Kamis, 09 Maret 2023

Disinilah Sendratari Ramayana Tercipta

 

Ndalem Kepangeranan Suryahamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat




Oleh :Sha Mantha

Editor :Sha Mantha

 

Sekira 237 tahun silam

Tepat dua tahun sebelum kematiannya di tahun 1786

ISKS Pakubuwana III - Sunan ke-dua Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ( 1749-1788 )

Diketahui membangun Ndalem Suryohamijayan untuk Sang Putra Mahkota yang mulai beranjak remaja, bernama Raden Mas Subadya, yang sejak kecil menempati Ndalem Purwohamijayan bersama-sama dengannya



Ndalem Purwohamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



 

Kelak 

Raden Mas Subadya bergelar ISKS Pakubuwana IV bertakhta tahun 1788-1820

Seiring perkembangannya

Bangunan ini lalu difungsikan sebagai tempat kediaman KGPH Suryohamijayan Putera ISKS Pakubuwana X ( 1893-1939 ) yang dikemudian hari dikenal sebagai Ndalem Suryohamijayan



Ndalem Kepangeranan Suryahamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat




Bangunan ini berdiri di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar kliwon, Surakarta dan terletak di utara kediaman ISKS Pakubuwana XIII

( 2004-sekarang )

Di masa penjajahan Belanda

Ndalem Suryohamijayan sempat difungsikan sebagai stasiun siaran darurat Radio Republik Indonesia (RRI)

Sedangkan di pekarangan sisi timur Sempat dipergunakan sebagai tempat kegiatan Pekan Olahraga Nasional Pertama di kota Solo Jawa Tengah



Ndalem Kepangeranan Suryahamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Jika dilihat dari wujud Pendopo yang sampai hari ini nampak kuat serta kokoh

Pendopo Joglo sebagai satu-satunya Bangunan yang tersisa dari Ndalem Kepangeranan ini

Kemudian digunakan sebagai tempat anak-anak untuk berlatih tari serta Karawitan

Meski sebenarnya cukup membahayakan keselamatan terlebih atap serta genteng telah beberapakali roboh



Pendopo Ndalem Kepangeranan Suryahamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Di Pendopo Ndalem Suryohamijayan ini pula untuk pertamakalinya Sendra Tari Ramayana tercipta

Selain tempat bagi warga sekitar untuk JAGONGAN ( bersantai sembari minum kopi diwarnai obrolan ringan) dikala petang hingga larut malam

Yayasan Purna Bhakti Pertiwi yang semula dipimpin oleh alm Ibu Tien Suharto sebagai pihak pengelola

Turut memutus akses pengelolaannya, sehingga nasib dari Bangunan bersejarah ini menjadi tidak menentu, seiring kepergian Ibu Tien Soeharto, tahun 1995 silam

Di tambah

Peraturan tentang Cagar Budaya Yang Membatasi

Pada akhirnya hanya sampai pada ketidakjelasan akan nasib bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia

Sehingga tidak ada yang mampu untuk berbuat apa-apa

Selain berusaha mempertahankan bentuk asli bangunan seperti bentuk semula tanpa mengubah apapun didalamnya

Sehingga Cagar Budaya menjadi tidak terawat dan rusak

Segera Revisi Undang-Undang Cagar Budaya

Dan Lindungi Situs-Situs Bersejarah di Indonesia

Revitalisasi sama dengan menyesuaikan usia dari bangunan

Memperbaiki sama dengan tidak merusak nilai-nilai historis didalamnya

 

In Frame : Sha Mantha

Instagram : shamantha_new

Facebook : Sha Mantha

Photo Taken : Wibowo Rahardjo

Rabu, 08 Maret 2023

Lodji Pertemuan Freemason di Kerajaan Jawa

 

Bangsal Sasana Mulya
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Oleh    : Sha Mantha

Editor : Sha Mantha

 

Ndalem Kepangeranan Sasana Mulya

 

Pakubuwana IV

Raja Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ke-tiga bergelar ISKS Pakubuwana IV ( 1788-1820 )

Kerap mendapati kunjungan delegasi kenegaraan kolega-koleganya dari Eropa

Oleh Pakubuwana IV

Acara resmi tersebut biasanya digelar di Pendopo Ndalem Sasana Mulya yang berada di kompleks Kraton Kasunanan Surakarta disertai perjamuan khusus ala Barat didalamnya



Ndalem Sasana Mulya 
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Ndalem Sasana Mulya, dibangun tahun 1811 oleh Pakubuwana IV sebagai tempat tinggal Pangeran Hangabei sang Putera Mahkota

( 1858-1861)

Sedangkan Pakubuwana IV

Menempati Ndalem Purwodiningratan dan melanjutkan proses Pembangunan Kraton Kasunanan Surakarta, yang memakan waktu kurang lebih 200 tahun



Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Ndalem Purwodiningratan adalah bangunan pertama yang selesai di bangun

Di awal masa pembangunan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat serta di design oleh Pangeran Mangkubumi

Raja Pertama Kraton Kesultanan Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana I

Serta ditempati oleh ISKS Pakubuwana II yaitu;

~Raja terakhir Kraton Kasunanan Kartasura Jawa Tengah/Raja ke-9 Negara Mataraman Islam

Bertakhta1726 – 1742

~Pendiri sekaligus Raja Pertama Negari Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Bertakhta1745 – 1749

 

 Bangsal Sasana Mulya


Bangsal Sasana Mulya 
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

 


Di sela-sela perjamuan, sebagaimana budaya elite Eropa, setelah makan siang maupun makan malam dilangsungkan

Sembari berbincang kecil, tamu delegasi akan menghabiskan waktu dengan menikmati wine dan beberapa santapan ringan

Pesta kemudian dilanjutkan dengan sentuhan piano dan iringan biola yang memiliki tempo sangat cepat dan kencang sebagai ciri khasnya

Guna mencegah terjadinya campur aduk  kebudayaan serta kesalahpahaman  pemaknaan akan sakralnya Gamelan Jawa dengan kegiatan pesta Elite Eropa 

Pakubuwana IV

Kemudian membangun sebuah Bangsal yang didesain lebih tinggi dari seluruh bangunan yang terdiri dari 4 (empat) unsur rumah tradisional Jawa

Berdiri di tengah-tengah pelataran dengan pola bangunan menghadap ke arah Bangunan Pendopo berbentuk Joglo

Sebagai Bangsal Pesta ala Barat  dilangsungkan

Sehingga Bangunan Pendopo tak berubah fungsinya sebagaimana Gamelan berada tanpa harus mengusik  kesakralan didalamnya


Pendopo Ndalem Kepangeranan Sasana Mulya 

 


Pendopo Ndalem Sasana Mulya
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Bangunan Pendopo yang terdiri dari 36 tiang tersebut dibuat dengan cara di kampak

Sedangkan keseluruhan Bangunan Ndalem Sasono Mulya memiliki kelengkapan bagian-bagian bangunan Jawa yang terdiri dari;

1. Bangunan Pendopo

2. Pringgitan

3. Dalem Ageng

4. Senthong Kiwa

5. Senthong Tengan

6. Pawon

7. Sumur, dan

8. Gandhok



Pendopo Ndalem Sasana Mulya
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


 

Ndalem Kepangeranan ini terakhir kali ditempati oleh

Pangeran Hangabei Putera dari ISKS Pakubuwana X (1893 – 1939)

Yang dikemudian hari bergelar ISKS Pakubuwana XI dan memerintah Kraton Kasunanan Surakarta menggantikan Pakubuwana X 

(1939-1945)



Pendopo Ndalem Sasana Mulya
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat



Jika ditinjau dari aspek tata ruang, wujud bangunan, elemen bangunan dan bahan bangunan

Secara keseluruhan bangunan ini mewakili Produk Arsitektur Murni Tradisional Jawa

Namun dalam perkembangannya

Bangunan ini menggambarkan Proses Intervensi Unsur Arsitektur Barat dalam Arsitektur Tradisional Jawa

 

Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia 

 

Pada 1 Desember 1965 hingga 30 Mei 1967

Ndalem Sasana Mulya pernah menjadi kamp penampungan tahanan politik

Hingga kemudian di tahun 1971

Bangunan ini kembali ke fungsi awal sebagai tempat pendukung kegiatan Kraton di seputar kegiatan kebudayaan

Pada 1975 hingga 1980

Pendopo ini sempat difungsikan sebagai pusat pendidikan Akademi Seni Karawitan Indonesia dan Taman Budaya Surakarta

Lalu pada 1980 hingga tahun 2000

Bangunan Pendopo difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan Upacara Adat Kebudayaan;

1. Upacara Pernikahan

2. Pagelaran Wayang Kulit

3. Sarasehan Budaya serta

4. Upacara Adat Kematian

 

Peraturan Tentang Cagar Budaya Yang Membatasi 

Pada akhirnya hanya sampai pada ketidakjelasan akan nasib bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia

Sehingga Cagar Budaya menjadi tidak terawat dan rusak

Mengisi warna usang yang menaungi Bangunan Ndalem Sasana Mulya yang saat ini difungsikan sebagai tempat Perkabungan/Persemayaman Jenazah

Serta gedung serba guna yang disewakan untuk keperluan Pernikahan

Segera Revisi Undang-Undang Cagar Budaya

Dan Lindungi Situs-Situs Bersejarah di Indonesia

Revitalisasi sama dengan menyesuaikan usia dari bangunan

Memperbaiki sama dengan tidak merusak nilai-nilai historis didalamnya

 

In Frame: Sha Mantha

Instagram: Shamantha_New

Facebook: Sha Mantha 

Photo Taken: Wibowo Rahardjo 

Hotel Ala Rumah Bangsawan Jawa

 

Sha Mantha


Dari 18 Ndalem Kepangeranan yang ada di Kompleks Kraton Surakarta Hadiningrat

Ndalem Kepangeranan Purwohamijayan

Masih menjadi satu-satunya Bangunan, yang terawat, dibanding 17 Bangunan Ndalem Kepangeranan lainnya

 

Ndalem Kepangeranan Purwohamijayan


Ndalem ini berdiri wilayah administratif Jl. Mangkubumen No.1 Kel. Baluwarti, Kec. Pasar Kliwon, Surakarta Jawa Tengah

Dan terletak di dalam pertigaan arah Lawang Gapit Kulon, komplek Kraton Surakarta Hadiningrat 

 

Sha Mantha


Semula Ndalem Kepangeranan ini merupakan kediaman KPH Brotoningrat, menantu ISKS Pakubuwana  X ( 1893-1939 ) semasa bertugas sebagai Bendahara Negari Surakarta

Namun berpindah kepemilikan serta pengelolaan sejak tahun 1981

Setelah resmi dibeli oleh ex Jend. Sudjono Hoemardani, yang dikemudian hari menyerahkannya kepada RM Djoko Maruto, Puteranya sebagai hadiah pernikahan sang Putera dengan GRAy Kris-Puteri ISKS Pakubuwana XII

(12 Juli 1945 –11 Juni 2004)

Menyandang sebagai menantu Raja

RM Djoko Maruto lalu dianugerahi gelar  Purwohamijayan sekaligus penanda dari kediaman ini


Sha Mantha


BRM Dimas Sasmito

Putera tertua Joko Mursito Hoemardani ( Putera ex Jend. Soedjono Hoemardani yang lain ) yang di masa kini menjadi pemilik sekaligus pengelola Ndalem Purwohamijayan

Mengalih fungsikan tempat ini sebagai galeri museum busana adat Negari Mataram era;

~Pakubuwana I - Raja Mataram ke-7 (1704 – 1719)

~ISKS Pakubuwana II - Raja Mataram ke-9 (1745–1749)

Dengan membuka Gedung Serba Guna untuk masyarakat umum

Serta menyewakan 7 kamar yang berada di paviliun Ndalem Purwohamijayan bagi wisawatan lokal maupun mancanegara


     
Hotel Ndalem Kepangeranan Purwohamijayan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Kemelekatan warna Biru yang semula menjadi ciri khas dari bangunan tua ini

Makin hidup dan segar dengan nuansa coklat yang elegant

Selain tetap mempertahankan bentuk bangunan ini seperti ke bentuknya semula

Pintu dan kaca mozaik kuno-Cerminan Desa di Jantung kota Surakarta, turut menghidupi akulturasi bangunan bergaya Jawa-Eropa abad 19 Masehi (Sha) 

 


Sabtu, 04 Maret 2023

Wanita Indonesia Berdayakan Tekhnologi Dunia

 

Sha Mantha


Oleh Sha Mantha

Saya tidak Sedang Berkepentingan saat memuat tulisan ini

Saya tidak Berpolitik dan "Bukan" anggota Partai Politik, manapun, saat memuat artikel ini

Sekali lagi, tidak ada tujuan Kampanye Terselubung dalam hal ini

Tulisan ini saya muat untuk mendorong pemberdayaan Perempuan di Indonesia dan Kaum Perempuan dunia

Terlebih anak Perempuan di belahan dunia manapun, agar tidak melewatkan kesempatan apapun yang menghampiri serta datang dalam hidup 


Megawati Soekarnoputri
Ex Presiden Republik Indonesia Ke-5


Secara Pribadi

Saya tidak mengenal, terlebih mencari keuntungan dari Tokoh Perempuan Indonesia paling tersohor di zaman ini 

Dan lebih banyak melihatnya di Media Massa serta eksistensinya dalam berpolitik di Televisi

Ia bukan orang pintar saat menjadi tokoh paling berpengaruh di Indonesia tetapi tentu saja, Saya tidak lebih baik darinya

 

Megawati Soekarnoputri Ex Presiden Republik Indonesia Ke-5


Sekedar mengingat di awal tahun 2000 silam 

Saya masih anak-anak saat pergolakan besar itu terjadi

Bagaimana wanita ditentang dengan dalil agama dan ayat-ayat didalamnya, bahwa itu salah, Wanita menjadi pemimpin

Namun badai itu sudah lama berlalu

Secara pribadi, Saya pun berseberangan dengan Pahaman maupun Pandangan Politik Perempuan hebat paling tersohor di Negeri ini, Megawati Soekarnoputri

Tetapi Saya bangga dengan sosok ketokohan dari Perempuan Indonesia satu ini

Ia Wanita Pertama yang menduduki Kursi Pemerintahan Presiden Republik Indonesia

Walau hanya 3 tahun secara formalitas Ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004

Sekaligus Wanita Pertama yang menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia

Era Abdurrahman Wahid / Gus Dur

Terhitung pada 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001

Bahkan saya berani bertaruh

Belum pernah ada satupun Wanita yang menjadi Presiden, di Negara adidaya seperti USA maupun Rusia

Tetapi disini Saya juga ingin berterima kasih

Berkat unjuk rasa 15.000 Buruh Wanita di New York City tahun 1908

Dengan tiga tuntutan;

-Upah kerja yang lebih baik

-Hak untuk memilih

-Jam kerja yang lebih singkat dan layak

Perjuangan kini pun telah mencapai perdamaian dan kesetaraan bagi kaum Wanita di seluruh dunia

Peran perempuan sebagai pilar dalam keluarga

Layak dirayakan sebagaimana prestasi kaum Wanita, tanpa lagi perlu memandang Asal/Usul, Etnis, Bahasa, Budaya, Ekonomi maupun perbedaan dalam Pandangan Politik

Women's Day

#EmbraceEquity #RangkulKesetaraan Hari Perempuan Internasional 2023

Sudahi diskriminasi dan Mari Rayakan Prestasi Wanita tanpa memandang latar belakangnya

Dan silahkan Kau Jual Apapun-Asal Jangan Kau Jual Kemerdekaanmu

Minggu, 12 Februari 2023

Hoogmoed Komt Voor De Val

 

Sha Mantha

Oleh Sha Mantha

Kembalikan kekuasaan di tangan Rakyat

Bonifacius Cornelis de Jonge
Gubernur Jenderal India-Belanda ke-63 Terhitung sejak 12 September 1931 hingga
16 September 1936

Di tahun 1935 mengatakan;

”Als ik met nationalisten praat, begin ik altijd met de zin: Wij Nederlanders zijn hier al 300 jaar geweest en we zullen nóg minstens 300 jaar blijven. Daarna kunnen we praten.”

Artinya;
Apabila Saya berbicara dengan para Nasionalis, Saya selalu memulai dengan kalimat: Kami Belanda telah di sini 300 tahun dan kami bahkan akan tinggal paling sedikit 300 tahun lagi. 
Kemudian kita bisa bicara.

Dan 10 Tahun kemudian (1945)
Rakyat bisa menang Merdeka


Sha Mantha


Saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak

Saya menggambar dua gunung dengan matahari ditengahnya

Anda juga sama? Tentu saja

Saya adalah produk Elite Global seperti halnya miliaran orang dibelahan Bumi lainnya, yang sejak kecil sudah dipersiapkan untuk masuk ke dalam kotak yang sudah di kelompok-kelompokkan

Sehingga bukan hanya Saya saja

Melainkan siapapun yang terlanjur masuk ke dalam kotak, kesulitan jadi diri sendiri

Anda akan dikucilkan oleh kelompok masyarakat, kelompok kerja, komunitas sosial, bahkan kelompok religi, jika Anda berani keluar dari kelompok tersebut


Sha Mantha


Lalu saat Sekolah Dasar

Saya diberi buku pelajaran sejarah, tentang Manusia pertama yang mendarat di Bulan, lengkap dengan fotografer dan crew film di dalamnya

Dan saya juga bahkan diajarkan cara membohongi orang menggunakan Politik Devide Et Impera (Propaganda / Adu-Domba)

Tekhnik ini pula yang digunakan oleh Elite Politik di Indonesia untuk mengadu-domba

Agar Rakyat sibuk saling bertengkar membela kesalahan dan kepentingan pribadi Elite Politik

Lalu dihukum menggunakan aturan yang berlaku, jika ada Rakyat yang berani menyinggung, akan diciduk, dipenjara bahkan dibunuh atau minimal di persekusi, di keroyok oleh massa bayaran para Elite Politik ( Buser)

Dan

Ya....

Begitulah sikap proaktif para Elite Politik Lokal Indonesia hingga kini

Mereka duduk satu meja, makan minum dan ngopi bersama, saat bertemu

Dan Anda masih saja bertengkar tapi enggan tersadar bahwa Anda dipaksa memilih salah satu para Elite Politik tersebut yang sejatinya berteman baik

Jangan pernah bermimpi Elite Politik terdampak jerat hukum

Karena penjara Elite dengan fasilitas mewah, khusus disiapkan untuk Kacungnya

Mereka yang membuat aturan
Mereka pula yang melanggar

Hukum hanya berlaku untuk Rakyat, bukan untuk Elite Politik

Elite Politik tersebut mengaku dirinya Pribumi untuk mengejar Kekayaan Pribadi

Ia menjadi Kaya Raya setelah menjadi Pejabat Negara dan keluarganya mendadak jadi kaya raya dan mendapatkan jabatan sebab seumur hidupnya hanya sibuk mengejar kesenangan, Wanita dan kepentingan Keluarganya saja

Kalau memang ingin membangun Bangsa

Tentu saja Ia akan menyumbangkan Kekayaan Pribadinya untuk Bangsa dan Negara

Namun terjadi

Hutang atas nama Negara, disumbangkan atas nama Pribadi

Dunia Pendidikan pun jadi ladang Korupsi merenggut hak serta masa depan anak-anak Indonesia

Sebab kesaktian tanam Padi di tanah-tanah diantara Panennya di luar teritori

Orang-orang ini, tiap keluar kotoran, yang setiap hari dikeluarkan, kotoran import

Seharusnya Rakyat miskin berkurang bukan bertambah

Sebab kunci dan yang mendapat jabatan negara adalah para orang cerdas berbakat, bukan keluarga sendiri

Namun
Rakyat hanya diberi ilusi, tanpa sadar, hanya dipaksa untuk menyumbang dan membayar hutang

Elite Global maupun Bangsa Penjajah Kolonial 

Bukan menjajah menggunakan kekuatannya sendiri

Melainkan menggunakan 3% Elite Pribumi yang ingin hidup bebas menjadi Sultan

Maka biarkanlah saja para Elite Politik Menyombongkan diri

Tak perlu memperdulikannya terlebih memilih

Biarkan Kotak Kosong nyaring bunyinya

Biarkan para Elite Politik ini marah kepada Asing, saat kepentingan/kekuasaan Pribadinya terusik oleh Asing


Sekilas Tentang Penulis


Sha Mantha


"Saya adalah IBLIS bagi sekalian NABI-NABI Pemilu dan umatnya, yang melawan TUHAN dan ajaran di antaranya, yang menghalangi masuk di antaranya, dalam nirwana NUSANTARA"

Saya adalah ABADI

Berkarya Tanpa Narkoba



Sabtu, 11 Februari 2023

Banjir Melanda Kota Solo

 

Warga bersua foto ditengah banjir yang menggenangi pemukimannya di Kec. Jebres
Surakarta Jawa Tengah Sabtu 11/02/'2023


Oleh Sha Mantha


Sejak Jum'at malam 10/02/'2023

Banjir setinggi 300-500 centimeter
Melanda Pemukiman warga di 5 Kelurahan, wilayah administratif Kecamatan Jebres, Surakarta Jawa Tengah

Meliputi Kelurahan Jebres, Kelurahan Gandekan, Kelurahanmaang Sawit, Kelurahan Kampung Sewu dan Kelurahan Semanggi


Kondisi pemukiman warga yang terendam banjir
Siang tadi, Sabtu 11/02/'2023


Banjir meluas hingga Timur Kecamatan Jebres yaitu Gulon
Plesungan, Kec. Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah


Sabtu Malam 19.00 wib 11/02/'2023
Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah



Banjir yang menggenang hingga akhir pekan ini Sabtu Malam 11/02/'2023 22.10 wib

Membuat sebagian besar warga yang terdampak banjir mengungsi ke tempat yang lebih aman


Lokasi Banjir di Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah Sabtu 11/02/'2023


Sementara hingga siang hari tadi
Warga sekitar masih melakukan proses evakuasi melalui penyisiran Kali Cengeng Karangjoho secara manual


Penyisiran Banjir oleh warga di Kali Cengeng Karangjoho


Hingga berita ini diturunkan
Masih belum diketahui secara pasti penyebab banjir tersebut terjadi


Banjir Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah
Sabtu 11/02/'2023


Tidak ada yang pernah mengingat, apa saja yang telah dibuang ke tempat sampah

Dengan sampah organik yang berasal dari rumah tangga sebagai sumber sampah terbesar yang berakhir di TPA
Sayuran, bungkus makanan, botol bekas minuman kemasan, kain dan lain sebagainya

Kec. Jebres Surakarta Jawa Tengah


Hutang manusia kepada alam, tak sebanding dengan apa yang telah Alam sediakan untuk manusia

Sedangkan Alam masih tetap memberikan hasil Buminya, menyediakan air dan oksigen secara cuma-cuma

Jumat, 10 Februari 2023

Bangunan Pertama Kraton Kasunanan

 

Sha Mantha


Oleh Sha Mantha

Tewasnya  10.000 Etnis Tionghoa di Pulau Jawa

Akibat geger pecinan yang dikomandoi oleh Gubernur Jenderal Valckenier VOC di Batavia pada 7 Oktober 1740

Turut meruntuhkan Ibukota Negara yang berada di Kraton Kasunanan Kartasura Jawa Tengah

Pakubuwana II
Putra Amangkurat IV Raja ke-8 Kesultanan Mataram (1719 – 1726)
dengan permaisuri (GKR. Kencana)

Lantas membeli sebidang tanah pada seorang Lurah bernama Kyai Sala guna memindahkan Negara Mataram yang saat itu rusak dan porak-poranda

Dan membuat arak-arakan meriah berupa Boyong kedhaton dari Kartasura menuju ke Desa Sala, sebagai simbolis perpindahan Istana Negara, pada 17 Februari 1745

Sedangkan pemerintahan dijalankan dari Ponorogo Jawa Timur

Bersama Kebo Kyai Slamet hadiah dari Bupati Ponorogo


Jenis Kerbau ini untuk ritual tolak bala berupa Upacara Adat, semisal Larung Ke Pantai Parangkusumo maupun dilarung ke Ndlepih, dalam tradisi tahunan, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Pakubuwana II
Memutuskan berangkat meninggalkan Ponorogo menuju desa Sala, dengan menunggangi gajah kesayangannya, guna mencari titik lokasi Kraton Kasunanan yang hendak dibangunnya

Setiba di Sriwedari


Stadion Sriwedari
Jl Slamet Riyadi, Penumping Surakarta Jawa Tengah


Kebo Kyai Slamet berhenti di sebuah sumber mata air

Pakubuwana II kemudian turun dari atas punggung Gajah tunggangannya dan memutuskan untuk beristirahat beberapa saat

Namun saat bersiap hendak melanjutkan perjalanan

Kebo Kyai Slamet malah berkelahi dengan Gajah tunggangannya hingga terperosok dikubangan air

Karena geram kesulitan melerai perkelahian kedua hewan kesayangannya

Pakubuwana II seketika memotong salah satu telinga Kebo Kyai Slamet

Dan memerintahkan hewan kesayangannya tersebut, beranjak meninggalkan Sriwedari

Setelah berjalan beberapa kilometer, tepat  di Gladak - Saat ini - Batas Pohon Beringin Kembar batas jalan masuk / keluar menuju sisi alun-alun Utara


Gladak
Jl. Slamet Riyadi Surakarta Jawa Tengah


Kebo Kyai Slamet kembali berhenti dan enggan untuk bergerak


Arca Gladak
 Patung Penjaga Gerbang Utara
Pintu Gapura Masuk Bangunan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Maka oleh Pakubuwana II
Diputuskan saat itu juga, bahwa di titik inilah, lokasi pembangunan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditentukan

Menggantikan Ibukota Negara Mataram yang lama dan telah rusak, sebagai pusat pemerintahan Negara Jawa berikutnya

Mengingat masih belum ada apa-apa di wilayah Ibukota baru

Pangeran Mangkubumi, kakak kedua Pakubuwana II , yang lahir dari selir Amangkurat IV bernama Mas Ayu Tejawati


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Merancang sebuah Produk arsitektur Bangunan Jawa Murni abad ke-18 yang dikhususkannya sebagai kediaman Pakubuwana II
Selaku Raja Kesultanan Mataram Ke-9  ( 1726-1742 )
Sekaligus Raja Terakhir Kasunanan Kartasura dan Raja Pertama Kasunanan Surakarta Hadiningrat ( 1745-1749 )


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Pangeran Mangkubumi
Merepresentasikan unsur tradisional  arsitektur Kerajaan Jawa, baik dari aspek tata ruang, tampilan bangunan, bahan bangunan maupun struktur bangunan; Pendopo, Pringgitan serta Ndalem


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Di dalam bangunan Ndalem, terdapat; Gandhok Kiwo dan Gandhok Tengen

Sedangkan Gandhok Tengah/Krobongan dari Ndalem Purwodiningratan menjadi bagian yang disakralkan dan difungsikan sebagai tempat pemujaan pada Dewi Sri/
Ibu Bumi - Tempat Segala Pangan Serta Tetumbuhan Berasal yang di lambangkan dengan Sapi / Yoni, simbol / tempat Kesuburan berasal

Setelah perjanjian Giyanti tahun 1755
Pangeran Mangkubumi yang mendapat wilayah alas Mentaok, kemudian mendirikan Kesultanan Yogyakarta dan menjadi Sultan Pertama bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana I (1755-1792)

Sebagaimana Bangunan pertama yang ada di Komplek Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di saat-saat pembangunan Kraton dilakukan


Ndalem Purwodiningratan
Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat


Rumah ini turut pula digunakan sebagai basecamp pekerja serta tempat material bangunan

Dan menjadi tempat tinggal Pangeranan Purwodiningratan, yang di kemudian hari dikenal sebagai Ndalem Purwodiningratan dan berdiri di dalam komplek Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat 

Tanpa mengurangi nilai-nilai tradisi Jawa yang telah dibangun oleh pendahulunya

Di era ISKS Pakubuwana X (1893-1939)

Kraton Kasunanan Surakarta
Direnovasi menjadi lebih megah dengan sedikit sentuhan arsitektur Eropa

Seiring waktu 278 tahun pun berlalu

17 Februari 1745-17 Februari 2023

Kemegahan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Desa Sala, tersisa bangunan usang yang digerus oleh zaman

Disaksikan bangunan rumah ini, yang masih tetap kokoh berdiri, walau suram tak tersentuh

Air mata yang berasal dari rasa sakit, bernilai satu juta cahaya - KS

Peraturan tentang Cagar Budaya Yang Membatasi - Pada akhirnya hanya sampai pada ketidakjelasan akan nasib bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia

Sehingga Cagar Budaya menjadi tidak terawat dan rusak

Segera Revisi Undang-Undang Cagar Budaya

Dan Lindungi Situs-Situs Bersejarah di Indonesia

Revitalisasi sama dengan menyesuaikan usia dari bangunan

Memperbaiki sama dengan tidak merusak nilai-nilai historis didalamnya

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...