Minggu, 03 Maret 2024

Pertumbuhan Rohani Global

 Ditulis Oleh Editor 


Susi Ambar Rukmi 



INDONESIA - Makanan, dapat mendominasi pikiran, membangkitkan daya ingat seseorang, sekaligus memori paling internal alam bawah sadar otak Manusia, yang sangat berperan dalam mengontrol kondisi mental suatu BANGSA.

Akan sulit bagi Negara manapun sembuh dari rasa traumatis, akibat luka-luka kehendak, dampak dari setiap peperangan yang terjadi.

Sebab tidak ada hal lain yang dipikirkan selain urusan perut saja, karena sekedar untuk berpikir pun sudah tidak merdeka.

Untuk itulah Peperangan akan terus meletus dan terjadi dimana-mana, tidak akan pernah berhenti.

Walau BUMI berhenti berputar pada porosnya, sekalipun BUMI itu datar ataupun bulat.

Itu tidak akan mempengaruhi apapun bahkan rasa sakit yang ditimbulkan dari kematian sekalipun.

Tetapi yang pasti, itu tidak akan berpengaruh terhadap bisnis perdagangan bebas, yang menaungi :

* Bisnis Senjata Api / Senjata Mikrobiologi

* Bisnis Pesawat Tempur berikut Alutsista, dan

* Bisnis Obat-obatan Medis, maupun

* Bisnis Narkotika 

Dan peran Bank Dunia 

Melalui penguasaan pribadi terhadap Pasar Opium, Rempah-rempah, Kopi serta Bahan Pangan lainnya, agar jaringan Pasar Bebas dapat dikontrol melalui pemberlakuan hukum pasar gelap.

Sehingga WHO dapat berdiri diantara dua kaki

* Satu sisi sebagai organisasi yang membawahi kesehatan Dunia, dan

* Di satu sisi membatasi peredaran obat-obatan terlarang, melalui pemberlakuan hukum bagi pelaku pasar gelap

Itulah mengapa makanan diawetkan agar bertahan lama saat ditimbun, guna mencukupkan kebutuhan dasar Umat Manusia di Negara-negara rawan perang.

Begitupun halnya kondisi di Negara Indonesia

Akan tetapi

1000 Fakta Sejarah BANGSA Tiada Berguna Bila Diperdebatkan dengan satu orang Bodoh

Maka Pembodohan BANGSA, tidak akan pernah selesai dibuat, dalam biduk Perpolitikan Pemerintah INDONESIA.

Agar tetap menarik minat  3 % Kaum Elite BANGSA Kulit Putih dalam Mengontrol 97% Umat Manusia di Muka BUMI, tak terkecuali INDONESIA.

Sedangkan 3% Kaum Elite DUNIA mempelajarinya dari Belanda, yang selama 350 tahun, dapat menjajah belasan kali lipat wilayah seluas NUSANTARA, yang berjumlah 15x Jiwa dari total jumlah penduduk di Negara sekecil Belanda.

Bukankah ini juga berarti

Negara Komunis dengan jumlah penduduk yang banyak, dapat menjajah INDONESIA atau justru menghidupi sumber kekuatan baru bagi INDONESIA, yang berpotensi menjadi Negara Komunis terkuat di Benua Asia?

Dalam strategi Penjajahan Kaum Bangsa-Bangsa ke wilayah NUSANTARA

Tahun 1293-1309

Tiongkok Mongol, telah memulai memecah Negara Kesatuan NUSANTARA menjadi bagian yang lebih kecil-kecil.

Dan menggunakan generasi yang dilahirkan dari hasil pernikahan antara Raden Dyah Wijaya dengan Puteri China, sebagai hadiah penaklukan Tiongkok Mongol, terhadap Negara Kesatuan Majapahit, sebagai alat perpecahan.

Sehingga Portugis dapat dengan mudah, memasuki wilayah NUSANTARA, tahun 1509–1520.

Portugis memang tak berhasil menduduki perbatasan NUSANTARA di Malaka, sekalipun mampu mengalahkan Pasukan Militer bantuan Ratu Kalinyamat dari Jepara dengan cara membakar Kapal Perbekalannya.

Tetapi Portugis angkat kaki dari wilayah NUSANTARA tanpa hasil sia-sia, usai menjajah selama 200 tahun lamanya, dengan membagi wilayah NUSANTARA melalui perjanjian Saragosa di Spanyol, pada 22 April 1529.

Kemudian menyerahkan Selat Malaka ke tangan Britania Raya setelah ditandatanganinya Perjanjian London/Treaty of London, 17 Maret 1824

Baru setelahnya, Belanda masuk ke wilayah NUSANTARA

Sementara Negara sekecil Belanda dapat menguasai Negara seluas NUSANTARA selama 350 tahun, melalui sistem adu domba.

Rakyat hanya diberi makan, namun tidak diberi pendidikan, sebab Belanda sadar, jika Rakyat pintar dan cerdas, akan berpotensi mengancam tirani kekuasaan.

Dengan cara demikian, Belanda tidak perlu lagi repot-repot menggunakan kekuatannya sendiri untuk menjajah BANGSA ini.

Dikarenakan adanya kekuatan Pribumi yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan sebagai biduk percaturan.

Sebab menolak tunduk terhadap penjajahan di BUMI PERTIWI

Pangeran Diponegoro bangkit melawan Belanda melalui Perang Diponegoro tahun 1825 dan berakhir tahun 1830.

Kaum Elite Kulit Putih memang mengakui kontribusi Pangeran Diponegoro sebagai Pahlawan Pergerakan Kemerdekaan Republik Indonesia tetapi juga sekaligus melabelinya sebagai teroris yang harus di Brantas.

Sebagaimana hal yang sama turut menimpa  Tuanku Imam Bonjol

Dimana Kaum Elite Kulit Putih menggeser Fakta Sejarah BANGSA INDONESIA yang selama ini kadung beredar, di kalangan masyarakat luas.

Elite Kulit Putih memang mengakui Tuanku Imam Bonjol sebagai sosok Pahlawan Pergerakan Kemerdekaan Republik Indonesia

Namun juga membenturkannya sebagai teroris berdarah dingin, sekaligus menempatkannya sebagai Elite Pribumi yang mengejar kepentingan keluarga/Jabatan saja.

Sekaligus terjadi banyak perlawanan dan pergerakan Kemerdekaan Republik Indonesia 

Akan tetapi, apapun bentuk dari setiap perjuangan maupun pergerakan, lebih banyak menemui kekalahan tanpa membuahkan hasil apa-apa selain perpecahan.

Sebab masih membawa daerah masing-masing, Suku masing-masing, serta Agama dan kelompok masing-masing.

Kenapa dahulu Belanda mampu berbuat demikian?

* Karena ada Elite yang mengaku Pribumi tetapi mengejar Kekayaan Pribadi

Elite seperti ini menjadi Kaya Raya setelah menjadi Pejabat Negara

Kalau memang ingin membangun BANGSA, sudah menjadi suatu keharusan bagi tipikal Pejabat Elite seperti ini, untuk menyumbangkan kekayaan Pribadinya, untuk BANGSA dan NEGARA, bukan memaksa Rakyat agar menyumbang bahkan membayar.

* Karena ada Elite yang mengaku Pribumi tetapi mengejar Kekuasaan saja

Tipikal Elite seperti ini, kebal terhadap hukum

Dia yang membuat Hukum namun dirinya juga yang melanggar aturannya sendiri, sehingga hukum hanya berlaku untuk Rakyat bukan untuk Elite.

* Karena ada Elite yang mengaku Pribumi tetapi mengejar kepentingan Wanita dan Keluarga

Elite seperti ini, gemar mengoleksi Wanita/memiliki banyak Istri

Bahkan si Istri muda hidup mewah dan keluarganya mendadak jadi kaya raya, serta menduduki posisi/jabatan-jabatan penting di Pemerintahan.

Sehingga Rakyat Miskin yang seharusnya berkurang, justru kian bertambah.

Sedangkan kunci dalam mendapat suatu Jabatan Negara adalah para orang cerdas dan berbakat, bukan keluarganya sendiri.

Elite Penguasa lokal seperti ini, hanya berjumlah 3% dari jumlah total penduduk Indonesia.

Tetapi dari pola lama yang mudah dipelajari tersebut.

Sejatinya BANGSA Asing-Aseng tidak pernah menjajah menggunakan kekuatannya sendiri, melainkan menggunakan Elite lokal yang ingin menjadi Raja.

Dan tidak ada dalam catatan Sejarah BANGSA INDONESIA. Elite Pribumi yang dihukum masuk penjara.

Itulah sebabnya dengan jumlah kecil sebesar 3%, dapat menguasai Rakyat yang 97% jauh lebih besar jumlahnya.

Melalui terapan strategi Politik Devide Et Impera Belanda / Mengadu Domba.

Rakyat di adu domba agar membela kesalahan Elite Pribumi.

Sedangkan faktanya

Para Elite Pribumi tersebut salah dan seharusnya sama-sama dihukum, tetapi kebalikannya.

Rakyatnyalah yang dihukum melalui peraturan yang berlaku dan Para Elite Lokal, bebas dari jerat Hukum.

Hanya para kroco-kroconya saja yang masuk bui, itupun penjara Elite yang sudah dilengkapi fasilitas mewah.

Sedangkan Rakyat kecil yang berani menyinggung sedikit saja Elite Pribumi, pasti akan diciduk atau paling banter di persekusi, kena keroyok massa bayaran para Elite Lokal tersebut.

Rakyat tetap akan dibuat sibuk bertengkar, dipaksa memilih satu diantara Kaum Elite Pribumi lainnya.

Di adu domba, agar membela kepentingan pribadi para Elite Pribumi, sedangkan para Elite tersebut berteman dengan baik.

Sementara kaum Elite Pribumi, tetap akan duduk makan bersama dan berpesta dalam satu meja, saat bertemu.

Elite Pribumi tidak akan pernah bertengkar bahkan berdebat sekalipun demi membela Rakyat dan Negara.

Sebab Rakyat kecil saja yang akan mendapat hukuman, sedangkan para Elite Pribumi, bebas mengadakan Pesta, bebas dari jerat Hukum yang berlaku.

Jepang memang hanya menjajah NUSANTARA selama 3,5 tahun

Tetapi berhasil menerapkan sistem kerja paksa, dengan cara merampas seluruh hasil panen serta lumbung-lumbung pangan milik warga.

Sehingga semua dapat tunduk tanpa bisa berbuat banyak, meninggalkan dampak luka paling traumatik pasca Peperangan, yang ditimbulkan dari wabah kelaparan tersebut.

Sehingga Setiap Musim Pergantian Presiden Yang Baru, Masyarakat

* Memiliki Kecenderungan Berfikir Negatif, dan

* Menolak Perubahan

Masyarakat Ekonomi Lemah menjadi lebih buas dan Jahat melebihi para Penguasa, sebab sudah tidak memiliki budaya dan hilang adab-adabnya.

Sebab terbiasa berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu, bertindak tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.

Seperti halnya membuang sampah sembarangan, pola hidup konsumtif serta gaya hidup matrealistik.

BANGSA ini membutuhkan figur seorang pemimpin yang bisa diteladani, baik itu setiap perkataan maupun dalam setiap tindakan dan perbuatan Perilakunya.

Hal remeh temeh seperti ini, dapat menjadi Boomerang bagi siapapun, apabila seorang Pemimpin salah sedikit saja dalam berucap/bertindak.

Karena akan dengan mudah melukai hati dan perasaan masyarakat ekonomi bawah, yang kadung bobrok mentalnya, sistem pemerintahan yang juga bobrok dari pangkal hingga ujungnya.

Semua sudah rusak, jadi yang perlu diperbaiki bukan memotong bagian kepala ikan maka gejala pembusukan dapat dicegah.

Tetapi menggantinya dengan Ikan hidup yang mampu melawan arus, jikalau memang harus berenang seturut arus-Nya, Pemimpin tersebut harus bijak, mengikuti didikan-didikan ajaran sesuai Hikmat Firman ayat TUHAN Semesta. 

Tabah dan kuat melalui masa-masa sulit saat mengalami kerugian dalam hidup.

Karena tidak ada pertumbuhan tanpa perubahan, tidak ada perubahan tanpa kehilangan, tidak ada kehilangan tanpa rasa sakit, dan tidak ada rasa sakit tanpa kesedihan.

Jumat, 01 Maret 2024

Ekonomi Kerakyatan Sehatkan Bisnis

 Ditulis Oleh Editor


In Frame Sha Mantha
Photo Taken by Lawerrisa 



Industrialisasi telah mengubah cara orang dalam bertindak maupun berpikir

Tak sedikit Pelaku Industri, kurang mempertimbangkan dampak Limbah Industri terhadap lingkungan.

Dengan beberapa Perusahaan, yang hanya fokus terhadap Ekonomi dan Sosial saja.

Hal ini pula yang mendorong produksi massal tumbuh lebih besar disertai biaya produksi tinggi.

Demi memenuhi standar peraturan, tak sedikit pihak Perusahaan yang bahkan menyewa pihak ketiga untuk mengolah Limbah dan Sampah Perusahaannya.

Sedangkan setiap Perusahaan bertanggungjawab terhadap ekologi dengan cara mengelola Limbah Perusahaannya sendiri.

Untuk mengolah limbah industri, harus memiliki izin khusus berikut sertifikasi, karena apapun yang disebut limbah industri, masuk kategori B3.

Saat ini Kami masih kurang tertarik masuk ke limbah industri dengan ukuran besar.

Terkecuali pihak perusahaan sendiri yang berkesadaran untuk mengolah limbah industri perusahaannya secara mandiri dan memiliki konektifitas yang baik dengan pemilik perusahaan yang bersangkutan.

Perusahaan tersebut juga mesti rutin cek ke laboratorium, untuk membuktikan bahwa limbahnya sudah ramah lingkungan, bukan menempuh jalur dengan membayar pihak ketiga dalam kepengurusan izin dan sertifikasi.

Tujuannya untuk diberikan kepada pihak pemerintah per-periode uji limbahnya, bahwa sudah terbukti sehat.

Meski demikian, bukan lantas membatasi diri dan keluar dari rel visi pelayanan terhadap Masyarakat luas saat ini.

Dengan skala yang tidak terlalu besar.

Kami juga berperan dalam mengelola limbah industri coklat, serta salah satu rumah sakit swasta di kota Bandung, Prov. Jawa Barat dan rumah sakit swasta lainnya yang menyebar di penjuru kota besar di Indonesia.

Kami menjaga koneksi dengan cara terhubung  langsung dengan pemilik perusahaan, mengingat banyaknya mafia di bawah payung perusahaan, yang mempermainkan Tekhnologi kami, dengan membandingkannya dengan tekhnologi lain yang sudah dipersiapkan sejak  jauh-jauh hari.

Kemudian memilih dan menggantinya dengan tekhnologi yang lebih menguntungkan ekonomi pribadi pihak-pihak tersebut, diluar permintaan dan tawaran perusahaan yang sebelumnya telah disepakati bersama kami.

Alasan kami sederhana saja, misi Ketahanan Pangan Terintegritas, akan lebih tepat guna, apabila kami keluar dari radar, sehingga dapat diaplikasikan secara langsung tanpa harus menganggu industri besar.

Secara general

Tekhnologi Bio Compound mengatasi seluruh masalah Alam Semesta.

Dengan biaya yang lebih rendah, menggunakan bahan Alami, cepat dan aman, untuk penggunaan dalam Jangka panjang.

Tekhnologi Bio Compound memungkinkan untuk digunakan pada Bahan Kimia serta Limbah berbahaya pada industri Pangan.


 

uji coba air limbah serta lumpur Pabrik Choco di wilayah Bandung Prov. Jawa Barat, Indonesia 

 

Kami Melakukan uji coba air limbah serta lumpur Pabrik Choco, menggunakan beberapa Parameter.

Dan hasilnya :

Tes Air Limbah

STANDARD     :  pH 6,9 ; coliform 10.000 jml/100 ml ; TSS 400-BOD 150-COD 300

( Semua dalam Mg/L )

 

 

uji coba air limbah serta lumpur Pabrik Choco di wilayah Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 



SEBELUM         : pH 9,93 ; coliform 11.000 ; TSS 3.072-BOD 223,983-COD 44.086


 

uji coba air limbah serta lumpur Pabrik Choco di wilayah Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 




SETELAH          : pH 8,56 ; coliform 94 ; TAS 10+BOD 4.82 - COD 9.03



 

uji coba air limbah serta lumpur Pabrik Choco di wilayah Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 



Toxicity Characteristic Caaching Procedure pada uji coba Lumpur menunjukan jika semua hasil parameter kurang dari 0, kurang dari 0,03 mg/L untuk Pb dan kurang dari 0,0004 mg/L untuk Hg.



uji coba air limbah serta lumpur Pabrik Choco di wilayah Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 


 


Kami menggunakan Lumpur untuk menanam tanaman dan hasilnya sangat bagus.

Setelah dikombinasikan dengan Tekhnologi Bio Compound dan Pupuk Kandang dari Kotoran Sapi.

Diperlukan uji coba Laboratorium lebih lanjut untuk membuktikan tanaman tersebut dapat di Konsumsi atau tidak.

Kamis, 29 Februari 2024

Tanam Tanpa Olah Tanah

 Oleh Songsong Echo Product 

Bio Tekhnologi Modern Indonesia 


Cirebon - Apa Itu Metode Tanam Tanpa Olah Tanah?

Metode ini, dapat diaplikasikan di semua jenis tanah, bahkan di lantai ubin sekalipun.

Kesimpulannya, kita membuat unsur Hara sendiri, sebanyak yang dibutuhkan tanaman untuk hidup tercukupi kebutuhan unsur-unsur agar sehat.

Bahan utamanya, media tanam yang berasal dari cacahan sampah organik dengan bantuan konsorsium mol Bio Compound ( BC ) yang disemprotkan secara merata.



Pelatihan di Desa Sindangjawa, Kec. Dukupuntang, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat, Indonesia 



Warga setempat, berhasil mengolah kembali lahan yang semula sulit untuk ditanami.

Melalui Pendampingan Mitra Kami di Cirebon, lahan tersebut dapat kembali produktif.

Dengan cara di ubah menjadi demplot tanaman Jagung, melalui pemanfaatan:

* Biji Jagung Popcorn 

* Sampah organik

* Media tanam, terdiri dari:

- Kotoran Ayam

- Kotoran Kambing

- Jerami

- Batang Pisang yang telah di olah menggunakan tekhnologi Konsorsium MOL

Dengan memanfaatkan biji Jagung Popcorn sebagai benih yang paling mudah ditemui.

Petani mampu bekerja lebih efisien menggunakan Metode Tanam Tanpa Olah Tanah ( TOT ).

Masa panen lebih cepat, serta kualitas hasil panen yang lebih baik.

Saat ini, lahan ditanami Melon dan Cabe Rawit.

Prinsipnya;
Panen 100 Kg ( Seratus Kilogram ) tinggal menambahkan minimal 100 Kg ( Seratus Kilogram ) sampah organik yang diolah menggunakan Tekhnologi Bio Compound

1 Hektar lahan, menghendaki hasil Panen 10 ton ( Sepuluh Ton )

Maka cukup menambahkan minimal sebanyak 10  ( Sepuluh ) ton media tanam, yang di olah menggunakan Tekhnologi Bio Compound dengan minimal takaran 10 ( Sepuluh) liter saja


Rabu, 28 Februari 2024

Berdayakan Kembali Beternak Sapi

 Ditulis Oleh Editor

 

In Frame Susi Ambar Rukmi
Photo Taken Anom
Lokasi : Candi Sukuh, Desa Ngargoyoso, Lereng Gunung Lawu, Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah, Indonesia 




Jepara - Peternak Sapi Perah rumahan di kawasan Lembang, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia.

Mengalami kesulitan untuk mengolah Limbah dari 3000 ( Tiga Ribu ) ekor Sapi Perah miliknya.

Sedangkan dari 1 ekor Sapi menghasilkan 16-20 kg kotoran setiap harinya.

Selain itu

Peternak juga belum mampu mengatasi aroma tak sedap yang berasal dari kotoran Sapi, rasa panas, lamanya proses, serta tekhnologi untuk mengolah limbah Sapi miliknya.

Sebagian Peternak mengolah limbah peternakannya sebagai Pupuk Kandang, sebagian menjadi Biogas, sementara sisanya di buang ke saluran air sungai dan di tumpuk di lahan kosong.

Sedangkan kotoran Sapi sebanyak itu, dapat dimanfaatkan dengan tepat, menggunakan metode ekologis.



Ternak Sapi Rumahan Milik Seorang Warga Desa di Wilayah Lembang, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 



Dengan Tekhnologi Bio Compound

Peternak Sapi tidak perlu menunggu selama berminggu-minggu maupun berbulan-bulan untuk mengolah limbah dari hewan ternaknya.

Kotoran dapat dimanfaatkan seketika sebagai media tanam dalam waktu 5-7 Jam.

Melalui proses dan mesin tertentu, limbah kotoran hewan ternak, dapat disimpan dalam bentuk kering dan menambah nilai ekonomi.

Sekaligus dapat digunakan sebagai campuran minum serta pakan untuk hewan ternak, sehingga sistem imunitas lebih baik tanpa perlu antibiotik mahal.

Kotoran hewan menjadi lebih berkualitas, tidak berbau serta lebih lembut karena tercerna dengan baik.

Bila olahan kotoran Sapi diaplikasikan ke tanah sebagai media tanam dan Pupuk.

Akan berkurang kandungan gulmanya, dengan kandungan maksimal cNK.

Metode Naive Bayes dan K Nearest Neighbor memiliki kelemahan yang berlawanan:

* Metode Naive Bayes memiliki kelemahan dalam mengatasi atribut dengan tipe data numerik.

* Sedangkan K Nearest Neighbor memiliki kelemahan dalam mengatasi atribut dengan tipe data kategorik.

Metode kombinasi Naive Bayes dan K Nearest Neighbor (cNK) adalah sebuah metode yang bertujuan meningkatkan performa dari kedua metode penyusunnya, yakni Naive Bayes dan K Nearest Neighbor, dengan menutupi kelemahan dari masing-masing metode.

Dari hasil analisis dengan menggunakan tiga buah data set yang berbeda diperoleh kesimpulan bahwa:

Metode cNK memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Naive Bayes dan K Nearest Neighbor.

Sehingga bermanfaat bagi tanah dan tanaman.

 

Berdasar hasil uji coba Tim Ahli Tekhnologi Bio Compound di lapangan 

Sumber data tambahan :

Kepustakaan Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia - Diah Ayu Setyaningsih, Prof. Dr. rer. nat. Dedi Rosadi, M.Sc

MUA & Hair do by : 

AMBAR MAKE UP ARTIST INDONESIA 

Wardrobe :

Panti Budoyo by Solo Bagyo, Kota Surakarta, Prov. Jawa Tengah, Indonesia 





Sulap Sampah TPST Jadi Plankton Udang

 Ditulis Oleh Editor 


Susi Ambar Rukmi 



Sidoarjo - Tidak ada yang pernah ingat, apa saja yang telah di buang ke tempat sampah, yang kemudian berakhir ke TPS.

Misalnya: 

* Sampah Sayur

* Bungkus makanan

* Plastik

* Botol minuman kemasan

* Pakaian bekas dan lainnya

Dimana kesemuanya, bercampur menjadi satu di TPS, tempat favorit perkembangbiakan lalat, berbau menyengat.

Dipenuhi tumpukan Sampah yang menggunung, akibat kurang efektifnya TPS 3R, serta minimnya kesadaran Masyarakat dalam mengolah Sampah rumah tangga.

Minimnya Produk ekologis di masyarakat, memicu sedikitnya sampah yang bermanfaat. 

Saat ini terdapat lebih dari 60% Sampah Organik.

Sementara Pengolahan Sampah yang tidak tepat, memicu timbulnya Gas Metan, yang kemudian menyebarkan aroma tidak sedap. 

Sedangkan diperlukan solusi aman, cepat, mudah, ekonomis dan berkelanjutan. 

Memilah sampah tidaklah sulit dilakukan, tetapi manusia sebagai mahluk modern yang serba instan di zaman ini, cenderung memiliki ketergantungan pada kemasan sekali pakai.

Meski tidak sedikit TPST yang memiliki alat serta mesin canggih senilai ratusan juta, hingga miliaran Rupiah.

Ditambah biaya operasional, serta biaya Perawatan yang tidak sedikit. 

Tetapi tekhnologi bernilai fantastis tersebut, belum mampu menyelesaikan urusan Persampahan dengan Solusi nyata.

Sebab hanya digunakan di awalnya saja, serta tidak benar-benar diaplikasikan.

Namun tidak perlu lagi ragu, untuk mengolah sampah organik sendiri.

Melalui Penggunaan Bio Compound, memungkinkan pengolahan Sampah organik langsung menjadi tanam.

Sebab itulah dibutuhkan penggunaan Tekhnologi Bio Compound dan Mikro organisme.

Selain kerja keras seluruh pihak.

Teknologi ini menggunakan bantuan mikroorganisme lokal dan materi organik yang memungkinkan pengolahan sampah organik langsung menjadi tanam.

Tanpa harus menunggu selama berminggu-minggu maupun berbulan-bulan.


Metode mengolah sampah organik menggunakan Tekhnologi Bio compound


TPST Kota Sidoarjo Jawa Timur, menjadi salah satu wilayah TPST di Indonesia yang sudah mampu mengolah sampah secara mandiri.

Menebar Bio Compound merupakan Metode paling sederhana, sekaligus satu-satunya cara untuk meraih jalan Pengampunan dari Semesta, guna Membayar Karma Buruk Manusia Terhadap Alam.

Meski tak sedikit upaya-upaya jahat yang dilakukan oleh segelintir orang yang tidak rela.

Tetapi tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan

Sebab pada hakekatnya Semesta, adalah pemilik segala sesuatu akan ada dan yang tiada, Maha Kuasa dari segala yang paling Kuasa, pencipta langit dan Bumi, berikut seisinya.

Maka jika Semesta telah berkehendak, tak ada satupun logika, akal sehat Manusia, berikut Tekhnologi modern canggih, bahkan cara-cara kuasa kegelapan bekerja, yang mampu mengusik-Nya.



Tambak Udang Milik Peternak Ikan Bandeng Air Tawar di Wilayah Sidoarjo Prov. Jawa Timur, Indonesia 



Pada tahun 2016, Sidoarjo Jawa Timur

Mengalami dampak arus Lumpur yang berasal dari Porong Lapindo.

Turut membunuh Milfish dan Udang, yang pernah menjadi Komoditi terbaik yang dihasilkan oleh kota ini.

Tetapi aliran Lumpur yang mengandung logam berat, seperti Mercuri, telah mempengaruhi kualitas air dalam Tambak.

Sebab sampai hari ini, pihak-pihak/pelaku Bisnis yang menyengaja terjadinya kerusakan lingkungan tersebut, terkesan tidak peduli, dan sibuk menghasilkan sebanyak mungkin keuntungan serta kepemilikan atas Sumber Daya Alam dan Energi, meski melalui cara-cara manipulatif.

Demi keuntungan pribadi, kelompok dan golongan, tanpa benar-benar berupaya menanggulangi, guna memecahkan masalah yang mereka perbuat, sekalipun tak sedikit orang yang juga turut dikorbankan, sampai hari ini.

Dimana bukan hanya Lumpur beracun yang berpotensi membelah pulau Jawa menjadi dua bagian yang lebih kecil lagi, agar terbentang jarak, lautan lumpur luas dari Timur ke Barat.

Sebagaimana hal tersebut sengaja dibuat oleh Manusia itu sendiri, melalui tangan-tangan usil hasil rekayasa pemikiran, serta konsep - konsep pemikiran manusia yang dengan sengaja menantang-nantang Alam.

Tetapi juga memaksa warga setempat berikut seluruh makhluk hidup didalamnya, mati secara perlahan-lahan, menghirup racun yang kadung menyebar memenuhi penjuru udara.

Tetapi tidak demikian halnya dengan Alam, yang tidak pernah berhenti bekerja dan terus menerus memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Manusia secara melimpah dan berkecukupan tanpa pernah mengeluh, sekalipun Manusia angkara, berlaku demikian.

Belajar dari situasi tersebut 

Peternak Budidaya Hewan tambak, termotivasi untuk mencari solusi dalam memecahkan masalah lingkungan hidup terparah sepanjang sejarah Negara ini.

Para Peternak Udang memutuskan beralih pada ikan Bandeng dan ikan Mujair, yang secara alami sanggup bertahan hidup dengan kualitas air yang buruk serta dapat tumbuh lebih cepat.




Tambak Udang Milik Peternak Ikan Bandeng Air Tawar di Wilayah Sidoarjo Prov. Jawa Timur, Indonesia 



Dengan memanfaatkan sampah organik yang berasal di TPS Sidoarjo Jawa Timur.

Dari Limbah Sampah organik yang berasal dari TPS Sidoarjo tersebut.



Plankton Pakan Udang dan Ikan Dari Olah Limbah Sampah Organik TPST Sidoarjo Prov. Jawa Timur, Indonesia 


 


Peternak hewan tambak yang secara berkesadaran, ingin turut berkontribusi merawat Bumi melalui cara - cara paling sederhana, dengan mengolah kembali sampah-sampah yang dihasilkan oleh Manusia itu sendiri.

Agar kembali berdayaguna bagi makhluk hidup lainnya.

Dan membuat Plankton Pakan Udang serta Bandeng, tambak miliknya, yang berasal dari olahan yang terbuat dari campuran:

* Tekhnologi Bio Compound dengan

* Konsorsium MOL

* Kotoran Sapi segar

* Potongan cincang Batang Pisang dan

* Sampah organik



Remah Potongan Batang Pisang Cincang 


 


Remah potongan batang pisang cincang, berfungsi sebagai filter agar air tambak tidak keruh.

Kombinasi pakan disertai perawatan yang baik, akan menambah imunitas hewan ternak di tambak.

Hingga seorang Pemilik Tambak Ikan Bandeng di Kota Sidoarjo, Jawa Timur.

Kembali berhasil membudidayakan Tambak Udang, dengan varietas yang telah lolos uji coba.

Serta terbukti tidak mengandung Mercuri, dilengkapi sertifikat berstandar ekspor, di Pasar Jepang.

Tambak yang menggunakan Poly-Culture seluas 20 hektare kolam tersebut.

Menggunakan Tekhnologi Bioproces dengan Tekhnologo Bio Compound

( Konsorsium Mikroba ) dan Pupuk Kandang, berupa:

* Kotoran Sapi segar

* Rumen

* Batang Pisang Cincang, dan

* Sampah Organik yang berasal dari TPS Kota Sidoarjo

Dengan memanfaatkan gerakan ikan sebagai sumber oksigen bagi Udang serta sampah organik sebagai pakan Ikan, tanpa perlu lagi menggunakan filter air maupun penggunaan Pompa.

Proses dekompresi menciptakan kualitas air yang lebih baik dan jernih dengan Pakan Ikan dan Udang yang lebih sehat.

Pemilik tambak, juga menggunakan obat herbal untuk mengobati hama penyakit pada Udang serta mengatur salinitas air pada Ikan.






Berdasarkan hasil penelitian Tim Ahli Tekhnologi Bio Compound di lapangan 

Ikan berumur 2 bulan, mati tergantung di pohon sekitar kolam akuakultur Ikan bandeng dan Udang Vannamei, Sidoarjo, Jawa Timur terlihat utuh seperti Ikan yang di awetkan 

Biasanya ikan akan membusuk dimulai pada bagian mata, setelah 2 hari di dalam suhu.

Setiap Musim

Tekhnologi Bio Compound lebih banyak dibutuhkan untuk menurunkan suhu air dalam Tambak.

Kolaborasi antara Peternak hewan Tambak dengan Pemerintah Daerah.

Membuat 70% Peternak Sidoarjo mendapat manfaat dari Tekhnologi Bio Compound Produksi berkualitas.

Dengan 250 ton pemesanan konstan pertahun, berkapasitas produksi 500 ton pertahun.

Keadaan mungkin sangat sulit, karena tidak semua yang terjadi selalu baik, tetapi yang pasti, kekuatan Kasih-Nya, telah menjadi milik kita, bukan hanya milik saya dan anda, bukan hanya milik Petani dan saya maupun orang-orang terdekat saya saja.

Iman mengubah mimpi menjadi kenyataan

Tidak ada yang terjadi sampai seseorang percaya, bahwa hal itu mungkin.







Selasa, 27 Februari 2024

Potensial Murbei di Pertanian dan Peternakan

 Ditulis Oleh Editor


In Frame Sha Mantha 



Tanaman Murbei, yang masih umum dikenal sebagai penghasil buah khas, dari Negara-Negara empat musim tersebut 

Melalui penyebarannya di penjuru Dunia

Tanaman yang dikenal cukup luas ini

Terbagi ke dalam 5 kelompok jenis varietas yang paling banyak ditanam oleh Petani Murbei di seluruh Dunia, diantaranya:

* Varietas Morus alba (murbei putih)

* Varietas Morus nigra (mubei hitam)

* Varietas Morus catayana

* Varietas Morus multicaulis

* Varietas Morus rubra (murbey merah)

Sehingga bukan sebatas tumbuh di daerah beriklim subtropis, yang memiliki suhu udara lebih rendah dari 0°C.

Tetapi juga umum tumbuh di daerah tropis, yang memiliki suhu udara relatif lebih tinggi, sehingga mampu tumbuh sepanjang tahun, sebab tidak mengalami masa istirahat untuk Panen.

Kelebihan dari jenis tanaman ini adalah kandungan protein dan mineralnya yang tinggi.

Namun demikian, tanaman ini tidak tahan terhadap pemotongan yang pendek sehingga dalam perlakuannya, cukup dipotong sekitar 1—1,5 m dari permukaan tanah.

Daun Murbei pada umumnya bisa dipanen sebagai pakan ternak setelah berumur 210 hari setelah masa tanam.

Pemotongan selanjutnya sudah bisa dilakukan setelah 60—70 hari kemudian.

Hijauan Murbei mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dalam kemampuannya mensuplai fermentable energi dan protein sehingga dapat meningkatkan kecernaan pakan dasar berkualitas rendah yang berasal dari limbah Pertanian. 



Perkebunan Murbei di wilayah Saguling, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 



* Pakan Hewan Ternak Ulat Sutera 

Daun Murbei yang berbentuk Oval, Bulat dan berlekuk pada bagian tepi daunnya yang bergerigi, dengan bagian ujung daunnya yang runcing.

Memiliki permukaan atas daun berwarna hijau/suram dan bertekstur licin, dengan bagian bawah daun yang terasa kasar.

Sebagaimana hal tersebut lebih memudahkan para Peternak pakan Ulat Sutera, untuk dapat memaksimalkan fungsi dari daun Murbei sebagai pakan, bagi jenis hewan ternak tersebut, sepanjang tahunnya, tanpa perlu khawatir dengan musim.

* Pakan alternatif Hewan Ternak Jenis Ruminansia, seperti: Kerbau, Lembu dan Sapi

* Suplementasi hijauan Murbei sebagai pakan Domba dan Kambing: 

Dapat meningkatkan kenaikan bobot badan harian Domba maupun meningkatkan produksi Susu kambing.

* Feed suplement bagi pelaku peternak Ayam, rumahan

Hijauan Murbei dapat menggantikan bahan pakan konsentrat yang umumnya mahal harganya. 

Peternak tidak perlu lagi mengkhawatirkan, pakan untuk hewan-hewan ternaknya.

Sebab dalam satu waktu, Petani dapat menanam dan memanen sendiri, pakan hewan ternaknya, sekaligus menjual hasil Perkebunan maupun hasil Peternakannya secara sekaligus dan mandiri.

Tentunya dibutuhkan Tenaga dan waktu, agar Peternak dapat mengontrol dan menentukan sendiri jumlah pakan yang diberikan, terhadap hewan-hewan ternaknya, setiap hari.


Aplikasi Tekhnologi Bio Compound Pada Kebun Murbei



Perkebunan Murbei, di wilayah Saguling, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 



Berdasarkan hasil uji coba melalui Petani binaan tim ahli Bio Tekhnologi kami di Lapangan.

Guna meningkatkan produksi Daun Murbei di Perkebunan miliknya.

Seorang Petani Daun Murbei Rumahan di wilayah Saguling, Bandung, Jawa Barat.

Mengaplikasikan penggunaan Tekhnologi Bio Compound, saat penyemaian hingga tanam.

Sebagai pembanding 



Daun Murbei menggunakan Tekhnologi Bio Compound 



Petani juga menggunakan Tekhnologi dari Luar Negeri yang dibawa oleh Salah satu Universitas ternama di Indonesia.

Dan hasil pembanding terlihat pada kurun waktu 2-4 minggu, setelah perlakuan.

Kurang lebih 1 minggu setelah proses stek.

Pohon Daun Murbei yang menggunakan aplikasi Tekhnologi Bio Compound dan campuran kotoran sapi di awal tanam:

* Pohonnya tumbuh lebih tinggi, serta

* Ditumbuhi banyak cabang dengan daun lebat

* Dengan tingkat kelangsungan hidup lebih dari 80%, serta

* Lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, panas maupun kekurangan air

Sementara perlakuan Pohon Daun Murbei menggunakan kotoran Kambing oleh Universitas ternama tanpa penggunaan Tekhnologi Bio Compound maupun campuran kotoran Sapi: 

* Pohon tumbuh lebih kerdil

* Dengan tingkat kelangsungan hidup kurang dari 80%, serta

* Tidak tahan terhadap cuaca ekstrem, layu saat panas, serta mudah kekurangan air

Aplikasi Tekhnologi Bio Compound

Bermanfaat terhadap tanah dengan tanaman bernilai ekonomis, melalui penggunaan bahan maupun Tekhnologi lokal, yang lebih efisien.

Sebab lebih mudah diaplikasikan sehingga tanaman mampu bertahan dalam cuaca ekstrem.

Dan menghasilkan Daun Murbei berkualitas.

Sehingga bukan sebatas sebagai Pakan saja, tetapi juga menyehatkan Ulat Sutera.

Sekaligus penghasil Kepompong yang lebih mudah di urai saat, saat diproses menjadi benang.


Minggu, 25 Februari 2024

Mari Membuat Sesuatu

 Ditulis Oleh Editor


In Frame Susi Ambar Rukmi 



Pada hakekatnya, setiap orang mencoba mendapatkan peruntungannya melalui cara yang berbeda-beda.

Alam tidak selalu menjanjikan keuntungan, tetapi yang jelas.

Alam selalu memberi apapun yang Manusia butuhkan, tanpa pernah meminta imbalan apa-apa.

Kita hanya perlu berterima kasih kepada Alam, dengan cara merawat lingkungan, mengolah kembali sampah-sampah yang Manusia hasilkan, agar kembali berdayaguna bagi seluruh Makhluk hidup yang ada.

Kita tidak harus menunggu sesuatu datang terlebih dahulu baru bahagia.

Tetapi mengubah cara kita dalam berpikir dengan menyederhanakan pola pikir kita, maka disitulah letak keajaibannya.

Dalam sekejap, pikiran seseorang dapat berubah - ubah, tetapi hati, akan tetap sama. 

Itulah keseimbangan hidup yang menghidupkan.

Untuk itulah tidak ada satupun Manusia yang dapat hidup sendirian di Bumi.

Semua saling memiliki keterikatannya masing-masing, terkoneksi, bahkan dengan alam semesta itu sendiri.

Sejak Dunia dijadikan, jadilah jadi maka terjadilah kejadian/peristiwa.


Olah Sampah Rumah Tangga



Sosialisasi Sampah Tingkat Rumah Tangga, di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, Prov. Banten, Jawa Barat, Indonesia 


Dalam rangka pelatihan olah sampah organik menjadi Media tanam menggunakan Teknologi Bio Compound.

Tim kami memberi pelatihan pada siapapun yang bersedia mengubah pola gaya hidup konvensional menjadi ekologis serta mengubah cara dalam berpikir.

Warga setempat antusias mengikuti pelatihan dengan membawa sampah organik dari dapur masing-masing.

Dan mengolahnya kembali menjadi Media Tanam dalam waktu beberapa jam, untuk dibawa pulang kembali oleh warga setempat seusai pelatihan, guna diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk bertani, merawat tanaman dan lingkungan hidup sekitar.



Warga membawa kembali bibit tanaman yang telah mereka tambahkan campuran media tanam yang mereka buat, dari hasil mengolah limbah sampah organik rumah tangganya


Sehingga tidak ada lagi sampah organik yang berasal dari dalam rumah tangga, yang keluar lagi dari rumah warga sekitar.


Aplikasi Tekhnologi Bio Compound Pada Kebun Tomat


 

Pak Made, Petani Tomat di Wilayah Lembang, Bandung Prov. Jawa Barat, Indonesia 



Pak Made seorang Petani buah Tomat rumahan di wilayah Lembang, Bandung Jawa Barat.

Berpikir terbuka dalam mengembangkan Pengetahuannya dengan mengaplikasikan eksperimen secara mandiri serta perilaku sederhana untuk bekerjasama dengan Alam.

Ia mengolah tanah pertanian miliknya, mulai dari penyemaian, hingga perawatan tanaman, menggunakan sampah organik yang dicampurnya dengan menggunakan Tekhnologi Bio Compound.



Kebun Tomat milik Pak Made di wilayah Lembang, Bandung Prov. Jawa Barat, Indonesia 



Dari 1000 bibit yang di tanamnya

Ia seketika mendapat keuntungan dari hasil eksperimennya tersebut :

* Tiap 1 Pohon Tomat menghasilkan 5 kg Tomat dengan berat rata-rata 200 gram hingga 1 Kg

* Hasil panen tahan lama saat disimpan dalam suhu ruang, serta

* Dapat bertahan selama 30 hari, dan

* Buah Tomat yang jatuh, bijinya telah berkecambah

* Dengan 65 hari usia panen yang lebih cepat dari 80 hari masa panen sebelumnya

 


Buah Tomat hasil eksperimen menggunakan Tekhnologi Bio Compound dari kebun milik Pak Made di wilayah Lembang, Bandung, Prov. Jawa Barat, Indonesia 


 


Dimana sebelum menggunakan Tekhnologi Bio Compound :

Dari 1000 bibit Tomat yang ditanamnya, terdapat sebanyak 250 bibit yang mati terserang Hama.

Namun setelah Ia menggunakan Teknologi Bio Compound, hanya ada 11 bibit tanaman Tomat miliknya yang mati terserang Hama.

Sedangkan Tomat hasil panen tanpa penggunaan Teknologi Bio Compound maksimal dapat disimpan selama 14 hari.

Saat ini Pak Made tengah melakukan uji coba tanam Biji buah tomat yang jatuh, guna memastikan biji dapat menghasilkan turunan dengan kualitas yang sama atau tidak.

Ia pun tak segan berbagi ilmu dengan Petani lain.

Berspekulasilah dan hidup

Kita tidak akan pernah tau hasil, tanpa pernah mencobanya.

INDIKATOR

  Di Tulis oleh Editor  In Frame Sha Mantha                                     Photo Taken by Ruang Kosong 303        Adakah dari Rakyat te...