Senin, 23 Oktober 2023
Sabtu, 21 Oktober 2023
Gejala Pembusukan Di mana-mana
Susi Ambar Rukmi Photo taken Roki Project |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
Krisis ekonomi seakan merantai jutaan umat Manusia ke dalam Penjara Pengangguran
Di Negeri Kaya ini, ancaman Pengangguran merupakan beban berat yang mengelayuti bahu kaum Muda
Tiap tahun sejumlah besar Pelajar dan Mahasiswa, harus terjebak dalam keadaan stuck tak Bergerak
Semua karena sistem Sosial-Ekonomi bagai Neraka di muka Bumi
"Kepada yang menerima gaji dari Rakyat"
Rakyat tidak perlu dimiskinkan, karena sudah bahagia secara apa adanya
Tidak perlu diberi Kaya, sebab Survival terbaik dalam seleksi alam
Tak perlu dibohongi, dimana sudah sangat mengenal konsep Ketuhanan dalam menjalankan kehidupannya
Tidak perlu di gusur, di usir, sebab begitulah, tanpa terus didesak kerap tersinggkir dengan sendirinya
Tidak perlu digebuk, ditendang, dipentung, ditembaki, sudah hakekatnya di mana saja siap mati
Maka kata-kata Saya adalah RACUN BERBAHAYA, berikut dibawah ini;
* "Ikhlas ditipu"
* "Habis Covid terbitlah Coped"
* "Diam mati, bergerak apalagi"
* "Bertanya di jawab Penjara, bergerak titik bidik senjata"
* "Berhenti sebagai Rakyat"
* "Musuh abadi adalah saudara sendiri"
* "Beban Negara Kami Penanggungnya, Dosa Negara siapa yang menanggungnya?"
* "Tanda Kiamat itu sederhana, Pastor/Pendeta/Kyai/Biksu diatur maling, artinya keterlibatan Tuhan di setiap segala aktivitas/TAUHID di antara Kita pun selesai"
* "Menanam atau di tanam"
* "Luka-luka kehendak"
* "Adil tanpa diminta, beradab tanpa diarah, bijak tanpa diperintah, bertindak tanpa tekanan dan banyak lagi yang saya tidak ingat, sebab benar-benar sakit Jiwa"
BOHONG SEMUA
PEMBOHONG SEMUA
ILMUWAN BILANG
CENDIKIAWAN BILANG
Ilmuwan cendikiawan bayaran
Ilmu pengetahuan teknologi informasi, siapa pun menguasai, sejahtera hidupnya
Jutaan kaum miskin muda, kuasai ilmu pengetahuan teknologi informasi, Blangsak hidupnya
Di bawah sistem kapitalisme semua lini telah dimonopoli
Dimonopoli si kantong tebal
Pemilik kantong tebal;
si penguasa
si pengusaha sisa-sisa
feodal sisa-sisa
kolonial Anak manja
pemilik kapital global
Disebut neofeodal
dulu anak raja jadi raja
Kini anak pejabat jadi pejabat
Saudara-saudara
Di republik ini telah lahir kerajaan baru
Dikuasai anak-anak neofeodal
Feodal baru
Anak-anak feodal baru
bohong semua
pembohong semua
Memaknai TRISULA WEDHA
TRI : bermakna 3 ( tiga )
SULA : berarti Pusaka berbentuk Mata tombak, bisa 7 ( Tuju ) bisa juga 3 ( Tiga )
WEDHA atau Vedha yaitu:
Kitab Suci berisi sekumpulan Ajaran Sang Buddha, Sidharta Gautama, yang dicatat menggunakan bahasa Pali yaitu bahasa suatu suku Bangsa, yang berada di Benua Asia bagian Tenggara, tempat Sang Buddha tinggal menetap hingga nafas terakhirnya
Maka TRISULA WEDHA adalah Filosofi
Yang merupakan dasar dalam menegakkan PANCASILA sebagai Azas Tunggal/Kesepakatan Bersama bagi Republik Indonesia, yang sampai detik ini, belum diaplikasikan oleh seluruh Pimpinan Negara
Sebab, Pancasila baru dibentuk pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 serta dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah dan seketika Sakti 4 bulan kemudian pada 1 Oktober 1945
Sedang apabila, dapat memahami karakter leluhur BANGSA INDONESIA
Kenyataan Sejati / Kenyataan Murni adalah; Absolut-Supreme Reality
Dan bukan hasil ciptaan pikiran maupun konsep, bukan hal yang Bias, bukan hal yang Multi-Tafsir
Tidak berubah, tetap demikian adanya
Sebagaimana mestinya dan demikian adanya
Dulu sekarang sampai selama-lamanya
Sebelum Pikiran Saya dan Pikiran Anda lahir
Bahkan setelah Saya dan Anda
Pikiran Saya dan Pikiran Anda
Sudah tidak ada lagi di dunia ini
Leluhur Nusantara pernah mengatakan dalam sebaris kalimat;
"BHINNEKA TUNGGAL EKA TAN HANA DHARMA MANG RUA"
Yang bermakna;
Dunia ini meskipun Berbeda - beda, dengan skala yang berbeda - beda dengan fungsi dan tugas yang berbeda - beda, tetapi
"TUNGGAL EKA"
Sejatinya;
SATU KESATUAN YANG UTUH
Susi Ambar Rukmi Photo taken Roki Project |
TAN HANA DHARMA MANG RUA;
Tak ada kebenaran dalam segala sesuatu yang Bias/Dualitas
Sedangkan Multitafsir adalah Bias, satu ayat yang dibaca oleh 10 orang, dapat menjadi 10 tafsiran
Selama hal itu masih merupakan tafsiran - tafsiran, konsep-konsep yang diciptakan oleh pikiran
Maka masih belum benar
Masih Bisa benar dan bisa salah
Bisa benar menurut Saya
Bisa Salah menurut Anda-Subjektif
Sedangkan TRISULA WEDHA Merupakan Sebuah Filosofi yang Bermakna;
LURUS
BENAR
JUJUR
Yaitu sebuah Karya Ciptaan Raja Kediri berisi Jangka
Berupa Kitab Ramalan Raja JAYABAYA, yang masih bisa benar, masih bisa salah, Bias dan Multi-Tafsir
Bahkan jika seluruh Ramalan Raja JAYABAYA menjadi kenyataan
Ia adalah golongan religius, yang masih mempercayai keberadaan Tuhan Semesta, yang menjalankan kehidupan keagamaannya, sebagai seorang penganut ajaran Buddha beraliran Mahayana dalam menunjang perjalanan Spiritualnya
Maka dari hal demikian Ia tidak dapat diremehkan, dalam membentuk suatu Kepribadian Sejati, terhadap hidup Manusia di seluruh Dunia
Sebab dari keberadaan Raja JAYABAYA, seorang penerus MATARAM yang mengemban tugasnya di Bumi dalam melanjutkan Visi Misi Sang IBU PERTIWI
Ia hidup pada abad 8 Masehi dan berasal dari Wangsa Syailendra
Serta hanya Berjarak 1 Abad dari Ratu Shima pendahulunya, pemimpin Negara Kalingga yang berkuasa pada abad ke-7 Masehi
Pencetus Negara Swasembada Pangan melalui Sistem Pengairan/Subak di Kehidupan Pertanian
Pencetus Hukum Undang-Undang Pancasila Sila
2. Kemanusiaan yang adil dan Beradab
5. Keadilan Sosial Sosial Bagi Seluruh Rakyat Nusantara
Panglima Perang Wanita Sang Aplikator Burung GARUDA YAKSA
Sebagai Simbol Peradaban Manusia Modern Pertama Nusantara, yang sedang menuju pada keutuhan Manusia atas segenap hidupnya
Bagi Manusia tertindas yang selama ini terkungkung dan terkekang, dikendalikan hidupnya oleh Manusia lainnya, bernama Penindas
Maka sudah seharusnya berkesadaran, guna meraih Kebebasan Hidupnya dengan Berfikir, Bergerak dan Bertujuan
Bahkan di masa sekarang tertuang
Dalam Sistem Solusi Nasional dengan berbagai sistem Pengunci Keburukan Akhlak Warga Negara serta Aplikasi Ekonomi dalam UUD'45 pasal 33
Apabila Negara, menggunakan Sistem Solusi Nasional TRISULA WEDHA serta mengaplikasikan UUD'45 pasal 33
Maka mayoritas usaha Nasional diseluruh negeri akan dikontrol oleh Rakyat, di dalam BADAN USAHA MILIK MASYARAKAT REPUBLIK INDONESIA menuju Kesejahteraan dan Kemakmuran
Bahkan Bisnis NARKOBA, akan sulit beredar
Sehingga secara otomatis, memakmurkan Bangsa dan Negara, mencapai Hidup Rukun, Sejahtera
Serta bangkit menjadi Bangsa yang Kaya Raya, dari hasil mengolah Sumber Daya Alam, sehingga mampu membantu Negara lain dalam mewujudkan Perdamaian Dunia
Dengan Pemberlakuan KITNAS, misalnya
Pada saat Negara mengganti e-KTP dengan KITNAS ( Kartu Identitas Tunggal Nasional )
Seluruh KORUPTOR akan tertangkap, sebab terseleksi ketika hendak mendapatkan KITNAS
Sebagaimana Kartu Identitas, digunakan pada berbagai transaksi di Bank
Bahkan Warga Negara Asing, wajib memiliki KITNAS sebagai identitas diri sebelum masuk ke Indonesia, maupun pada saat melakukan transaksi Keuangan, setelah berada di wilayah Indonesia
Dengan demikian, keberadaan KITNAS, mampu menjamin Kemakmuran dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia
Sehingga segala bentuk tindakan Kriminal, turun drastis dan berjalan sesuai aturan Undang-Undang dalam penegakan Hukum yang lebih tinggi
Sebab Sistem TRISULA WEDHA telah turut mengaplikasikan Makna Dari PANCASILA
Dengan Tidak memberlakukan Hukum Tebang Pilih maupun Terpidana Mati
Selain hanya sebagai Pendidikan bagi Masyarakat yang mengerti cara dalam berbangsa dan bernegara
Melalui Terapan Pola Hukum dalam sistem TRISULA WEDHA
Tentu lebih Mumpuni Dalam Menyadarkan seluruh terpidana agar berhenti melakukan keburukan Moral
TIDAK ADA PROGRAM untuk BERPERANG, kecuali DAMAI dan KESENANGAN
Jika Rakyat bertanya, kapan waktu yang tepat untuk melakukan "REVOLUSI SOSIAL?"
Jawabannya adalah jeda waktu antara hari kemarin dan hari esok
Karena tangis dan air mata, kelaparan dan kemiskinan, penindasan dan kekecewaan Rakyat, tidak dapat dibiarkan berlarut-larut
Mungkin saja setiap orang bisa kau kibuli, tapi hati nuranimu akan selalu tau, kelayakan peri-lakumu
Rabu, 18 Oktober 2023
TANTRA Jalan Alternatif
Photo taken Roki Project Producer Joki Huang |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
Setiap orang yang pernah tinggal di Desa atau telah menghabiskan masa kecilnya di Desa, memiliki kisah untuk diceritakan
Bukan suatu kebetulan apabila Saya pernah tinggal dan menghabiskan masa kecil Saya di Desa, sehingga banyak kisah yang dapat Saya ceritakan
Apa yang begitu mudah dipercaya di Desa mungkin tampak tidak masuk akal serta tidak ilmiah bagi pikiran Urban yang Rasional
Tetapi fenomena ini adalah kenyataan hidup Saya
Saat dewasa
Saya menjalani kehidupan sebagai Manusia Urban, tempat dimana Saya telah bertahun-tahun hidup di kota besar, hingga sekarang
Saya membutuhkan semua orang dengan seluruh keinginan Duniawinya, agar terhubung pemahaman, bahwa Keinginan untuk kesenangan Material dan Aspirasi Spiritual saling Eksklusif, dalam menyiapkan panggung untuk perjuangan Internal tanpa akhir
Meski kebanyakan orang, lebih tertarik pada Keyakinan dan Praktik Spiritual, tetapi Mereka memiliki dorongan alami untuk memenuhi Keinginan Mereka
Selain tidak adanya cara untuk mendamaikan kedua Impulsif ini, maka Mereka menjadi korban rasa bersalah, lantas mengutuki diri sendiri atau bahkan menjadi Munafik
Struktur kehidupan memberi pemenuhan Sejati dan Abadi, ketika semua benang ditenun sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh Alam
Ketika dilahirkan, kehidupan secara alami membentuk diri di sekitar pola tersebut
Tetapi ketika kita tumbuh, ketidaktauan Kita, Keinginan, Keterikatan, Ketakutan dan Gambaran Palsu Orang lain dan Diri Kita Sendiri, melilit dan merobek-robek benang, sehingga merusak kain
Berlatih, mem-reweaves kain dan mengembalikannya pada pola asli, masih menjadi jalan yang Sistematis dan Komprehensif
Melalui Pengetahuan dan Praktik yang mendalam tentang Mudra, Mandala, Mantra,Yoga Hatha, Pranayama, Ritual, Yoga Kundalini, Yoga Nada, Visualisasi Tuhan Semesta, Alkimia, Ayurveda, Astrologi dan Ratusan Praktik Esoterik dan yang lainnya, guna menghasilkan kemakmuran duniawi dan spiritual berpadu sempurna dalam disiplin Tantrik/Tantra
Bumi Sambaradha Budhara-Candi Borobudur
Secret Portraiture Sha Mantha
Rabu, 16 Agustus 2023
UUD'45 Arogansi Partai Politik
Sha Mantha |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
Merdeka adalah terlepas dari segala bentuk Perbudakan
Dan kita adalah Bangsa Merdeka yang hidup di Negara yang tidak pernah Merdeka
Sebagaimana bunyi mengantarkan Rakyat ke depan pintu Kemerdekaan, adalah cita-cita bersama untuk bersama-sama masuk ke dalam sebenar-benarnya Kedaulatan
Tetapi Proklamasi 17 Agustus 1945;
70 tahun lebih lamanya kemerdekaan telah dikhianati secara seksama
Hilangnya KEDAULATAN Rakyat disebabkan oleh Partai Politik yang mendirikan Negara di dalam Negara
Ilustrasi Negeri Bahari, sebuah Kapal Besar berlayar di tengah badai tanpa Nahkoda, di bajak para Perompak, penumpang gelap
UUD 1945 Palsu
UUD Partai Politik tahun 2002 ibarat benang kusut
Konstitusi benang kusut
Hal inilah yang menyebabkan kondisi Negara Indonesia carut marut remuk tak berbentuk
Kamis, 10 Agustus 2023
Batalkan Segera UU CIPTA KERJA
Photo taken @mbahpat |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
Pada 25 Agustus tahun 2020
Pemerintahan Indonesia dan segenap DPR RI, telah mengesahkan Undang-Undang CIPTA KERJA, yang ditujukan untuk kepentingan Pengusaha
Sebuah situasi yang kian menjerumuskan Negara INDONESIA pada;
"Sistem Salah-Demokrasi Bermasalah". Menjajah Rakyatnya sendiri
Atas perintah Ko'orporat;
( AS-Tiongkok-Arab), yang menghendaki terbentuknya Daerah Baru
Telah terjadi Perjanjian di bawah Meja;
Bahwa Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menjadi target tukar guling karena setiap tahun ada 700.000 yang masuk dari setiap wilayah
Sehingga kedepan akan muncul "Pandapura."
Dengan mempertaruhkan PANCASILA sebagai Azas Tunggal/Kesepakatan Bersama, yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
Negara Indonesia bahkan menghalangi upaya dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa
Wakil rakyat membolak-balikkan kebenaran dengan terus menerus merevisi undang-undang dan membuat undang-undang baru untuk menyudutkan Rakyat
Negara tidak akan pernah berdiri jika tanpa keberadaan Rakyat. Tetapi Rakyat akan tetap ada, mendiami suatu Negara meski tidak memiliki Pemimpin Negara
Fungsi Masyarakat adalah memonitoring kontroling. Tetapi yang terjadi, Pemimpin menjadi Pro Aktif
Pemimpin tertinggi di Negara Indonesia adalah Rakyat namun ketika Rakyat mengkritik, maka seketika dibungkam dibunuh dan dipenjara
Kapitalisme yang mencegah terciptanya Negara tanpa kelas sosial dan bernafsu mengolah seluruh Sumber Daya Alamnya, sekaligus sebagai halangan bagi kapitalisme untuk berinvestasi.
Dengan Modal Produksi Dasar, seperti; Tanah dan Uang yang dimiliki secara Individual oleh Pemodal
Secara otomatis akan mengendalikan seluruh AKTIVITAS Ekonomi di Indonesia, yang tentunya ditentukan oleh Interaksi Pembeli dan Penjual Dalam Pasar
Agar supaya Para Pemilik Modal dan Pekerja, "Bebas Mengelola" Modal serta Sumber Produksi lainnya, untuk menghasilkan keuntungan Maksimum dengan Mengeruk Kekayaan Alam yang ada di Indonesia
Sehingga Otoritas Negara pada bidang Ekonomi Indonesia, menjadi sangat terbatas.
Senin, 19 Juni 2023
Sistem Solusi Nasional-TRISULA WEDHA
Susi Ambar Rukmi/Sha Mantha |
Oleh Sha Mantha
Editor Sha Mantha
TRISULA WEDHA
TRISULA WEDHA merupakan;
Tulisan Filosufi; Jangka Raja Kediri, Jayabaya, yang berarti; LURUS; BENAR; JUJUR
Hariono Soeharyo Notonegoro |
Dimana Pada tahun 2004
Pengamat Politik sekaligus Pemerhati Seni Budaya;
Hariono Soeharyo Notonegoro atau yang lazim dikenal dengan sebutan; Pak Hari Notonegoro
Mencetuskan SISTEM SOLUSI NASIONAL "TRISULA WEDHA"
Yang diulas dari teori filosufi, menjadi suatu aplikasi nyata, yang harus dipraktekkan
Maka artinya, bagi seluruh umat manusia di dunia; wajib ter-awali oleh seluruh Bangsa Indonesia;
Jika menginginkan perubahan drastis dan lebih bagus dari keadaan sekarang, menuju Mercu Suar Dunia dan Tauladan Global
Banyak yang menganggap bahwa TRISULA WEDHA, berbeda dengan filosufi PANCASILA serta tidak selaras dengan ajaran agama
Namun hal tersebut, sama sekali tidak benar
Di Indonesia
Banyak masyarakat pintar yang senang menghafal suatu ajaran tanpa mau berfikir, menggunakan akal nalar dan nyata dalam kehidupan
Perlu diketahui
Dalam isi Pancasila, kesemuanya telah terwakilkan lebih dalam, apabila diaplikasikan arti yang sebenarnya, dalam filosufi Trisula Wedha
Maka filosufi tersebut sudah benar sehingga dapat digunakan dalam kehidupan seluruh umat di dunia
Berikut Aplikasi Sistem Solusi Nasional Pada Filosufi TRISULA WEDHA;
LURUS
Seluruh Warga Negara Indonesia, wajib yakin dan percaya, adanya; Yang Maha Kuasa, dimanapun berada, di dunia ini
Sehingga muncul jiwa kemanusiaan yang beradab dan jiwa-kasih sayang yang tinggi
BENAR
Seluruh Warga Negara Indonesia, wajib menjalankan aturan;
Undang Undang dan Hukum Negara, dimanapun berada, di dunia ini
Sehingga mampu meninggalkan jiwa-jiwa jahat dan hal-hal, yang bisa menyusahkan Bangsa dan Negara dimanapun berada, di dunia ini
JUJUR
Bagi setiap Warga Negara Indonesia, wajib menjalankan Rasa Kejujuran, untuk Membangun Kemitaraan Dalam; Gotong Royong Ekonomi; Perjodohan dan Rejeki, dimanapun berada, di dunia ini
3 hal tersebut diciptakan, dalam aplikasi membangun Tata Negara Baru; yang dibutuhkan oleh Bangsa dan Negara Indonesia
Bagi pimpinan negara yang tidak bisa menciptakan Sistem Solusi Nasional
"TRISULA WEDHA"
Jelas tidak akan mampu "Membangun" kepribadian Nasional dan Memakmurkan Rakyat, untuk bersaing menghadapi Dunia Kapitalisasi saat ini
Dalam istilah KOMPUTER dijelaskan bahwa;
Tata Negara Sejati- Mewajibkan Sosok Pemimpin Negara yang harus mampu menghayati Jiwa Pemimpin yang berwatak Pendeta /Wali / Nabi
Dan menguasai filosufi HASTABROTO ( 8 sifat alam ) untuk bertauladan yang disebut SOFTWARE dan mengaplikasikan sifat-sifat Ksatria ber-filosufi dalam sistem TRISULA WEDHA sebagai HARDWARE
Pemimpin yang menguasai ilmu Hasta Brata, akan mampu melakukan internalisasi diri (pengejawantahan) ke dalam delapan sifat Agung tersebut
Delapan sifat alam tersebut mewakili simbol kearifan dan kebesaran Sang Pencipta, yaitu;
- Sifat Bumi
- Sifat Matahari
- Sifat Bulan
- Sifat Samudra
- Sifat Bintang
- Sifat Angin
- Sifat Api, dan
- Sifat Air
Berikut Penjelasannya
Sifat Bumi
Sifat seorang pemimpin yang peduli terhadap sesama terutama kaum lemah, yang akan mengarahkan kekuasaannya untuk mensejahterakan Rakyatnya serta mengentaskan kemiskinan
Sifat Matahari;
Seorang pemimpin yang melindungi Rakyatnya dari segala mara bahaya
Sebagai contoh;
Di abad 7 Masehi, di awal Peradaban Modern Nusantara era MATARAM
Bahasa Pali
MATA : IBU
RAM : PERTIWI
MATARAM : IBU PERTIWI
Ratu Shima memukul mundur ekspedisi pertama Mongol di Jawa, yang meninggalkan Kalingga tanpa diwarnai Kekerasan berkat Kejujuran Rakyat Kalingga
Dengan cara memotong tangan serta kaki kanan sang Putera Mahkota, akibat menyingkirkan kuda-kuda serta kantong emas, milik Pasukan Mongol yang sengaja disebar di setiap sudut wilayah Kerajaan Kalingga dan tanpa sengaja menghalangi jalan perlintasan Putera Mahkota
Dalam sekejap kabar tersebut segera menyebar ke seluruh pelosok negeri
Sikap waspada, senantiasa berjaga-jaga, sangat menjunjung perilaku Jujur, secara adab dengan tegas Ratu Shima menolak segala bentuk penindasan
Ia menghukum Putera Mahkotanya sendiri demi melindungi Rakyat serta Bangsa dan Negaranya, termasyhur dan terus dikenang hingga saat ini, sosoknya yang dikenal sebagai Ratu Adil
Sifat Bulan;
Seorang Pemimpin yang menjadi garam dan terang bagi Rakyatnya, berbudi pekerti luhur dan menjunjung tinggi moralitas
Sebagai contoh;
Di era Raja Samaratungga dari Wangsa Sailendra pemimpin Negara Medang penerus MATARAM di Jawa; Wangsa Sailendra yang juga berkuasa di wilayah SRIWIJAYA - SUMATERA
Candi Borobudur- Monumen Buddha terbesar di dunia yang saat ini menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia, selesai dibangun
Sifat Samudera;
Seorang pemimpin yang mampu menerima kritikan dengan lapang dada, menerima saran sekalipun itu oleh bawahannya
Ia tidak akan melihat siapa yang berbicara, tetapi apa yang dibicarakan
Ia akan menyediakan waktu dan selalu bersikap terbuka, menampung keluhan rakyatnya
Sifat Bintang;
Seorang pemimpin yang memiliki kepribadian mulia sehingga menempati posisi terhormat serta dihormati
Dicintai Rakyat disegani lawan
Sifat Angin;
Seorang pemimpin yang selalu terukur serta berhati-hati dalam berbicara
Setiap perkataan selalu disertai argumentasi, dilengkapi data dan fakta
Sifat Api;
Seorang pemimpin yang selalu konsisten dan objektif dalam menegakkan aturan
Tegas tak pandang bulu, tidak memihak, cekatan dan tuntas dalam menyelesaikan persoalan
Sebagai contoh;
Negarakertagama yang menolak tunduk pada Mongol, berhasil memukul mundur Pasukan Mongol serta menggagalkan Ekspedisi Mongol untuk yang ke-dua kalinya di Jawa
Agar Asia Selatan tidak dijadikan Pangkalan Dagang Tiongkok
Raja dari Negara Singhasari di Jawa bernama Negarakertagama bergelar Ken Arok; Kemudian mencetuskan Hukum Undang-Undang Persatuan
Dengan menggelar pernikahan Politik antara Putera Mahkota Negara Champa (Vietnam) dengan Puteri Mahkotanya
Dan mendirikan Negara Majapahit sebagai penerus Singhasari
Sifat Air;
Seorang Pemimpin yang rendah hati, tidak sombong pantang semena-mena terhadap Rakyatnya
PUSAKA TRISULA WEDHA
Merupakan suatu sistem Tata Negara, khususnya bagi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berisi 3 pertanyaan bagi pimpinan negara yang bersedia memimpin RI menuju Mercu Suar Dunia
Jika Pimpinan Negara adalah sosok Negarawan Palsu, yang tidak Nasionalis dan tak tau Tata Negara serta tak berpihak ke Rakyat
Ia tidak akan dapat menjawab
Terlebih Politikus yang sekedar gayanya saja apalagi Capres usulan Par-tai?
Hanya TONG KOSONG NYARING BUNYINYA
Rabu, 31 Mei 2023
Partai Politik Tak Sesuai PANCASILA
Photo taken @s_artphotography |
Editor Sha Mantha
Oleh Sha Mantha
REPUBLIK INDONESIA PALSU
Bukan Negaranya yang palsu
Tetapi Presiden; MPR; DPR dan seterusnya yang palsu
Sebab semuanya adalah Produk dari sistem Undang-Undang Dasar Partai Politik; Yang dibuat oleh Partai PO- Rakyat:
1. Apakah Kedudukan Partai Politik sesuai dengan PANCASILA Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia?
2. Apakah Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 masih berlaku?
3. Apakah Pemilu Voting sesuai dengan Falsafah PANCASILA?
Seluruh dari permasalahan;
Terdapat di Partai Politik dan Penyelenggaraan Pemilu Voting
Sehingga Rakyat; Hanya Alat Permainan Kekuasaan dari Partai Politik, melalui Pemilu Voting
PEMILU COBLOS-BENCANA NASIONAL BANGSA INDONESIA
Alam Semesta telah mengajarkan kepada seluruh makhluk melalui peristiwa, serta miliaran bahasa alam, sejak jutaan tahun silam
Dengan Hewan dan Tetumbuhan sebagai Makhluk Hidup paling Berprestasi dalam membaca Bahasa Alam; Jujur menjalankan serta patuh kepada Hukum Alam
Mekanisme mata rantai kehidupan berfungsi untuk menjaga Sistem Keseimbangan Alam
Hewan saling membunuh sebagai Kepatuhannya dalam menjalankan Hukum Alam, tetapi bukan Pelanggaran Hak
Homogenitas Rakyat Indonesia sebagai satu unsur dasar yang menjadi pelengkap didalam membentuk keberagaman Bangsa, dan berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat universal
Tetapi dalam PEMILU PILKADA?
Suara Rakyat
Pilihan Rakyat
Kepentingan Rakyat, bahkan
Kehendak Rakyat
Menjadi bahan iming-iming dan ajang debat kusir yang diributkan
Dan diam-diam;
Kaum Elite bergerak demi kepentingan-kepentingan Elite;
Para Terkemuka; Pemimpin-Pemimpin; bahkan Politik Yang ELITE
Lalu Pemimpin musti ditetapkan oleh para Terkemuka/Pemuka; Kaum Atas; dan Pemimpin-Pemimpin itu sendiri; untuk diimani oleh Rakyat
Para Elite hanya mau Menangnya sendiri; Para Terkemuka; Pemimpin-Pemimpin dan Kaum Atas
Hanya mementingkan Kebutuhan Pribadi serta golongannya saja
Mereka hanya menjunjung kebenaran pribadinya sendiri
Gambaran nyata; Perilaku Jahiliah dan menolak kebenaran faktual
Maka siapapun yang mengingkari dan menolak keberagaman, serta perbedaan, sama halnya melewati Kodrat/Hukum Alam
Lantas apa sejatinya fungsi Rakyat dalam pemilihan; "Pemimpin" dan yang sibuk melekati;
(kedok atas nama Rakyat)-sebagai kepentingan Rakyat
Namun dilarang keras, ketika Rakyat menolak OPTION yang telah disiapkan, lantas di anggap bukan Rakyat? #Demokrasi_Dajal
INDIKATOR
Di Tulis oleh Editor In Frame Sha Mantha Photo Taken by Ruang Kosong 303 Adakah dari Rakyat te...
-
Gambar Hanya Ilustrasi Editor Sha Mantha Penulis Sha Mantha Belajar dari sejarah Bangsa Sebagai Penerus Singhasari Dengan Kitab Kakawin K...
-
Di Tulis oleh Editor In Frame Sha Mantha Photo Taken by Ruang Kosong 303 Adakah dari Rakyat te...
-
Ditulis Oleh Editor In Frame Sha Mantha Photo Taken by Ruang Kosong 303 Semesta beserta Alam, sangat mencintai Manusia dan telah berlak...