitungan Kalender.

Sedangkan Bulan menjadi titik terpenting kedua-Energi Matahari maupun Energi Bulan.

Leluhur NUSANTARA pernah mengatakan dalam sebaris kalimat:

"BHINNEKA TUNGGAL EKA TAN HANA DHARMA MANG RUA"

Yang Bermakna:

Dunia ini meskipun berbeda-beda, dengan skala yang berbeda - beda, dengan fungsi dan tugas berbeda - beda, tapi "TUNGGAL EKA"

Sejatinya:

Satu Kesatuan Yang Utuh

TAN HANA DHARMA MANG RUA:

Tak ada kebenaran dalam segala sesuatu yang Bias/Dualitas.

Sedangkan Multi-Tafsir adalah Bias, satu ayat yang dibaca oleh sepuluh orang, dapat menjadi sepuluh tafsiran.

Selama hal itu masih merupakan tafsiran-tafsiran, konsep-konsep yang diciptakan oleh pikiran, maka masih belum benar, masih bisa benar dan bisa salah.

Bisa benar menurut saya.

Bisa benar menurut anda.

Subjektif.

Sedangkan Kenyataan Sejati/Kenyataan Murni adalah Absolut - Supreme Reality dan bukan hasil ciptaan pikiran maupun konsep, bukan Bias, bukan hal yang Multi-Tafsir.

Tidak berubah, tetap demikian adanya, sebagaimana mestinya dan demikian adanya, dulu sekarang sampai selama-lamanya, sebelum pikiran saya dan anda lahir, bahkan setelah saya dan anda, sudah tidak ada lagi di dunia ini.

 

Perubahan Gaya Hidup - Konvensional Menjadi Ekologis

 

Dalam Misi

Menciptakan Pertanian Terintegritas guna mendukung Pangan yang Andal, Air Bersih dan Keamanan Energi.

Teknologi Bio Compound digunakan sebagai solusi berintegritas terhadap masalah lingkungan dalam penanggulangan Sampah Organik Tingkat Rumah Tangga, menggunakan Konsol Mikro-Biologi.

Sedangkan masalah Lingkungan, bukan sebatas pada penanggulangan sampah, serta berkutat pada seputar kerusakan alam saja.

Tetapi juga masalah sosial di masyarakat, seperti rentannya kesehatan mental orang Indonesia yang memicu tingginya angka bunuh diri dikalangan remaja dan usia produktif.

Jumlah pasien ODGJ yang terus meningkat akibat berbagai tekanan gaya hidup konvensional yang memicu tingkat stress tinggi.

Sehingga tubuh mudah terjangkit berbagai virus penyakit, entah itu ditularkan melalui faktor genetik ( Diabetes dan Sel Kanker ).

Maupun terapan gaya hidup konvensional pemicu tingginya angka Kematian secara mendadak di Indonesia, akibat serangan Jantung.

Ironi Negeri beragama, berikut ribuan aliran kepercayaan didalamnya, yang  mengalami keterbatasan Ekonomi, dilanda Kekurangan Pangan, miskin secara mental, serta berkebutuhan khusus akan Rohani setiap harinya.

Sehingga bukan Sehat Jasmani dan Rohani tetapi kian Sakit Jiwa, Sakit Raga.

 

Pentingnya Menjaga Imunitas Tubuh

 

Terdapat miliaran makhluk hidup di dalam tubuh Manusia, sehingga sangat penting mengkonsumsi Probiotik, guna menjaga kehidupan makhluk hidup/bakteri baik yang hidup di dalam usus, rongga mulut, hidung, dan setiap inci dalam tubuh kita.

Sedangkan Bakteri baik mudah mati, belum lagi dampak konsumsi antibiotik yang berasal dari obat-obatan medis, selama proses pengobatan, penyalahgunaan obat - obatan terlarang, bahkan kemoterapi.

Dan masih banyak faktor lainnya yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan Semesta.

Tubuh Manusia adalah Alam Semesta, tempat bersemayam berbagai makhluk hidup didalamnya.

Maka dibutuhkan dualisme dalam hidup, agar semua makhluk berbahagia.

Setiap makhluk, memiliki peran serta fungsinya masing-masing, sekecil apapun, itu berarti dan bermakna, bagi makhluk yang lain.

Dengan mengkonsumsi Probiotik, dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan sekaligus mengurangi peradangan pada usus.

Hasil Penelitian menunjukkan, bahwa konsumsi Probiotik dapat membantu mengurangi lemak pada perut.

Beberapa contoh Probiotik yang mudah ditemukan diantaranya :

1. Yogurt

2. Susu Probiotik

3. Tempe Kedelai

4. Suplemen Probiotik

5. Songsong Probiotik

Songsong Probiotik ini adalah Konsorsium Mikro-organisme lokal, berbahan Baku campuran Sari Buah Segar dan Rempah sebagai pengurai Hayati penghasil enzim.

(a.l Xenorhabdus Japanica, Bacilus Simplex, Paenibacillus Amylolyctus), yang diperlukan tubuh Manusia.

Dalam meningkatkan efektifitas proses pencernaan, stamina tubuh dan memperbaiki metabolisme tubuh, serta metode detox / buang racun dalam tubuh.

Sekaligus sebagai syarat utama bagi siapapun yang memiliki minat untuk bergabung bersama Kami, dalam melayani Alam Semesta.

Wajib mengkonsumsi Songsong Probiotik dari Kami, agar dapat terhubung dan terkoneksi, saat mengobrol dengan Kami.

 

Pertaubatan

 

Kejahatan ada di setiap diri Manusia

Maka perlu dilakukan tindakan Pertaubatan secara bertahap.

Makna dari Pertaubatan itu sendiri, bukan berarti untuk menjadi orang suci yang bebas dari dosa.

Untuk itulah pentingnya mendamaikan diri dari segala kekacauan yang berasal dari dalam diri, dari segala rasa perasaan yang ditimbulkan oleh pemikiran-pemikiran, yang berasal dari konsep-konsep pemikiran.

Sehingga saat diri sedang mengalami kekacauan dari dalam, mudah mengambil keputusan jalan pintas, seperti tindakan/keinginan untuk menyakiti diri sendiri maupun bunuh diri, tatkala mengalami berbagai tekanan dari luar.

Terlebih saat dalam kondisi Jasmani yang kurang baik.

Untuk itulah pentingnya melakukan tindakan Pertaubatan.

Anda, bahkan tidak pernah tau, apa yang telah orang - orang disekeliling anda lalui, bisa saja, lebih menderita dari Anda.

Itulah pentingnya bersyukur, bahkan dari hal sekecil apapun.

Tentu sebagai manusia yang berkesadaran akan mengerti, bahwasannya apapun yang terjadi di luar diri, tidak akan pernah bisa di atur, terlebih dikendalikan.

Kecuali sesuatu yang lebih besar dari itu semua, yang dapat melakukannya, yaitu mukjizat Semesta.

Apa yang dapat dikendalikan adalah apapun yang terjadi di dalam diri, rasa perasaan dan pikiran, yang menjadi dorongan dari setiap perbuatan, dengan mengaturnya sebaik mungkin.

Karena apapun yang terjadi di dalam diri, dengan segala kekacauan yang berasal dari luar diri, tidak akan ada gunanya, apabila didalam diri, sudah tenang dan damai, begitupun sebaliknya.

Apapun kedamaian dan ketenangan di luar diri, tidak akan ada gunanya, jika di dalam diri sudah kacau.

Sekalipun anda melalui masa-masa sulit dan mengalami kerugian dalam hidup.

Karena tidak ada pertumbuhan tanpa perubahan; tidak ada perubahan tanpa kehilangan; tidak ada kehilangan tanpa rasa sakit; dan tidak ada rasa sakit tanpa kesedihan.

Setiap kali mengalami kerugian besar, kecenderungannya adalah segera mencari penyebab atau penjelasan: 

Mengapa saya sakit? Mengapa ia meninggalkan saya? Mengapa, mengapa, mengapa.

Sejatinya saat anda kesakitan, penjelasan tidak membantu.

Anda tidak memerlukan penjelasan.

Anda membutuhkan Semesta.

Semesta menyertai dalam kesakitan dan kesedihan anda.

Jika teman anda tiba-tiba meninggal, mengetahui alasannya tidak akan mengurangi rasa sakitnya sedikitpun.

Jadi berhentilah mencari penjelasan.

Anda tidak membutuhkannya!

Mungkin Semesta belum menjanjikan penjelasan mengapa semua terjadi.

Hidup sehat di mulai dari Jiwa yang sehat.

Dan Jiwa yang Sehat di dukung oleh lingkungan yang juga Sehat.

Mari secara bersama-sama bergerak, sebab Saya dan Anda tidak dapat hidup Sehat Sendirian di Bumi.

Persyaratan Untuk Menjadi Mitra Songsong:

1. Memiliki Komunitas / Kelompok / Badan Usaha

2. Memiliki Program Berbasis Pengabdian Lingkungan Dengan Melibatkan Masyarakat

3. Sudah Mengaplikasikan Penggunaan Tekhnologi Bio Compound dan Membuktikan Sendiri Manfaatnya

Berdasarkan Sumber Riset Penelitian Ilmiah Seluruh Tim Ahli Tekhnologi Bio Compound


Senin, 12 Februari 2024

Briket Neutron Limbah Kohe

 

Oleh Songsong Eco Projects

Editor : Sha Mantha


In Frame Sha Mantha-Photo taken by Lawerrisa


 


Bandung - Briket Bio Neutrin adalah Karya Kelompok Binaan Songsong di wilayah Lembang, Kab. Bandung, Jawa Barat.

Saat ini hanya di Produksi untuk Mitra Songsong.



Songsong Eco Projects 


 


Lembang, Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu daerah penghasil Susu terbesar di wilayah Indonesia, setelah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan total  22.300 Sapi Perah, yang berasal dari 9 Desa, yang menghasilkan 10kg hingga 20kg limbah Kohe Sapi segar per/ekor, setiap harinya.

Untuk mengatasi limbah kotoran ternak yang berbau menyengat tersebut, Peternak membakar sebagian limbah Kohe Sapi miliknya dan membuang sisanya, ke saluran air yang berakhir di Sungai Citarum.

Selebihnya, para Peternak menyimpannya di lahan kosong dengan cara menumpuk dan membiarkannya begitu saja.

Selain menjadi sarang virus bakteri penyakit, kotoran ternak tersebut juga memberi dampak negatif terhadap lingkungan sekitar, bukan sebatas berbau tidak sedap, tetapi juga mengganggu kebersihan air sungai, yang berubah warna, dipenuhi oleh limbah kotoran Sapi, ternak milik warga Desa setempat.

Mengolah limbah peternakan Sapi Segar tak sesulit yang dibayangkan, jika didasari Niat tulus serta memiliki nilai manfaat.

Berbekal kesadaran bahwa olah limbah Peternakan adalah tanggung jawab masing-masing Peternak.

Dengan harapan dapat terus merawat lingkungan demi masa depan anak cucu kelak.

Warga Desa Sukajaya, Lembang, yang tergabung ke dalam kelompok Peternak Obor Desa Organik Sukajaya ( ODOS).

Secara berkesadaran, menggunakan Teknologi Bio Compound, untuk mengolah Limbah Kotoran Sapi Segar / Kohe, menjadi media tanam berbentuk briket, yang dapat langsung digunakan dan diaplikasikan di segala jenis tanaman, oleh Petani sekitar.

Dengan 5-7 Jam, kurun waktu pengolahan limbah yang dibutuhkan, tanpa bau menyengat, mudah, memiliki banyak manfaat dan juga ramah lingkungan.

Kegiatan ini merupakan implementasi nyata, 17 butir tujuan pembangunan berkelanjutan

( SDGas).

Wujud kontribusi Peternak ODOS dalam merawat Bumi.




Bentuk kemasan Media Tanam Kohe Sapi Segar - Siap Kirim Ke Penjuru Wilayah Indonesia 


 


Dengan Tekhnologi Bio Compound

Kelompok Peternak Obor Desa Organik Sukajaya ( ODOS ) sudah tidak lagi membuang KOHE, berupa limbah Kotoran Sapi Segar Peternakannya.

Bahkan tanpa membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengolah kotoran Sapi segar.

Cukup 5-7 ( Lima hingga Tujuh hari ) menjadi briket dan 5 ( Lima ) menit menjadi Media Tanam, tanpa aroma menyengat maupun panas.



 

Briket Neutron Kohe Sapi Segar 


 

Dan Peternak Obor Desa Organik Desa Sukajaya sudah memulainya

Tekhnologi tepat guna dari Songsong, tercipta media tanam briket OBOR bagi Pertanian dan olah sampah organik tingkat rumah tangga.



 

Pak Yudi - Peternak Sapi Susu Perah Rumahan, Lembang, Bandung Jawa Barat, Indonesia 




Pak Yudi adalah satu dari sekian banyak Peternak Sapi Perah rumahan yang berada di wilayah Lembang.

Ia memelihara 10 ekor Sapi Perah dan satu ekor Sapi Potong penghasil daging.

Dengan tingkat pertumbuhan serta  hewan ternak yang sehat.

Setelah mengaplikasikan metode penggunaan Teknologi Bio Compound sebagai campuran air minum serta pakan yang terdiri dari campuran ampas singkong + ampas tahu + konsentrat + 10 mili cairan Bio Compound. 

Bukan saja merasakan manfaat dari segi biaya, namun juga meningkatnya kualitas Susu yang tidak mengandung bakteri Potagen, produksi yang stabil dari sebelumnya, serta Susu yang tidak mudah basi, sehingga dapat dijadikan Yogurt, Kefir maupun Keju.

Sementara kotoran Sapi ternak miliknya, dapat langsung digunakan sebagai media tanam.




Peternakan Sapi Perah Rumahan, di Kawasan Lembang, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 


 



Sebelum menggunakan Teknologi Bio Compound

Produksi Susu tidak stabil dan mudah basi, serta membutuhkan waktu lama saat penyembuhan pada luka.

Kotoran Sapi juga tidak tercerna dengan baik, berbau menyengat, terlebih saat di musim penghujan.

Belum lagi tiap 2 minggu sekali, Sapi harus diberi suntikan Antibiotik, setiapkali terjadi perubahan cuaca.

Setelah Penggunaan Teknologi Bio Compound

Sapi jarang sakit dan tidak lagi membutuhkan suntikan antibiotik.

Dari 7 ekor Sapi

Saat ini memproduksi 110 Liter Susu setiap harinya, dengan kualitas susu yang lebih kental, gurih serta tidak cepat basi saat disimpan dalam suhu ruang.

Keringat maupun kotoran serta kandang tidak berbau menyengat sama sekali.

Dengan tekstur kotoran halus sekaligus menandai bahwa makanan tercerna secara sempurna.

Persyaratan Untuk Menjadi Mitra Songsong;

1. Memiliki Komunitas / Kelompok / Badan Usaha

2. Memiliki Program Berbasis Pengabdian Lingkungan Dengan Melibatkan Masyarakat

3. Sudah Mengaplikasikan Penggunaan Tekhnologi Bio Compound dan Membuktikan Sendiri Manfaatnya.

Berdasarkan Sumber Riset Penelitian Ilmiah FRS. Puteri Nurina dan Tim Ahli Tekhnologi Bio Compound 



INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...